Latest News
You are here: Home | Agroindustri | Rajawali Corp Kantongi Konsesi Lahan Gula 25 Ribu Hektare
Rajawali Corp Kantongi Konsesi Lahan Gula 25 Ribu Hektare

Rajawali Corp Kantongi Konsesi Lahan Gula 25 Ribu Hektare

Duniaindustri (Juli 2011) – Minat investasi di industri gula mulai meningkat, namun konsesi lahan gula masih menjadi kendala utama. Sejumlah investor tertarik mengembangkan sektor tersebut sejalan dengan lonjakan kebutuhan gula nasional.

Pemerintah telah memulai program revitalisasi pabrik gula lama dan merancang 10-25 pabrik gula baru. Sasarannya, swasembada gula nasional sebesar 5,7 juta ton pada 2014. Untuk pabrik gula baru dibutuhkan lahan seluas 350 ribu hektare yang telah disusun rencana bisnis pembangunan pabrik gula baru di 4 wilayah yaitu Kabupaten Merauke-Papua, Kabupaten Purbalingga-Jawa Tengah, Kabupaten Konawe Selatan-Sulawesi Utara, dan Kabupaten Sambas-Kalimantan Barat.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian yang diperoleh duniaindustri.com, dari alokasi dan konsesi lahan gula yang diperlukan untuk mendukung pembangunan pabrik tersebut seluas 350 ribu hektare, baru 25 ribu hektare yang telah mendapat kepastian yaitu lahan milik Rajawali Corporation di Merauke, Papua.

Rajawali Corporation melalui anak usahanya, PT Cenderawasih Jaya Mandiri, akan berinvestasi di sektor industri gula dalam proyek Merauke Food and Energy Estate. Berbeda dengan data Kementerian Perindustrian, Direktur Pelaksana Rajawali Corporation Darjoto Setyawan sebelumnya mengklaim, Rajawali Corp sudah mengantongi izin pengelolaan lahan seluas 40 ribu hektare. “Izin lokasinya sudah didapat dari Bupati seluas 40 ribu hektare,” katanya.

Rajawali Corporation yang dimiliki taipan Peter Sondakh akan membuka perkebunan tebu seluas 70 ribu hektare. “Yang 30 ribu hektare masih proses,” ujarnya. Untuk investasi tersebut, kata dia, perseroan telah menyiapkan dana US$ 400 juta.

“Rencananya kami akan membangun dua pabrik di sana. Target produksinya 25 ribu ton tebu giling per hari, itu setara dengan 340 ribu ton gula per tahun,” kata Darjoto. Untuk mencapai target produksi tersebut, menurut Daryoto, waktu yang diperlukan adalah 3-4 tahun.

Darjoto menyatakan saat ini pihaknya juga telah melakukan sosialisasi ke masyarakat adat setempat. “Tanggapannya sangat bagus,” ujarnya. Dia optimis, proses perizinan itu akan selesai dalam 2,5-3 tahun.

Minat Wilmar
Selain Rajawali Corporation, Wilmar International Ltd juga akan merambah sektor gula. Raksasa sawit yang berbasis di Singapura itu akan membangun pabrik gula di Papua senilai US$ 2 miliar. “Wilmar akan membangun pabrik gula dan perkebunannya di Papua,” kata Komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia, anak usaha Wilmar International Ltd, MP Tumanggor.

Lewat anak usahanya PT Wilmar Nabati Indonesia, perusahaan yang mayoritas sahamnya dikuasai pengusaha Martua Sitorus dan keluarga Tan Sri Robert Kuok (Malaysia) itu berencana membangun pabrik gula dan membuka perkebunan tebu di Papua.

Megaproyek Wilmar di Papua masih dalam proses studi kelayakan lahan seluas 100 ribu hektare di Merauke, Papua. Selain itu, perusahaan tersebut sedang mengkalkulasi akses infrastruktur penghubung yang ada, karena kondisi saat ini di wilayah tersebut masih minim.(Tim redaksi 02)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top