Latest News
You are here: Home | Kimia | Perusahaan Gas Negara Cetak Pendapatan US$ 3 Miliar
Perusahaan Gas Negara Cetak Pendapatan US$ 3 Miliar

Perusahaan Gas Negara Cetak Pendapatan US$ 3 Miliar

Duniaindustri.com (Maret 2014) — PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) selama tahun yang berakhir 31 Desember 2013 mencatatkan pendapatan neto sebesar USD 3.001 juta, meningkat 16% dibandingkan periode yang sama tahun 2012. Pada tahun 2013 laba bruto PGN sebesar USD 1.418 juta, laba operasi sebesar USD 934 juta serta EBITDA sebesar USD 1.121 juta. Dengan kinerja pendapatan usaha Perusahaan dan pengaruh pergerakan nilai tukar mata uang, PGN mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tahun 2013 sebesar USD 861 juta.

Dari sisi beban pokok pendapatan, kenaikan harga beli gas dari pemasok mulai 1 September 2012 dan 1 April 2013 mempengaruhi kenaikan beban pokok pendapatan di periode tahun 2013 sebesar 43% dibanding periode yang sama tahun lalu. Untuk mengantisipasi kenaikan harga beli gas dari pemasok, Perseroan melaksanakan penyesuaian harga jual gas ke pelanggan.

Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso menegaskan bahwa tujuan utama seluruh kegiatan usaha yang dilakukan oleh PGN adalah untuk meningkatkan pemanfaatan gas di dalam negeri. “Selama bertahun-tahun, gas bumi yang diproduksi di Indonesia lebih banyak diekspor karena kita tidak memiliki infrastruktur yang memadai apalagi terintegrasi di seluruh wilayah Indonesia. Kami akan membantu pemanfaatan maksimal produksi gas Indonesia bagi kepentingan domestik dengan terus melanjutkan pembangunan integrasi infrastruktur gas. Kebijakan dan strategi yang telah kami terapkan mendukung kapasitas internal kami baik dari sisi teknis dan keuangan untuk meneruskan proyek-proyek pembangunan infrastruktur gas.”

Di tengah kondisi makro ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2013, penyajian laporan keuangan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat memberikan dampak terhadap pencatatan pendapatan PGN tahun 2013. PGN menerima pembayaran dalam mata uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat untuk gas yang dijual kepada pelanggan. Pada akhir tahun 2013, Rupiah melemah 26% menjadi Rp12.189 per USD dari Rp9.670 per USD akhir tahun 2012. Pelemahan nilai mata uang Rupiah tersebut berdampak pada pencatatan porsi pendapatan dalam mata uang Rupiah sehingga laba bruto pada tahun 2013 menjadi sebesar USD 1.418 juta.

Pada tahun 2013, PGN juga mencatatkan aset sebesar USD 4.363 juta meningkat dari USD 3.908 juta di tahun 2012. Belanja modal dan penyertaan meningkat dari USD 172 juta di tahun 2012 menjadi USD 681 juta di tahun 2013. Liabilitas Perseroan meningkat tipis dari USD 1.553 juta di tahun 2012 menjadi USD 1.636 juta di tahun 2013. Sedangkan ekuitas Perseroan melonjak dari USD 2.355 juta di tahun 2012 menjadi USD 2.727 juta di tahun 2013.

Pendapatan dari kegiatan usaha distribusi PGN selama tahun 2013 meningkat karena adanya kenaikan volume distribusi PGN dan penjualan gas Anak Perusahaan dari 807 MMSCFD menjadi 824 MMSCFD pada periode yang sama tahun lalu. Kinerja volume distribusi tersebut merupakan kontribusi dari peningkatan volume pasokan gas dari lapangan Corridor Block dan dimulainya pemanfaatan pasokan LNG, serta  didukung kesiapan para pelanggan eksisting dan pelanggan baru.

Di tahun 2013, usaha transmisi PGN dan anak Perusahaan, PT Transportasi Gas Indonesia menyalurkan 854 MMSCFD dari 877 MMSCFD pada periode yang sama tahun 2012 disebabkan terutama karena penurunan penyerapan gas oleh offtaker di Singapura dan berhentinya penyaluran gas ke PLN Medan pada bulan Juli 2013 yang merupakan dampak dari berhentinya salah satu sumber pasokan gas untuk wilayah Medan.

PGN terus mengupayakan peningkatan ketersediaan pasokan gas melalui skema harga yang mendukung produsen untuk meningkatkan produksi dengan tetap memperhatikan daya beli pelanggan serta pengembangan Floating Storage Regasification Unit (FSRU) di Lampung.

Dalam upaya menambah ketersediaan pasokan gas dan pengembangan di sektor hulu, anak perusahaan PGN yaitu PT Saka Energi Indonesia (SEI), melakukan penyertaan dan pengembangan di beberapa blok migas di Indonesia guna mendorong peningkatan produksi migas di Indonesia.

SEI melakukan partisipasi investasi sebesar 25% pada Blok Pangkah di tahun 2013, yang kemudian dilanjutkan dengan akuisisi 75% saham Blok Pangkah tersebut di awal tahun 2014. Aksi korporasi ini merupakan bagian strategi PGN untuk meningkatkan pasokan gas untuk kebutuhan domestik dalam jangka panjang. Dengan menjadi operator pada salah satu blok di hulu, PGN melalui SEI memperkuat posisi sebagai perusahaan penyedia energi berkelas dunia. SEI juga melakukan penyertaan pada Blok Ketapang di Jawa Timur dan  Blok Bangkanai di Kalimantan Tengah dan diperkirakan akan berproduksi mulai akhir tahun 2014.

Ditengah berbagai upaya pengembangan bisnis, PGN tetap fokus untuk memperkuat bisnis distribusi dan transmisi gas di Indonesia. Integrasi antara bisnis distribusi dan transmisi diperlukan agar PGN dapat menjalankan tugasnya dalam mempercepat dan memperluas pembangunan infrastruktur jaringan transmisi dan distribusi gas di Indonesia sesuai instruksi Presiden Republik Indonesia pada tanggal 29 Mei 2012 tentang Kebijakan Penghematan Energi Nasional.

Untuk mendukung program konversi BBM ke BBG, PGN mulai mengoperasikan fasilitas Mobile Refueling Unit (MRU) untuk sektor transportasi di Jakarta sejak triwulan ke-3 tahun 2013 dan mengoperasikan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) Pondok Ungu di Bekasi pada akhir tahun 2013.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top