FOXCONN AKUISISI SHARP, MIDEA CAPLOK TOSHIBA
Duniaindustri.com (Juni 2016) – Persaingan elektronik global mulai berubah drastis, pasca akuisisi terbaru yang dialami raksasa-raksasa elektronik asal Jepang. Dominasi Jepang dalam kancah persaingan elektronik global mulai meredup, digantikan China dan Taiwan, untuk menyaingi Korea Selatan.
Kondisi itu terjadi setelah dua raksasa elektronik Jepang, yakni Toshiba dan Sharp, diakuisisi oleh prinsipal asal China dan Taiwan. Adalah Foxconn Technology Group yang resmi membeli 63,64% saham Sharp US$ 3,5 miliar, menyusul akuisisi Midea Group terhadap 80% saham Toshiba Home Appliances.
Pada awal Februari 2016, Foxconn dan Sharp akhirnya menandatangani perjanjian akuisisi yang akan membuat Foxconn menguasai Sharp. Akuisisi yang bernilai US$ 3,5 miliar ini diprediksi akan menghangatkan persaingan elektronik global.
CEO Foxconn Terry Gou menjelaskan Sharp akan memproduksi massal layar IGZO (Indium Gallium Zinc Oxide), yang dia klaim merupakan teknologi yang lebih superior dari layar OLED (Organic Light-Emitting Diode) yang banyak digunakan sekarang ini. IGZO adalah teknologi yang digunakan pada perangkat seperti iPad milik Apple.
“Semua orang memilih OLED,” kata Gou dalam acara yang diadakan di Sakai, Jepang. “Jika saya adalah seorang teknisi, saya akan memilih IGZO.” Dia menyebutkan, IGZO dapat lebih hemat daya daripada OLED, seperti yang dikutip dari Reuters.
Gou memperkirakan teknologi IGZO akan digunakan pada 60 persen layar SHARP dan OLED hanya digunakan pada 40 persen layar buatan SHARP. Meskipun begitu, dia mengakui bahwa membuat perusahaan yang telah mendapatkan bailout dua kali agar kembali untung bukanlah hal yang mudah. Dia menyebutkan, Foxconn harus bekerja “sangat keras” untuk melakukan hal ini.
Sementara itu, raksasa elektronik asal China, Midea Group, mengakuisisi sekitar 80% saham Toshiba Home Appliances, jaringan bisnis produk elektronik rumah tangga dari konglomerat Jepang Toshiba yang sedang menurun kinerjanya, senilai US$ 473 juta. Sedangkan sisa 19,9% saham masih tetap dipegang Toshiba Lifestyle Product & Services Corporation untuk mempertahankan namanya.
Menurut pernyataan bersama kedua perusahaan seperti dikutip AFP, dengan akuisisi tersebut, Midea dapat menggunakan lisensi merek Toshiba untuk produk elektronik rumah tangga selama 40 tahun, memperoleh lebih dari 5.000 aset properti intelektual, dan diberi wewenang untuk menggunakan hak paten Toshiba.
Akuisisi senilai US$ 473 juta atau Rp 6,15 triliun itu merupakan ekspansi terbaru perusahaan China seiring rangkaian akuisisi lainnya di luar negeri. Perusahaan China yang didukung pemerintahnya saat ini gencar mengakuisisi perusahaan di luar negeri untuk mendorong kontribusi perekonomian di luar daratan China, terutama di sektor consumer product.
Perusahaan China telah menjadi berita utama global dengan akuisisi multi-miliar dolar dalam beberapa tahun terakhir, termasuk BUMN ChemChina yang menawar raksasa pestisida dan benih tanaman asal Swiss, Sygenta, senilai US$ 43 miliar. Jika terjadi kesepakatan, akuisisi ChemChina terhadap Sygenta menjadi yang terbesar sepanjang sejarah perusahaan China mengakuisisi perusahaan di luar negeri.
Selain ChemChina, Haier juga pada Januari 2016 mengumumkan akuisisi terhadap lini bisnis General Electric di industri peralatan dan permesinan sebesar US$ 5,4 miliar.
Midea Chairman Fang Hongbo mengatakan akuisisi unit Toshiba – yang dia disebut ikon merek – itu adalah tonggak penting dalam upaya Midea melakukan globalisasi usaha. “Akuisisi ini akan secara signifikan memperkuat daya saing kami di Jepang, Asia Tenggara, dan pasar global,” ucapnya.
Di Indonesia, Toshiba juga bernasib tidak bagus. Toshiba harus menutup salah satu pabriknya dan menjualnya kepada perusahaan China, yakni Haier dan Skywatch.(*/berbagai sumber/tim redaksi 03)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: