Duniaindustri.com (Maret 2021) – Dalam sembilan bulan terakhir secara berturut-turut, Indonesia mampu membukukan surplus dagang (surplus neraca perdagangan), di tengah ekspektasi pemulihan ekonomi pasca pandemi. Meski demikian, trend mata uang rupiah justru melemah hingga menyentuh level terendah dalam empat bulan terakhir di level Rp 14.300-an per US$.
Neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2020 tercatat surplus USD21,74 miliar, dan berlanjut pada Januari 2021 (USD1,96 miliar). Dengan demikian, tren surplus dagang telah tercatat selama 9 bulan berturut-turut.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan faktor pendorong surplus dagang itu. “Sepanjang 2020, ekspor dari sektor pertanian dan industri dapat tumbuh positif masing-masing sebesar 14% dan 2,94%,” ujarnya dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Kamis (4/3).
Faktor pendorong lainnya, lanjut dia, ditopang perbaikan harga komoditas, seperti minyak sawit dan pertambangan dalam kontribusi yang baik. “Negara-negara tujuan ekspor kita juga masih negara yang selalu menjadi andalan. Hal ini bisa kita lihat bahwa ada potensi sektor ekspor didorong oleh sektor manufaktur,” jelasnya.
Minyak kelapa sawit dan produk turunannya mengalami peningkatan nilai ekspor menjadi USD17,36 miliar (10,63%) selama tahun 2020 dan kokoh berada di puncak sebagai kontributor utama ekspor Indonesia. Hal itu menjadikan minyak sawit penopang utama ekspor Indonesia didorong harga CPO yang meningkat pada semester II-2020.
Selanjutnya, dari sektor emas, kinerja ekspor emas dan granule tercatat ada peningkatan menjadi USD5,280 juta pada 2020. Indonesia sebagai salah satu pemain besar emas dunia yang juga memiliki lokasi tambang emas terbesar di dunia sudah selayaknya mendapatkan leverage dari posisi tersebut.
“Saat ini sedang dikaji pembentukan bullion bank, karena melihat potensi yang kita miliki ini dapat memberikan banyak manfaat seperti menghemat devisa bagi pemerintah, sumber pembiayaan bagi industri, diversifikasi produk bagi bank, dan return bagi masyarakat,” kata dia.
“Pemerintah juga mendorong pengembangan industri hilir untuk meningkatkan produksi dan ekspor produk hilir dimana 19 smelter mineral telah dibangun pada tahun 2020 dan direncanakan akan terus berkembang hingga 53 smelter dibangun pada 2024,” paparnya.
Pelemahan Rupiah
Sementara itu, pada Jumat (5/3) siang pelemahan rupiah masih terjadi dan berada di sekitar level terendah empat bulan. Pada pukul 11.30 WIB, kurs rupiah diperdagangkan pada level Rp14.321 per dolar AS atau melemah 54 poin atau 0,39% dibandingkan posisi penutupan di pasar spot pada Kamis sore Rp14.266 per dolar AS.
Bank Indonesia menyatakan siap turun tangan melakukan intervensi untuk menjaga nilai tukar rupiah yang saat ini tengah tertekan karena kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (treasury), yang mendongkrak dolar AS dan memukul mata uang dan pasar saham emerging Asia.(*/berbagai sumber/tim redaksi 08 & 10/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 222 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 222 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini: