Duniaindustri.com – Bubur kertas (pulp) dan kertas produksi Indonesia diperkirakan tetap menguasai 2,5% pasar dunia pada 2011. Kebutuhan kertas dunia pada 2011 ditaksir mencapai 350 juta ton dan pulp 200 juta ton.
Saat ini produksi kertas Indonesia menduduki peringkat ke-12 dunia, dengan pangsa 2,2% dari total produksi dunia yang mencapai 350 juta ton. Sedangkan produksi pulp Indonesia menduduki peringkat ke-9 dunia, dengan pangsa 2,5% dari total produksi dunia yang mencapai 200 juta ton.
Di Indonesia, mengutip data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), tercatat 80 produsen pulp dan kertas dengan total kapasitas produksi 6,29 juta ton per tahun. Produsen terbesar adalah Grup Sinar Mas (PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk dan PT Lontar Papyrus) dengan kapasitas 2,68 juta ton per tahun atau 42% dari total kapasitas nasional. Produsen terbesar kedua adalah PT Riau Andalan Pulp & Paper dengan kapasitas produksi 2,21 juta ton atau 35% dari total kapasitas nasional.
Produksi kertas Indonesia di 2010 mencapai 11 juta ton, naik 2,4 juta ton dari produksi tahun sebelumnya sekitar 8,6 juta ton. “Kenaikan produksi kertas menjadi 11 juta ton itu disebabkan oleh pasokan bahan baku kayu mulai normal sejak terjadi kasus pelarangan menebang kayu pada 2007 hingga 2008,” ujar M Mansyur, Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI).
Setelah menghadapi krisis finansial global pada 2008, industri pulp dan kertas Indonesia mulai bangkit, didukung oleh harga pulp dunia yang mulai bergerak naik. Pada November 2009, harga pulp melonjak menjadi US$ 710 per ton. Kenaikan harga tersebut terus berlanjut hingga 2010. Padahal sebelumnya, harga pulp sempat merosot ke titik terendah pada level US$ 490 per ton pada 2008.
Industri pulp dan kertas Indonesia semakin kompetitif dibanding produk dari negara lain, khususnya dari negara negara maju seperti Amerika Serikat dan Kanada. Selama periode 2004–2008, kapasitas produksi pulp nasional meningkat rata-rata 0,6% per tahun, yaitu dari 5,2 juta ton menjadi 6,4 juta ton per tahun. Pada 2009, kapasitas terpasangnya meningkat lagi menjadi 6,9 juta ton per tahun, seiring dengan beroperasinya pabrik baru. Pada priode yang sama, kapasitas produksi kertas juga mengalami peningkatan yang berarti, dari 10 juta ton menjadi 10,9 juta ton per tahun.
Sementara itu, konsumsi kertas dunia naik 2%-3% per tahun. Pertumbuhan konsumsi ini diharapkan dapat dimanfaatkan pabrik pulp dan kertas Indonesia. Ini karena Indonesia memiliki keunggulan dalam hal bahan baku di antaranya, umur panen kayu yang lebih pendek, yakni 6-8 tahun.
Tahun lalu konsumsi kertas domestik naik dari 2,78 juta ton pada 1998 menjadi 3,91 juta ton. Untuk tahun-tahun berikutnya, konsumsi kertas domestik terus meningkat rata-rata 5% per tahun.
Tingkat konsumsi kertas di Indonesia baru mencapai 25 kilogram per kapita. Bandingkan dengan Malaysia yang sumber daya alamnya terbatas, tetapi konsumsi kertasnya mencapai 106 kilogram per kapita, dan Singapura 180 kilogram per kapita.(Tim redaksi 02)