Duniaindustri.com (Maret 2022) – Pemerintah melalui Menteri Perdagangan tampaknya makin agresif berupaya mengatasi krisis komoditas minyak goreng di dalam negeri. Sebab, krisis minyak goreng makin memuncak ditandai dengan meluasnya kelangkaan komoditas tersebut hingga adanya pabrik yang justru stop produksi. Volatilitas harga komoditas di pasar internasional ikut mendorong harga minyak sawit mentah (CPO) yang menjadi bahan baku utama minyak goreng, sehingga mengganggu pasokan di dalam negeri.
Kelangkaan minyak goreng telah terjadi selama beberapa pekan terakhir membuat para pedagang dan ibu rumah tangga menjerit di sejumlah daerah antara lain Jabodetabek, Medan, dan daerah lainnya. Secara kontradiksi, sekitar 6 pabrik minyak goreng justru berhenti produksi karena kekurangan bahan baku CPO.
Sebagai respons terbaru, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menaikkan kewajiban suplai domestik (Domestic Market Obligation/DMO) untuk minyak sawit mentah (CPO) menjadi 30 persen dari sebelumnya 20 persen.
“Kami tetapkan DMO menjadi 30 persen dan akan berlaku besok (hari ini, red). Sehingga semua yang mengekspor CPO mesti menyerahkan DMO 30 persen,” kata Mendag saat menggelar konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu (9/3).
Menurut dia, kebijakan tersebut diputuskan mengingat masih terjadi ketidaklancaran distribusi minyak goreng di pasar-pasar dan untuk menjaga agar stok cukup bagi industri minyak goreng. Mendag menegaskan kebijakan itu akan berlaku hingga kondisi perdagangan minyak goreng menjadi normal atau hingga seluruh masyarakat mendapatkan minyak goreng dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Mengutip data Kemendag, HET minyak goreng curah yang ditetapkan yakni Rp11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp14.000 per liter. Lutfi melaporkan, sejak 14 Februari-8 Maret 2022, distribusi minyak goreng telah berjalan di seluruh kabupaten dan kota.
Adapun total ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya mencapai 2.771.294 ton dan terdapat 126 penerbitan ekspor dari 56 eksportir. Selain itu, total DMO yang terkumpul sejak kebijakan tersebut ketok palu yakni 573.890 ton dan telah terdistribusi sebesar 415.787 ton dalam bentuk minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan ke pasar.
“Pendistribusian DMO telah melebihi perkiraan kebutuhan konsumsi satu bulan yang mencapai 327.321 ton,” pungkas Lutfi.
Sebelumnya, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR, MH Said Abdullah mendesak pemerintah untuk menghentikan ekspor kelapa sawit. Dia menilai kebijakan domestic market obligation (DMO) dan domestic price obligation (DPO) tidak efektif. Sementara minyak goreng langka di pasar domestik.
Said menilai, kebijakan DMO dan DPO minyak sawit mentah maupun produk turunannya tidak mampu menciptakan stabilitas harga minyak goreng dan bahkan telah mengalami kenaikan harga yang tinggi serta kelangkaan produk di sejumlah daerah.
“Pemerintah harus menghentikan sementara ekspor kelapa sawit, setidaknya sebulan, agar ada kepatuhan sejumlah produsen besar untuk memenuhi kebutuhan sawit domestik,” tegas Said.
Dia menyebutkan, masyarakat telah berulang kali menghadapi persoalan serupa dari waktu ke waktu, seperti kelangkaan kedelai, beras, bawang putih, bawang merah, cabai merah dan bahkan kelangkaan stok batubara. “Terbaru, rakyat dibuat susah dengan kelangkaan stok minyak goreng di berbagai tempat,” imbuhnya.
Said menduga bahwa kelangkaan sejumlah produk pangan tersebut bukan hanya sebatas persoalan manajemen supply dan demand. “Besar kemungkinan ada motif mens rea (niat jahat) untuk mendapatkan berbagai keuntungan secara singkat dan mengabaikan berbagai pertimbangan strategis yang menyangkut hajat hidup orang banyak,” ujarnya.
Dia mencontohkan, kasus penimbunan minyak goreng di Sumatera Utara memang sudah direspons pemerintah dengan memberikan subsidi, melakukan operasi pasar dan pemberlakuan kebijakan DMO untuk kelapa sawit yang menjadi bahan mentah minyak goreng sebesar 20 persen dari total ekspor. (*/berbagai sumber/tim redaksi 09/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 250 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 250 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini: