INVESTASI HILIR CPO MAKIN DERAS
Duniaindustri.com (Maret 2016) – PT Perkebunan Nusantara III (Persero), BUMN perkebunan, membangun pabrik minyak goreng berkapasitas 600.000 ton per tahun di Kawasan Ekonomi Khusus, Sei Mangke, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, dengan total nilai investasi Rp501,08 miliar. PTPN III menunjuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) untuk membangun konstruksi pabrik tersebut.
Wika memenangi tender proyek pembangunan pabrik minyak goreng tersebut. Pengumuman pemenang tender teserbut berdasarkan evaluasi administrasi, teknis, harga, kualifikasi, dan verifikasi yang dilakukan oleh PTPN III.
“Kami ditunjuk oleh PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sebagai pemenang tender pekerjaan pembangunan pabrik minyak goreng berkapasitas 600.000 ton CPO/tahun,” kata Direktur Utama Wika Bintang Perbowo.
Dia menjalankan, rencananya proyek ini akan berlangsung selama 18 bulan kalender kerja. Lingkup pekerjaan WIKA proyek ini adalah Engineering, Procurement & Construction (EPC) yang meliputi basic design, detail design for processing plant (ISBL) and utilities (OSBL).
Selanjutnya, procurement (purchasing, expediting, logistics & formalities logistics); construction (site management, warehousing); project Management, HSE, quality control, commissioning, start up, termasuk warranty.
Investasi Mengalir Deras
Menurut catatan duniaindustri.com, investasi PTPN III di industri minyak goreng sebesar Rp 501 miliar menambah panjang daftar perusahaan yang melakukan investasi dan ekspansi di sektor hilir kelapa sawit. Pada 2014-2015, terjadi investasi sekitar Rp 24 triliun mengalir ke industri hilir minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) antara lain minyak goreng, oleokimia, dan biodiesel.
Kenaikan investasi yang sangat signifikan tersebut telah meningkatkan kapasitas produksi minyak goreng di Indonesia sekitar 80% hanya dalam waktu dua tahun terakhir. Sementara kapasitas produksi oleokimia naik sekitar 70% dan kapasitas produksi biodiesel tumbuh 66%.
Duniaindustri.com menilai investasi yang mengalir deras ke industri hilir CPO didorong pelemahan harga komoditas dunia, terutama CPO. Kondisi itu memaksa pelaku industri dan perusahaan perkebunan untuk mengolah minyak sawit mentah menjadi produk hilir yang bernilai tambah dan berkonsentrasi di pasar lokal. Tren ini wajar dilakukan sebagai salah satu strategi mengingat kejatuhan harga komoditas dunia juga terjadi seiring dengan pelemahan permintaan global. Pasar lokal menjadi andalan perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit.(*/berbagai sumber/tim redaksi 03)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: