Latest News
You are here: Home | Tekstil | Produsen Tekstil Borong Kapas di PLB Cikarang Dry Port
Produsen Tekstil Borong Kapas di PLB Cikarang Dry Port

Produsen Tekstil Borong Kapas di PLB Cikarang Dry Port

Duniaindustri.com (Agustus 2016) – Sejumlah pembeli mulai membanjiri Pusat Logistik Berikat (PLB) di Cikarang Dry Port (CDP) untuk melakukan pembelian bahan baku kapas. Ratusan ton pembelian perdana kapas tahap pertama ini mulai dikirimkan dari gudang PLB di Cikarang Dry Port (CDP) pada Senin (15/08) hingga hari ini.

Dengan lokasi pembeli yang berada di Tangerang, pengiriman bahan baku kapas dari Cikarang dapat lebih cepat dan murah dibandingkan pembeli mengimpor langsung dari negara ketiga seperti Malaysia. Keberadaan PLB kapas ini memudahkan industri tekstil dalam mendapatkan bahan baku kapas.
Sebelumnya, industri tekstil nasional harus melalui mekanisme impor langsung dalam partai besar dan membutuhkan waktu pengiriman relatif lama dari negara ketiga maupun negara pengekspor kapas.

“Keberadaan PLB khusus komoditas kapas di Cikarang Dry Port (CDP) jelas menguntungkan pengusaha tekstil Tanah Air. Pasalnya, mereka tak perlu jauh-jauh untuk mengambil persediaan kapas dari Malaysia. Maklum, selama ini stok komoditas itu hanya bisa disimpan di negeri Jiran itu,” kata Sekjen Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ernovian G Ismy, kepada wartawan, Kamis (18/8).

Dengan pembelian perdana ini, telah lengkap terjadi transaksi komoditas kapas melalui PLB di CDP, baik proses kedatangan stok kapas untuk disimpan hingga pengiriman ke gudang atau pabrik pembeli industri tekstil untuk diproduksi menjadi benang, kain, dan pakaian jadi (garmen).

Bagi industri tekstil, keberadaan PLB di Cikarang Dry Port memberikan beberapa manfaat yakni menekan biaya logistik, meringankan beban cash flow para pengguna kapas terutama pabrik-pabrik tekstil. Dampak yang paling dirasakan, beban cash flow pabrik-pabrik tekstil pengguna kapas akan lebih ringan hingga tiga bulan dengan adanya gudang di PLB Cikarang Dry Port.

Adanya manfaat dari PLB kapas di Cikarang Dry Port ikut mendorong daya saing industri tekstil nasional yang menyumbang devisa ekspor serta serapan tenaga kerja yang besar. Menurut data API, nilai ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia pada 2015 mencapai US$ 12,28 miliar, atau berkontribusi sebesar 8,17% dari total nilai ekspor nasional. Industri TPT mencatatkan surplus ekspor sebesar US$ 4,31 miliar dan memberikan kontribusi 1,22% terhadap PDB nasional. Sementara serapan tenaga kerja di industri ini mencapai 2,79 juta orang.

Namun, berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), kinerja industri tekstil sempat menurun menjadi 4,79% pada 2015 akibat dampak perlambatan ekonomi global. “Pada 2016, Kemenperin menargetkan kinerja industri tekstil dapat meningkat kembali menjadi 6,33% dan berkontribusi 2,43% terhadap PDB nasional,” kata Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka Kemenperin Muhdori.

Salah satu strategi yang akan didorong pemerintah adalah meningkatkan daya saing industri tekstil di tengah persaingan global. Caranya antara lain dengan mengefisiensikan bahan baku industri yakni kapas. Hal itu sejalan dengan peranan PLB di Cikarang Dry Port.

Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan KADIN Indonesia sebelumnya sempat berkunjung ke PLB di Cikarang Dry Port untuk melihat langsung penyimpanan stok kapas yang dikirim dari Brazil pada Rabu (27/7). Ernovian G Ismy menyatakan keberadaan PLB khusus komoditas kapas di Cikarang Dry Port mendorong efisiensi biaya logistik industri nasional. Dengan keberadaan PLB kapas, stok bahan baku tekstil dapat dengan mudah diperoleh dan biayanya kompetitif.

Iskandar Zulkarnaen, Ketua Komite Tetap Konektivitas & Multimoda, Kepelabuhanan, dan Kebandaraan KADIN Indonesia berpendapat konsep PLB ini merupakan langkah awal untuk menjadikan Indonesia tidak hanya sebagai maritime hub sesuai cita-cita pemerintah, namun juga sebagai logistics hub di Asia Tenggara.

“Konsep Pusat Logistik Berikat ini bersifat strategis untuk memberikan kepastian pasokan bahan baku bagi industri nasional, dalam hal ini kapas. Namun selanjutnya dapat dikembangkan agar menjadikan Indonesia sebagai logistics hub di Asia Tenggara. Letak Indonesia yang strategis menguntungkan untuk tujuan tersebut,” ujar Iskandar.

Mahendra Riyanto, Wakil Ketua Komite Tetap Konektivitas & Multimoda, Kepelabuhanan dan Kebandaraan KADIN Indonesia, menambahkan perbaikan di bidang logistik sangat dibutuhkan untuk mendukung peningkatan daya saing industri nasional.

“Pusat Logistik Berikat ini merupakan salah satu terobosan menarik dari berbagai kebijakan ekonomi yang ditawarkan pemerintah. Ke depannya dapat juga dikembangkan untuk tujuan ekspor, selain untuk menjamin pasokan bahan baku industri yang masih harus diimpor,” tuturnya.(*/berbagai sumber/tim redaksi 04)

Riset Persaingan Brand Rokok di Indonesia

datapedia

DIVESTAMA2 (1)

desainbagus kecil

d-store

CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:

TwitterLogo Like-us-on-Facebook

logo slideshare google-plus-logo

watch_us_on_youtube

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top