Duniaindustri.com – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan permintaan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) melemah di Uni Eropa, India, dan China selama September 2011. Tak heran volume ekspor CPO Indonesia pada September 2011 turun 12,5% dibanding Agustus, dari 1,8 juta ton menjadi hanya 1,6 juta ton.
Direktur Eksekutif Gapki Fadhil Hasan menjelaskan, volume ekspor CPO RI ke India, Uni Eropa, dan China pada September 2011 turun masing-masing 14,26%, 18,78%, dan 3,98% dibandingkan dengan Agustus tahun ini.
Ekspor CPO Indonesia ke India tercatat menurun dari 637.000 ton menjadi 546.000 ton pada September 2011. Sedangkan ekspor CPO ke Uni Eropa turun dari 592.000 ton menjadi 481.000 ton, serta ekspor ke China melemah dari 305.000 ton menjadi 293.000 ton.
“Kendati terjadi penurunan, India masih mendominasi pasar ekspor CPO Indonesia,” ujar Fadhil dalam keterangan tertulis. Pada September 2011, ekspor CPO Indonesia ke India berkontribusi 29,9% terhadap seluruh ekspor minyak sawit mentah Indonesia.
Setelah India, negara yang banyak membeli CPO Indonesia adalah Uni Eropa dan China. Eropa berkontribusi 26,36% dan China menyumbang 16,08% dari seluruh ekspor CPO Indonesia.
Gapki mencatat komposisi ekspor CPO nasional selama September 2011 terdiri atas 88,77% (1,42 juta ton) minyak sawit mentah dan 11,23% (180.000 ton) minyak kernel. Terjadi kenaikan ekspor minyak kernel pada September tahun ini dibanding bulan yang sama tahun lalu. Pada September 2010, porsi ekspor CPO mencapai 93,35% (1,28 juta ton) dan minyak kernel 6,65% (143 ribu ton).
Data Kementerian Pertanian menyebutkan, Indonesia menguasai 44,5% pasar sawit dunia dengan volume produksi mencapai 19,1 juta ton pada 2010. Indonesia mengungguli Malaysia yang menempati posisi kedua dengan pangsa 41,3% dari volume produksi 17,73 juta ton.
Ranking ketiga ditempati Thailand yang menguasai 2,7% pasar sawit dunia, disusul Nigeria dengan pangsa 2% dari total pasar sawit dunia, kemudian Kolombia dengan pangsa 1,9%. Total produksi sawit dunia mencapai 42,9 juta ton.
Menurut lembaga independen internasional, Oil World, Indonesia diperkirakan menguasai 47% pasar minyak sawit dunia di 2011. Sementara pangsa Malaysia ditaksir bakal turun menjadi 39% di tahun ini. Pangsa negara produsen sawit lainnya belum berubah.
Data Oil World juga menyebutkan, produksi sawit dunia pada 2011 diprediksi mencapai 46 juta ton dengan total area yang digunakan untuk menanam sawit di seluruh dunia mencapai 12 juta hektare. Sebagian besar lahan perkebunan kelapa sawit itu berlokasi di Indonesia dan Malaysia.
Oil World memaparkan, minyak sawit kini menjadi minyak nabati dunia paling penting. Di antara seluruh jenis produksi minyak nabati, sawit berada di posisi teratas (dengan pangsa 30%), diikuti minyak kedelai (29%), minyak biji rape (14%), minyak bunga matahari (8%), dan lainnya (19%).
Gapki memprediksi ekspor CPO dan turunannya pada 2011 mencapai 16,5 juta ton, naik 5,7% dibandingkan 2010 sebanyak 15,6 juta ton. Proyeksi pertumbuhan ekspor itu dibuat dengan mempertimbangkan kenaikan permintaan CPO dan turunannya di dunia sebesar 5 juta ton per tahun.
Departemen Pertanian Amerika Serikat (US Department of Agriculture/USDA) memperkirakan, ekspor CPO Indonesia tahun ini bisa mencapai 19,35 juta ton. Angka itu naik dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 17,85 juta ton. Sedangkan produksi CPO Indonesia akan mencapai 25,4 juta ton pada 2011. Angka itu lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 23,6 juta ton.
Jika proyeksi itu dipadukan dengan capaian ekspor CPO Indonesia pada 2010, tidak berlebihan apabila nilai ekspor CPO Indonesia pada 2011 akan menembus US$ 20,2 miliar atau setara Rp 180 triliun.
Sepanjang 2010, nilai devisa ekspor CPO dan produk turunan sawit Indonesia mencapai US$ 16,4 miliar, naik 50% lebih dari 2009 yang berjumlah US$ 10 miliar. Jika dihitung rata-rata, dalam sebulan ekspor CPO dan produk turunannya mencapai US$ 1,36 miliar atau Rp 12,24 triliun.
Rata-rata ekspor CPO pada 2010 meningkat tajam dibandingkan 2009 sebesar US$ 833 juta per bulan. Hal itu dipengaruhi tingginya harga CPO internasional pada tahun 2010. Pada tahun lalu, produksi CPO Indonesia mencapai 21 juta ton.(Tim redaksi 04)