Latest News
You are here: Home | World | Perusahaan Singapura Makin Gencar Berinvestasi di Indonesia
Perusahaan Singapura Makin Gencar Berinvestasi di Indonesia

Perusahaan Singapura Makin Gencar Berinvestasi di Indonesia

Duniaindustri.com (September 2016) – Perusahaan Singapura makin gencar berinvestasi di Indonesia tahun ini. Dari mulai membangun kilang aromatic hingga mengakuisisi saham perusahaan komoditas, perusahaan Singapura menilai Indonesia sebagai tempat yang prospektif untuk berinvestasi.

Merdeka Mining Partners Pte Ltd, perusahaan asal Singapura, mengakuisisi 6,89% saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) senilai Rp 467,22 miliar.

Presiden Direktur Merdeka Copper Gold, Adi Adriansyah Sjoekri mengatakan, perusahaan yang berdomisili di Singapura itu membeli 245,91 juta saham dalam Merdeka Copper Gold milik PT Trimitra Karya Jaya, Madeleine Partners Limited, dan Goldstar Tri Investment Limited di harga Rp1.900 per saham.

Maka dengan begitu, total harga beli saham sebelum biaya sebesar Rp467,22 miliar, sedangkan total harga beli saham termasuk biaya Rp467,57 miliar. Disebutkan, pembelian dilakukan dalam dua kali transaksi, yakni pada 3 Agustus 2016 dan 6 September 2016.”Investasi sehubungan dengan restrukturisasi kepemilikan efektif saham para penjual di perseroan,” ujarnya dalam siaran persnya di Jakarta.

Belum lama ini, perseroan mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Pierfont Capital Mezzanine Fund Pte Ltd pada 5 September 2016. Dijelaskan, fasilitas yang diraih sebesar USD25 juta yang terdiri dari USD10 juta untuk membiayai fasilitas kelebihan biaya dan USD15 juta untuk membiayai USD15 juta untuk membiayai pengembangan proyek laporan porfiri milik perseroan.

Pinjaman ini akan dilakukan selama 48 bulan sejak tanggal pencairan pertama dilakukan. Pinjaman ini memberikan jaminan saham Perseroan dan aset lain yang ada pada Merdeka Mining Partners pte selaku pemberi gadai. Suku bunga pinjaman didasarkan atas persentase marjin 6,75 persen per tahun ditambang dengan penghitungan LIBOR dan minimum tingkat pengembalian 9 persen per tahun dari jumlah pokok pinjaman.

Sementara itu, perusahaan Singapura lainnya PT Enerco RPO Internasional segera membangun kilang treated distillate aromatic extract (TDAE) di Kawasan Industri Terpadu Kabil, Batam, setelah ditantanganinya nota kesepahaman (MoU) dengan pemilik kawasan industri yakni PT Kabil Citranus dan Badan Pengusahaan (BP) Batam, melalui program Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KILK).

BP Batam akan memfasilitasi semua proses perizinan yang dibutuhkan Enerco agar dapat segera melaksanakan konstruksi pembanguan kilang TDAE di Batam, sementara proses pengurusan dokumen tetap berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Penandantanganan MoU dilakukan oleh BP Batam, investor, dan pemilik kawasan. Turut menyaksikan penandatanganan MoU Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.

“Saya menyambut baik penandatanganan ini, pada bidang industri beton maupun migas,” kata Darmin usai penandatangan MoU.

Darmin mengatakan, pemerintah ingin mewujudkan Batam menjadi lebih efisien dan kondusif untuk investor.

Kepala BP Batam Hatanto Reksodipoetro menambahkan, pihaknya akan terus meningkatkan infrastruktur di Batam, tidak hanya pelabuhan melainkan juga bandara.

“Batam akan menjadi atraktif bukan hanya untuk Singapura, tetapi juga negara kawasan lainnya,” kata Hatanto.

Sementara itu, Komisaris Enerco Hendro Sutandi menyatakan kilang TDAE ini akan menjadi yang pertama di Indonesia sekaligus terbesar di kawasan Asia.

Kilang ini akan memproduksi minyak proses yang ramah lingkungan dan memenuhi persyaratan kesehatan (non-karsinogenik), yaitu rubber process oil (RPO) jenis TDAE.

TDAE ini akan digunakan sebagai salah satu bahan baku untuk pembuatan ban berstandar internasional (high performance tyre).

Sebagai informasi, Enerco akan menginvestasikan dana sebesar US$ 98 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun untuk proyek kilang TDAE.

Pekerjaan engineering telah dimulai Oktober 2015 sehingga pekerjaan pengadaan barang dan konstruksi diharapkan dapat segera dimulai dan ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2017.

Kilang TDAE akan dibangun di Kawasan Industri Terpadu Kabil, Batam di atas lahan seluas 2,3 hektare (ha). Kilang TDAE ini dirancang dengan kapasitas produksi lebih 100.000 TDAE per tahun.(*/berbagai sumber/tim redaksi 05)

Sampul Riset Tren Produksi Oleokimia dan Biodiesel 2011-2017

datapedia

DIVESTAMA2 (1)

desainbagus kecil

d-store

CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:

TwitterLogo Like-us-on-Facebook

logo slideshare google-plus-logo

watch_us_on_youtube

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top