Duniaindustri.com (September 2022) – Laju inflasi yang terus meninggi di Indonesia diproyeksi makin melonjak pasca kenaikan harga BBM bersubsidi. Peneliti Center of Food, Energi, and Sustainable Development Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Dhenny Yuartha Junifta menyebut titik tertinggi inflasi secara tahunan bisa mencapai 8,79 persen di 2022.
Pasalnya, lanjut dia, setiap kenaikan harga BBM senilai 1 persen, Indeks Harga Konsumen (IHK) akan naik 0,12 persen. “Jadi ketika harga BBM naik, IHK juga akan meningkat. Kita bisa tahu dari beberapa grafik bagaimana kenaikan pertalite meningkatkan IHK pada 2016 dan 2018,” katanya, pekan lalu.
Kenaikan harga BBM yang meningkatkan inflasi juga akan mengurangi konsumsi rumah tangga dimana kenaikan inflasi sebesar 1 persen akan mengurangi konsumsi rumah tangga sebesar 0,008 persen. “Semakin tinggi inflasi tentu konsumsi rumah tangga nasional akan berkurang. Ini yang juga tentunya akan berdampak terhadap tingkat kemiskinan yang berpotensi naik,” katanya.
Pasalnya, kenaikan upah riil buruh tidak sejalan dengan kenaikan inflasi sebagaimana terjadi pada 2021 dimana upah riil buruh hanya naik 0,13 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sementara inflasi bahan pangan naik secara tahunan hingga mencapai 3,2 persen.
Ia menyarankan pemerintah menambah bantalan sosial kepada masyarakat karena bantuan sosial senilai Rp24,17 triliun diperkirakan tidak akan cukup meredam dampak kenaikan harga minyak dunia terhadap daya beli masyarakat.
Baik Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk 20,65 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan subsidi upah untuk 16 juta pekerja semestinya diberikan dengan nominal setidaknya Rp1 juta per penerima per bulan.
“Ada sekitar 113 juta aspiring middle class artinya ada 113 juta kelas menengah yang dia itu sebenarnya tidak miskin, tapi dia mudah masuk ke masyarakat miskin,” ucapnya.
Sementara itu, Bank Pembangunan Asia (ADB) memangkas perkiraan pertumbuhan 2022 untuk negara berkembang Asia, dengan tekanan akibat penguncian Covid-19 di China, konflik di Ukraina dan upaya untuk memerangi inflasi memukul wilayah tersebut.
Kendati pelonggaran pembatasan pandemi mendorong belanja konsumen dan investasi di kawasan tersebut, bank yang berbasis di Filipina itu memperingatkan “hambatan global” untuk pemulihan karena harga makanan dan bahan bakar melonjak, dan bank sentral menaikkan suku bunga.
Akibatnya, ADB memangkas perkiraan pertumbuhan 2022 bagi negara berkembang Asia — yang mengacu pada 46 anggota ADB, yang membentang dari Cook Islands di Pasifik hingga Kazakhstan di Asia Tengah — menjadi 4,3 persen.
Sebelumnya, pada April lalu, ADB memperkiraan pertumbuhan 5,2 persen untuk tahun ini. Wilayah tersebut tumbuh sebesar 7,0 persen pada 2021.
Kepala Ekonom ADB, Albert Park, memperingatkan “risiko tampak sangat besar” bagi prospek kawasan itu dan mendesak pemerintah untuk tetap “waspada”. “Penurunan signifikan dalam ekonomi dunia akan sangat melemahkan permintaan ekspor kawasan itu,” kata Park.
“Pengetatan moneter yang lebih kuat dari perkiraan di negara maju dapat menyebabkan ketidakstabilan keuangan. Dan pertumbuhan di China menghadapi tantangan dari penguncian berulang dan sektor properti yang lemah.”
Perkiraan pertumbuhan China untuk 2022 diturunkan menjadi 3,3 persen dari 5,0 persen, karena Beijing mengejar strategi nol-Covid yang memukul ekonomi terbesar kedua di dunia itu.(*/berbagai sumber/tim redaksi 09/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 256 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 256 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini:
Contoh testimoni hasil survei daerah: