Duniaindustri.com (Desember 2025) — Rencana terbaru pemerintah yang mewajibkan eksportir komoditas menempatkan seluruh devisa hasil ekspor (DHE) secara eksklusif di bank-bank milik negara (Bank BUMN ) memicu kekhawatiran, dengan sejumlah analis menilai kebijakan ini berpotensi dipandang sebagai bentuk “soft capital control”. Kebijakan ini dianggap sebagai pergeseran paling jelas menuju pengelolaan devisa yang lebih terpusat oleh pemerintah, dan dinilai dapat membawa konsekuensi besar bagi sektor perbankan, terutama bagi bank-bank BUMN.
Mulai 1 Januari, eksportir komoditas seperti batu bara, sawit, dan nikel wajib menahan 100% DHE mereka di bank BUMN selama minimal satu tahun. Mereka juga hanya diperbolehkan mengonversi maksimal 50% dari pendapatan ekspor ke rupiah — turun dari batas sebelumnya yang mengizinkan konversi hingga 100%.
Aturan baru ini dimaksudkan untuk menutup celah yang memungkinkan dana dipindahkan ke luar negeri meski ada kewajiban penahanan selama setahun, sekaligus menopang rupiah yang terus melemah. Namun para ekonom memperingatkan bahwa sentralisasi devisa di bank BUMN dapat mengganggu sinyal harga serta menambah ketidakpastian terkait arah kebijakan jangka panjang.
Menurut analis UOB Kay Hian, Suryaputra Wijaksana, aturan ini merupakan “pergeseran menuju kontrol langsung negara untuk membangun cadangan devisa”, mencerminkan upaya pemerintah memusatkan likuiditas dolar di dalam negeri setelah reformasi sebelumnya dinilai kurang efektif. Ia menambahkan bahwa kebijakan tersebut dapat meningkatkan kecemasan pasar di tengah minimnya partisipasi asing di pasar obligasi domestik.
Rencana revisi per Januari 2026 ini merupakan perubahan kedua setelah kebijakan Maret lalu yang mewajibkan eksportir sektor sumber daya menyimpan seluruh pendapatan luar negeri di dalam negeri selama satu tahun — langkah yang diperkirakan dapat menambah sekitar US$80 miliar cadangan devisa.
Indonesia, dengan Ekonomi terbesar di Asia Tenggara, tengah menghadapi volatilitas rupiah yang dipicu defisit transaksi berjalan dan arus keluar modal. Rupiah menjadi salah satu mata uang dengan kinerja terlemah di kawasan tahun ini, melemah lebih dari 3% terhadap dolar AS, sementara banyak mata uang Asia lainnya justru menguat.
Pejabat Kementerian Keuangan menyatakan aturan baru ini bertujuan memastikan pendapatan ekspor tetap berada di dalam negeri dan mencegah praktik konversi rupiah kembali ke valas untuk ditempatkan di luar negeri. Pemerintah berharap aturan ini dapat meningkatkan likuiditas dolar onshore dan mengurangi tekanan pada rupiah.
Namun para analis menekankan bahwa kelemahan struktural yang menekan rupiah belum terselesaikan. Wijaksana mencatat bahwa impor yang meningkat serta kekhawatiran fiskal yang memicu arus keluar portofolio tetap menjadi faktor utama. “Revisi ini mungkin sementara menambah pasokan valas di sistem, tetapi tidak menyelesaikan ketidakseimbangan struktural yang melemahkan mata uang,” katanya.
Aturan baru ini berpotensi mengubah dinamika likuiditas perbankan. Bank-bank BUMN seperti Bank Mandiri, BRI, dan BTN diperkirakan akan menerima lonjakan dana valas berbiaya murah, memperkuat peran mereka sebagai lembaga intermediasi valas utama. Pemerintah juga berencana menerbitkan obligasi valas sebagai opsi penempatan DHE, yang dapat dibeli bank BUMN dan eksportir dengan minimum US$1 juta dan disertai insentif pajak. Ini diperkirakan memperkuat neraca jangka pendek bank-bank negara.
Helmi Arman, ekonom kepala Citi Indonesia, memperingatkan bahwa kebutuhan dolar musiman di akhir tahun dapat memangkas pasokan valas antarbank hingga sekitar US$2 miliar per bulan mulai Januari — kekurangan yang kemungkinan harus ditutup Bank Indonesia melalui intervensi, berpotensi menggunakan cadangan devisa hasil pinjaman. Eksportir komoditas juga bisa menghadapi tekanan arus kas jika aturan tersebut diterapkan penuh. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) telah meminta Kementerian Keuangan untuk meninjau ulang rencana tersebut.(*/berbagai sumber/tim redaksi 09)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor AI (data scarapping multi platform)
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 312 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 312 database, klik di sini
- Butuh 28 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 20 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 21 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 7 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”
Atau simak video berikut ini:
Contoh testimoni hasil survei daerah:





Dunia Industri Pionir Berita dan Komunitas Industri Indonesia


