Duniaindustri.com (November 2019) — Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis data perekonomian Indonesia pada kuartal III 2019 yang tumbuh 5,02% (year on year). Meski diakui terjadi perlambatan, tapi BPS menyatakan perlambatan itu tidak curam seperti yang terjadi di negara-negara lain.
“Meski melambat, tapi ekonomi kita tidak terlalu curam dibandingkan negara lain,” Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (5/11).
Perlambatan ekonomi nasional itu disebabkan akumulasi faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal antara lain berkecamuknya perang dagang yang menimbulkan ketidakpastian secara global. Hal itu ikut memangkas kinerja ekspor Indonesia sehingga menurunkan daya beli masyarakat.
Tak heran, konsumsi rumah tangga di Indonesia juga mengalami penurunan sepanjang kuartal III 2019 dibanding kuartal sebelumnya tahun ini. Indeks Tendensi Ekonomi (ITK) juga mengalami penurunan, dari 125,68 pada kuartal II 2019 turun menjadi 101,3 pada kuartal III 2019.
Suhariyanto mengakui masyarakat mulai merasakan kondisi ekonomi sekarang cukup menantang. Ditambah lagi optimisme lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya di tahun yang sama.
Realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal III 2019 di bawah prediksi Bank Indonesia yang sebelumnya memproyeksikan sebesar 5,05%. Sejumlah ekonom juga menilai perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia makin mengkhawatirkan. Sebab, sejumlah indikator mikro ekonomi seperti penjualan semen, PMI (indeks manufaktur), pertumbuhan kredit, modal pertumbuhan negatif dan impor bahan mentah menunjukkan kemungkinan lebih besar akan terjadinya pelambatan pertumbuhan pada semester II 2019.
“Pelambatan dalam momentum pertumbuhan ekonomi dan kelemahan transmisi pelonggaran moneter ke sektor swasta mengkhawatirkan,” kata Kepala Ekonom DBS Indonesia Masyita Crystallin.
Secara keseluruhan, DBS–bank terkemuka dunia yang berinduk usaha di Singapura—memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat pada semester II 2019 jika dibandingkan semester I 2019 yang tumbuh 5,06 persen.
Untuk keseluruhan tahun, ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 5,0 persen, lebih lambat dibanding 2018 yang sebesar 5,17 persen. “Sejumlah indikator sektor riil seperti penjualan semen, PMI (Indeks Manufaktur), pertumbuhan kredit, modal pertumbuhan negatif dan impor bahan mentah menunjukkan ada kemungkinan lebih besar akan terjadi pelambatan pertumbuhan pada semester kedua 2019,” kata Masyita.
Oleh karena potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang kian dalam, DBS meyakini BI akan kembali melonggarkan kebijakan moneter dan makroprudensial hingga 2020. Terlebih, penurunan suku bunga acuan yang terjadi sejak Juli, Agustus dan September 2019 belum sepenuhnya berdampak pada volume uang beredar dan juga pertumbuhan kredit.
“DBS melihat ada risiko pertumbuhan akan cenderung melambat, yang dapat memicu pelonggaran moneter dan makroprudensial lebih lanjut,” ujar dia.
Menurut dia, Bank Indonesia (BI) masih menyisakan satu kali lagi penurunan suku bunga acuan hingga menjadi lima persen pada akhir 2019. Penurunan suku bunga acuan bisa berlanjut karena kekhawatiran semakin melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik.(*/berbagai sumber/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Annual report* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 174 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini
Database Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 174 database, klik di sini
- Butuh 23 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
Pemasok alkes berkualitas dan termurah: