Duniaindustri.com (Desember 2021) – Indonesia ternyata menduduki peringkat empat dunia untuk eksportir produk pasta dengan pangsa pasar 7,48%. Head of Business and Economic Research Indonesia Eximbank Institute (IEB), Rini Satriani, mengatakan data Trade Map menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara peringkat empat eksportir produk pasta (HS-Code 190230) dunia di 2020, setelah China (17,55 persen), Korea Selatan (16,75 persen) dan Thailand (8,71 persen).
Indonesia menguasai 7,48 persen pangsa ekspor produk pasta dunia. Adapun ekspor produk pasta terbesar Indonesia (2020) adalah mie instan dengan porsi 88,49 persen, sisanya adalah pasta jenis lain (11,12 persen), soun (0,27 persen) dan bihun (0,11 persen).
“Jadi dapat dikatakan bahwa mie instan dan produk pasta lainnya asal Indonesia memiliki cita rasa tersendiri di kalangan penikmat mie maupun pasta di dunia, sesuai dengan slogan LPEI #LokalyangMendunia dan #SalamEkspor,” kata Rini dalam siaran pers, pekan lalu.
Hasil riset yang dilakukan oleh badan usaha Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI/Indonesia Eximbank) menyebutkan bahwa ekspor mie instan Indonesia ke pasar non-tradisional berada dalam tren meningkat di masa pandemi Covid-19.
Menurut Rini, ekspor mie instan yang diproduksi di Indonesia yang menyasar pasar non-tradisonal berada dalam tren meningkat di tengah masa pendemi Covid-19.
“Pada 2020, total ekspor mie instan Indonesia mencapai USD271,34 juta atau meningkat 22,96 persen (year-on-year) dari 2019 sebesar USD220,7 juta. Data terkini menunjukkan, nilai ekspor kumulatif Januari-September 2021 tercatat sebesar USD185,04 juta,” kata Rini.
Dia menyebutkan, kondisi pandemi Covid-19 telah memaksa sejumlah negara untuk menerapkan kebijakan pembatasan kegiatan sosial secara ketat dalam upaya menekan mobilitas maupun aktivitas masyarakat di luar rumah. Maka, lanjut dia, hal ini mendorong masyarakat untuk menyimpan makanan sebagai bentuk antisipasi terhadap potensi perpanjangan pembatasan sosial, salah satunya adalah mie instan.
Berdasarkan riset IEB, lanjut Rini, World Instant Noodle Association mencatat bahwa konsumsi mie instan global mencapai 116,56 miliar porsi, sedangkan Indonesia berada di peringkat kedua dengan tingkat konsumsi sebanyak 12,6 miliar porsi atau setara dengan 10,84 persen konsumsi dunia di 2020.
Dia menyampaikan, peningkatan konsumsi mie instan sekaligus mengonfirmasi hasil survei Trailer Park Group Variety (TPG)/Variety Intelligence Platform Covid Impact Study yang mencatat bahwa masyarakat usia produktif di AS lebih banyak menonton televisi, film dan media digital lainnya pada masa pandemi, sehingga aktivitas ini turut mendongkrak konsumsi mie instan.
Lebih lanjut dia menyebutkan, ekspor mie instan di 2020 sebagian besar ditujukan ke Malaysia (31,4 persen) yang selanjutnya diikuti Australia (9,84 persen), Singapura (4,7 persen), Amerika Serikat (4,51 persen) dan Timor Leste (4,25 persen). “Ekspor Indonesia ke lima negara tujuan tersebut di 2020 bertumbuh positif dan berada dalam tren meningkat selama lima tahun terakhir, tercermin dari CAGR yang positif”.
Berdasarkan pengamatan data ekspor mie instan periode 2020-2021 yang dilakukan IEB, terdapat sejumlah negara tujuan ekspor utama yang mencatatkan peningkatan permintaan mie instan, antara lain ke Timor Leste menjadi USD9,78 juta, Kamboja menjadi USD7,75 juta, Taiwan menjadi USD6,42 juta, Vietnam menjadi USD3,29 juta dan Madagaskar meningkat menjadi USD1,98 juta.
“Destinasi ini merupakan pasar non-tradisional, sehingga memberikan sinyal bahwa peluang pasar ke depan semakin terbuka tidak hanya untuk mie instan, tetapi produk makanan olahan lainnya,” papar Rini.(*/berbagai sumber/tim redaksi 09/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 245 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 245 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini: