Latest News
You are here: Home | Agroindustri | Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2021 Melambat Jadi 3,51%, Ada Apa di Baliknya?
Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2021 Melambat Jadi 3,51%, Ada Apa di Baliknya?

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2021 Melambat Jadi 3,51%, Ada Apa di Baliknya?

Duniaindustri.com (November 2021) – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2021 tercatat 3,51% secara tahunan (year on year/YoY) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS). Faktor PPKM yang ditujukan untuk meredam pandemi Covid-19 gelombang kedua akibat varian delta menjadi salah satu pemicunya karena menghambat mobilitas dan mengganggu aktivitas ekonomi secara luas.

Realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2021 mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan kuartal II 2021 yang mencapai 7,07%. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara kumulatif sejak kuartal I hingga kuartal III 2021 sebesar 3,24%.

“Tren dari 2018 – 2021 ini belum mencapai level di tahun-tahun sebelumnya (di kuatal III) karena tadi ada peristiwa PPKM yang menghambat mobilitas dan akhirnya mengganggu aktivitas ekonomi secara keseluruhan,” ujar Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/11).

Jika dilihat berdasarkan atas dasar harga berlaku (ADHB), produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III 2021 sebesar Rp4.325,4 triliun. Sedangkan apabila dilihat atas dasar harga konstan (ADHK), PDB pada periode itu mencapai Rp2.815,9 triliun.

Menurut lapangan usaha, sumber utama pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2021, terutama dikontribusikan oleh sektor industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi dan pertambangan. Sektor-sektor industri tersebut memberikan kontribusi sebesar 66,42 persen terhadap PDB kuartal III 2021.

Sementara itu dari beberapa sektor unggulan pembentuk PDB pada periode itu sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah sektor jasa kesehatan yang mengalami pertumbuhan sebesar 14,06 persen. Selanjutnya adalah sektor pertambangan yang tumbuh sebesar 7,78 persen dan sektor infokom sebesar 5,51 persen.

Sedangkan kontribusi terendah diberikan oleh sektor pertanian sebesar 1,31 persen, real estatsebesar 3,43 persen dan sektor industri pengolahan sebesar 3,68 persen.

“Jadi kalau dilihat menurut kategori ada 11 yang masih tumbuh positif dan enam kategori yang mengalami kontraksi,” lanjutnya.

Apabila dilihat menurut kelompok pengeluaran pertumbuhan ekonomi periode triwulan III 2021 terutama dikontribusikan oleh ekspor neto yang menjadi sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,23 persen. Kemudian PMTB (Pembentuk Modal Tetap Bruto) sebesar 1,18 persen dan konsumsi rumah tangga 0,55 persen.

Jika dilihat dari sisi pertumbuhan setiap kelompok pengeluaran, pertumbuhan tertinggi adalah impor sebesar 30,11 persen dan ekspor sebesar 29,16 persen. Konsumsi rumah tangga tumbuh tipis 1,03 persen, konsumsi lembaga swasta sebesar 2,96 persen, konsumsi pemerintah sebesar 0,66 persen dan PMTB tumbuh 3,74 persen.

“Jadi perdagangan internasional ini mendominasi pertumbuhan ekonomi. Ini adalah pertumbuhan ekonomi kalau dilihat dari sisi pengeluaran menurut komponennya,” ungkap Margo.

Pekerja Terdampak Pandemi

Pandemi Covid-19 ternyata memberikan dampak sangat serius terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat, terutama para pekerja. Selama wabah ini terjadi, jutaan orang terpaksa harus kehilangan pekerjaan atau mengalami pengurangan jam kerjanya.

Akibatnya pendapatan yang diterima masyarakat yang terdampak juga mengalami penurunan sehingga kualitas kesejahteraan hidup juga mengalami perubahan. Bahkan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) hasil Sakernas pada Agustus 2021 sebesar 6,49 persen atau sebanyak 9,10 juta orang menganggur. Hal ini berarti dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar enam orang penganggur.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono, mengatakan hingga Agustus 2021 pandemi Covid-19 menyebabkan 21,32 juta orang di Indonesia yang merupakan penduduk usia kerja terdampak. Walaupun begitu dampak pandemi Covid-19 terhadap usia produktif tidak seberat seperti pada periode Agustus 2020 lalu di mana Covid-19 saat itu menyebabkan 29,12 juta orang yang masuk usia kerja merasakan dampak yang luar biasa. Artinya dampak buruk pandemi Covid-19 di tahun 2021 masih dirasakan masyarakat namun jumlah yang terdampak lebih sedikit dibandingkan tahun lalu.

“Dari Sakernas (Survei Angkatan Kerja Nasional) penduduk usia kerja yang terdampak pandemi hingga Agustus 2021 sebanyak 21,32 juta orang. Meski ada dampak ke pengangguran tapi dampaknya tidak separah di tahun 2020,” ujar Margo dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/11).

Jika dirinci penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19 terdiri dari pengangguran karena Covid-19 sebanyak 1,82 juta orang. Jumlah ini lebih baik dibandingkan tahun 2020 (per Agustus 2020) yang mencapai 2,56 juta orang. Kemudian dampak pandemi Covid-19 kepada Bukan Angkatan Kerja (BAK) mencapai 700 ribu orang atau turun tipis dibandingkan tahun lalu sebanyak 760 ribu orang.(*/berbagai sumber/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 241 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 241 database, klik di sini
  • Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

Atau simak video berikut ini:

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top