un pabrik asam fosfat dan produk turunannya (bahan baku pupuk) di Gresik, Jawa Timur, dengan investasi US$ 184 juta pada 2011.
Pabrik baru itu dirancang dengan kapasitas 1,3 juta ton per tahun, terdiri atas unit I asam sulfat berkapasitas 600.000 ton per tahun, unit II asam fosfat dengan kapasitas 200.000 ton per tahun, dan unit III gypsum granulation berkapasitas 500.000 ton per tahun.
Petrogres dan Jordan Phosphate masing-masing akan memiliki 50% saham pada perusahaan patungan tersebut. Produksi anak usaha itu nantinya 100% untuk memenuhi kebutuhan industri pupuk di Indonesia. Direktur Utama Petrogres Hidayat Nyakman mengatakan Jordan Phospate Mines Co Ltd akan bertindak sebagai penyediaan bahan baku. Kebutuhan bahan baku berupa batu fosfat mencapai 700.000 juta ton per tahun.
Dari total investasi Rp 1,8 triliun itu, 30% di antaranya berasal dari Petrogres dan Jordan Phosphate dan sisanya (70%) merupakan pinjaman dari perbankan. Sejumlah bank sudah menyatakan kesiapan untuk mengucurkan kredit, antara lain Bank Mandiri, BRI, BNI, dan DBS.
Bank Mandiri mengucurkan kredit sindikasi sebesar US$ 129 Juta kepada perusahaan patungan tersebut. Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Fransisca Nelwan Mok mengatakan pembiayaan tersebut merupakan komitmen perseroan untuk mendukung penyediaan pupuk yang dapat membantu mendorong produksi pangan nasional.
“Indonesia merupakan negara agraris, untuk itu ketersediaan pupuk dalam jumlah yang memadai merupakan syarat dalam mencapai keberhasilan program ketahanan pangan nasional,” ungkapnya dalam keterangan resmi perseroan.
Menurut Fransiska, kredit sindikasi kepada produsen bahan baku pupuk tersebut merupakan 70% dari nilai total proyek sebesar US$ 184,3 juta, sisanya akan dibiayai sendiri oleh Petro Jordan Abadi.(Tim redaksi 02)