Latest News
You are here: Home | Elektronik | Raksasa Elektronik China Akuisisi 80% Saham Toshiba Home Appliances
Raksasa Elektronik China Akuisisi 80% Saham Toshiba Home Appliances

Raksasa Elektronik China Akuisisi 80% Saham Toshiba Home Appliances

Duniaindustri.com (Maret 2016) – Raksasa elektronik asal China, Midea Group, mengakuisisi sekitar 80% saham Toshiba Home Appliances, jaringan bisnis produk elektronik rumah tangga dari konglomerat Jepang Toshiba yang sedang menurun kinerjanya, senilai US$ 473 juta. Sedangkan sisa 19,9% saham masih tetap dipegang Toshiba Lifestyle Product & Services Corporation untuk mempertahankan namanya.

Menurut pernyataan bersama kedua perusahaan seperti dikutip AFP, dengan akuisisi tersebut, Midea dapat menggunakan lisensi merek Toshiba untuk produk elektronik rumah tangga selama 40 tahun, memperoleh lebih dari 5.000 aset properti intelektual, dan diberi wewenang untuk menggunakan hak paten Toshiba.

Akuisisi senilai US$ 473 juta atau Rp 6,15 triliun itu merupakan ekspansi terbaru perusahaan China seiring rangkaian akuisisi lainnya di luar negeri. Perusahaan China yang didukung pemerintahnya saat ini gencar mengakuisisi perusahaan di luar negeri untuk mendorong kontribusi perekonomian di luar daratan China, terutama di sektor consumer product.

Perusahaan China telah menjadi berita utama global dengan akuisisi multi-miliar dolar dalam beberapa tahun terakhir, termasuk BUMN ChemChina yang menawar raksasa pestisida dan benih tanaman asal Swiss, Sygenta, senilai US$ 43 miliar. Jika terjadi kesepakatan, akuisisi ChemChina terhadap Sygenta menjadi yang terbesar sepanjang sejarah perusahaan China mengakuisisi perusahaan di luar negeri.

Selain ChemChina, Haier juga pada Januari 2016 mengumumkan akuisisi terhadap lini bisnis General Electric di industri peralatan dan permesinan sebesar US$ 5,4 miliar.

Midea Chairman Fang Hongbo mengatakan akuisisi unit Toshiba – yang dia disebut ikon merek – itu adalah tonggak penting dalam upaya Midea melakukan globalisasi usaha. “Akuisisi ini akan secara signifikan memperkuat daya saing kami di Jepang, Asia Tenggara, dan pasar global,” ucapnya.

Di Indonesia, Toshiba juga bernasib tidak bagus. Toshiba harus menutup salah satu pabriknya dan menjualnya kepada perusahaan China, yakni Haier dan Skywatch.

Raksasa Elektronik Tumbang
Pada awal Februari 2015, kabar kurang sedap muncul dan mengguncang industri elektronik nasional. Dua perusahaan raksasa elektronik asal Jepang, yakni Toshiba dan Panasonic, menutup pabriknya di Indonesia awal tahun ini, sehingga menimbulkan pemutusan hubungan kerja (PHK) sekitar 2.500 karyawan.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, dengan ditutupnya pabrik Toshiba di Cikarang, maka tinggal menyisakan satu perusahaan di Tanah Air. “Tak lebih dari sebulan, dua raksasa elektronik Jepang, di Cikarang pabrik Toshiba telah resmi tutup. Tak ada lagi pabrik Toshiba di Indonesia kecuali Toshiba Printer di Batam,” ujarnya.

PT Toshiba Consumer Products Indonesia, salah satu perusahaan manufacturing Jepang yang bergerak di bidang industri elektronik, mengklarifikasi data yang disebutkan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) terkait pemutusan hubungan kerja (PHK) yang akan dilakukan pihaknya. Perusahaan membantah ada 900 karyawan terkena PHK.

Salah satu eksekutif Toshiba Consumer Products yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, total karyawan perusahaan memang sebanyak 900 orang. Namun, akhir Maret nanti hanya akan ada PHK terhadap sekitar 360 orang.

“Total buruh Toshiba sekarang 900 orang, yang di PHK akhir Maret nanti 360-an saja,” ujarnya saat dihubungi wartawan di Jakarta.

Pihak Toshiba juga menjelaskan PHK dilakukan bukan karena pabrik mau ditutup tapi akibat akan diambil alih oleh perusahaan asal China. Selain itu, produksi TV tahun lalu diakui turun menjadi 30.000 unit dari total kapasitas 350.000 unit setahun.

Setelah diakuisisi nanti, produksi TV masih dengan merk Toshiba dan tidak menutup kemungkinan akan produksi barang selain TV. Peluang mempekerjakan karyawan lagi juga tetap ada. “Kemungkinan akan produksi barang-barang selain TV juga dan bukannya tidak mungkin untuk memperkerjakan lebih banyak buruh,” pungkasnya.(*/berbagai sumber/tim redaksi 01)

datapedia

DIVESTAMA2 (1)

desainbagus kecil

d-store

CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:

TwitterLogo Like-us-on-Facebook

logo slideshare google-plus-logo

watch_us_on_youtube

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top