Latest News
You are here: Home | Umum | Remunerasi Komisaris dan Direksi Adaro Energy Rp 55,62 miliar
Remunerasi Komisaris dan Direksi Adaro Energy Rp 55,62 miliar

Remunerasi Komisaris dan Direksi Adaro Energy Rp 55,62 miliar

Duniaindustri.com — Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi PT Adaro Energy Tbk pada periode sembilan bulan di 2011 mencapai US$ 6,18 juta atau Rp 55,62 miliar (dengan kurs Rp 9.000/US$). Jumlah tersebut meningkat 53,7% dibanding periode sembilan bulan di 2010 sebesar US$ 4,02 juta atau Rp 36,18 miliar.

Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi diperoleh dari laporan keuangan PT Adaro Energy Tbk dan anak usaha untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2011.

Adapun jajaran dewan komisaris PT Adaro Energy Tbk adalah Edwin Soeryadjaya sebagai presiden komisaris, Theodore Permadi Rachmat sebagai wakil presiden komisaris, Ir Subianto sebagai komisaris, Lim Soon Huat sebagai komisaris, Ir Palgunadi Tatit Setyawan sebagai komisaris independen, Dr Ir Raden Pardede sebagai komisaris independen.

Sementara jajaran dewan direksi PT Adaro Energy Tbk adalah Garibaldi Thohir sebagai presiden direktur, Christian Ariano Rachmat sebagai wakil presiden direktur, Sandiaga Salahuddin Uno sebagai direktur, Andre Johannes Mamuaya sebagai direktur, David Tendian sebagai direktur, Chia Ah Hoo sebagai direktur, M Syah Indra Aman sebagai direktur.

Peningkatan remunerasi bagi dewan komisaris dan direktur PT Adaro Energy Tbk sejalan dengan kenaikan pendapatan perusahaan. Untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2011, Adaro Energy mencatatkan pendapatan US$ 2,92 miliar atau senilai Rp 26,28 triliun (dengan kurs Rp 9.000/US$). Angka itu naik 47,47% dibanding periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2010 sebesar US$ 1,98 miliar atau Rp 17,82 triliun.

Laba bersih Adaro Energy untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2011 sebesar US$ 376 juta atau Rp 3,38 triliun (dengan kurs Rp 9.000/US$). Angka tersebut meningkat 96,8% dibanding periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2010 sebesar US$ 191 juta atau Rp 1,7 triliun.

Adaro Energy merupakan produsen batubara terbesar kedua di Indonesia, setelah PT Bumi Resources Tbk. Indonesia menjadi eksportir batubara terbesar kedua di dunia, setelah Australia pada 2009-2010. Batubara dibutuhkan untuk pembangkit listrik dan sumber bahan bakar industri.

Dewan Energi Nasional mengolah data dari International Energy Agency (IEA) yang menyatakan, Indonesia pada tahun 2009 mengekspor batubara sebesar 261,4 juta ton, sementara Australia mengekspor batubara 288,5 juta ton pada tahun itu. Pada 2010, ekspor batubara Indonesia diperkirakan mencapai 275 juta ton.

Selain Australia dan Indonesia terdapat sejumlah negara lain yang juga menempati posisi dalam Top 8 Eksportir Batubara Terbesar di Dunia, yaitu Rusia (130,9 juta ton), Kolombia (75,7 juta ton), Afrika Selatan (73,8 juta ton), Amerika Serikat (60,4 juta ton), China (38,4 juta ton), dan Kanada (31,9 juta ton).

Sedangkan menurut World Energy Council dalam Survey of Energy Resources-2010 pada akhir tahun lalu, cadangan batubara terbukti dunia terbesar terdapat di Amerika Serikat, Rusia, China, Australia, dan India.

Amerika Serikat menempati tempat teratas dengan total cadangan batubara 237,29 juta ton (22,6% cadangan dunia), Rusia menempati tempat kedua dengan 157,01 juta ton (14,4% cadangan dunia), disusul China dengan cadangan sebesar 114,50 juta ton (12,6% cadangan dunia), kemudian Australia dengan cadangan terbukti 76,50 juta ton (8,9% cadangan dunia), dan posisi ke-5 diisi oleh India dengan 60,6 juta ton (7% cadangan dunia).

Sementara Indonesia hanya menempati urutan ke-14 dengan jumlah total cadangan terbukti 5,529 juta ton (0,6% dari total cadangan batubara dunia).
Berdasarkan data Statistical Review of World Energy di tahun 2009, China merupakan negara produsen batubara terbesar dengan 3,05 miliar ton (45,6% produksi dunia), sedangkan Indonesia menempati posisi ke-7 dengan jumlah produksi 252,5 juta ton (3,6% produksi dunia).

Peran batubara sebagai sumber energi terus mengalami peningkatan dari 41 juta ton di 2005 menjadi 67 juta ton di 2010. Dalam struktur energi nasional, porsi batubara di 2005 sebesar 19% dan naik menjadi 23% di 2010.(Tim redaksi 01)

desainbagus kecil

DIVESTAMA2 (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top