Latest News
You are here: Home | Agroindustri | Performa Industri Manufaktur Justru Makin Kinclong di Puncak Pandemi
Performa Industri Manufaktur Justru Makin Kinclong di Puncak Pandemi

Performa Industri Manufaktur Justru Makin Kinclong di Puncak Pandemi

Duniaindustri.com (Februari 2022) – Ekspansi sektor manufaktur masih terus meningkat. Hal tersebut terlihat beberapa kinerja sektor manufaktur yang makin membaik, seperti PDB, realisasi investasi, capaian ekspor, serapan tenaga kerja dan Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur.

Kontribusi sektor industri manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Sejak 2010, sektor industri terus memberikan kontribusi terbesar pada PDB nasional, bahkan di kala puncak pandemi terjadi pada tahun 2020-2021. Pada 2021, sektor industri mencatatkan PDB sebesar Rp2.946,9 Triliun, meningkat dari tahun 2020 yang mencapai Rp2.760,43 Triliun.

“Pada 2020, kontribusi sektor industri di Indonesia yang mencapai 19,8% juga melampaui rata-rata dunia yang sebesar 16,5%,” ujar Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif di Jakarta, Kamis (10/2).

Sepanjang tahun 2021, investasi sektor manufaktur mencapai Rp325,4 Triliun. Angka tersebut melewati target capaian investasi manufaktur yang diproyeksikan Kemenperin sebesar Rp280 triliun hingga Rp290 Triliun, serta naik sebesar 19% dari tahun 2020 (Rp272,9 Triliun). Sebagai pembanding, pada tahun 2019, realisasi investasi di sektor ini adalah sebesar Rp215,9 Triliun.

“Seperti disampaikan sebelumnya oleh Menteri Perindustrian, melesatnya realisasi investasi di sektor industri menunjukkan level kepercayaan terhadap Indonesia yang masih tinggi sebagai tempat yang tepat bagi bisnisnya. Hal tersebut juga menjadi momentum penting menguatnya ekonomi Indonesia pascapandemi,” jelas Febri.

Peningkatan investasi juga erat kaitannya dengan penyerapan tenaga kerja. Serapan tenaga kerja di industri manufaktur mencapai 1,2 juta orang pada 2021,menjadikan jumlah totalnya menjadi 18,7 juta orang. Jumlah ini meningkat sekitar 7% dari total tenaga kerja pada 2020 yang sebesar 17,48 juta orang.

Di sisi ekspor, industri manufaktur juga memberikan kontribusi paling besar pada tahun 2021. Nilai ekspor manufaktur pada periode tersebut mencapai USD177,10 Miliar, menyumbang hingga 76,49% dari total ekspor nasional.

Capaian tersebut meningkat dari angka ekspor manufaktur pada 2020 sebesar Rp131 Miliar, maupun tahun 2019 atau sebelum pandemi yang berada di angka Rp127,38 Miliar. Sementara itu, realisasi investasi di sektor manufaktur pada tahun 2021 tercatat sebesar Rp325,4 triliun atau naik 19,24% dari nilai investasi tahun 2020.

Selanjutnya, angka PMI manufaktur Indonesia di sepanjang tahun 2021 secara umum berada pada level ekspansif. Penurunan terjadi pada bulan Juli dan Agustus akibat pembatasan aktivitas di masa PPKM Darurat dan PPKM Level 4. Pada periode 2021, PMI Manufaktur Indonesia beberapa kali memecahkan rekor angka tertinggi sepanjang sejarah, yakni sebesar 53,2 di bulan Maret,54,6 di bulan April, 55,3 di bulan Mei, dan puncaknya 57,2 di bulan Oktober.

Hal ini menunjukkan ekspansi di sektor manufaktur Indonesia, yang terus berlanjut hingga tahun 2022, dengan angka PMI sebesar 53,5 pada Januari lalu. Menurut IHS Markit, kondisi permintaan secara umum menguat, yang mendorong kenaikan aktivitas pembelian dan aspek ketenagakerjaan.

Febri memaparkan, indikator-indikator tersebut menunjukkan bahwa sektor industri terus berekspansi, bahkan terdapat beberapa sektor yang meningkat performanya di tengah pandemi. Peningkatan permintaan yang mulai pulih merupakan indikasi fondasi penting yang mendorong pemulihan sektor industri.“Walau demikian, tidak dipungkiri terjadi penurunan output akibat permintaan yang sangat berkurang karena dunia juga mengalami resesi,” jelasnya.

Di masa pandemi, sektor industri masih beroperasi walaupun terjadi penurunan utilisasi. Pada Desember 2021, rata-rata utilisasi sektor industri telah mencapai angka 66,7%, meningkat dari kondisi di awal tahun tersebut yang sebesar 60,30%.

Febri berpendapat, indikator-indikator yang digunakan untuk menilai performa sektor industri manufaktur perlu disesuaikan dengan kondisi yang ada saat ini. Penurunan persentase kontribusi industri terhadap PDB tidak serta merta berarti industri manufaktur mengalami deindustriliasasi.

“Selain itu, ekspansi pada sektor lain, seperti sektor jasa, juga mendukung kinerja sektor manufaktur. Terdapat jasa manufaktur dan jasa yang terkait manufaktur. Jika PDB-nya masuk ke sektor manufaktur, bisa menjadikan kontribusi PDB industri manufaktur terhadap ekonomi nasional jauh lebih besar,” pungkas Febri.(*/berbagai sumber/tim redaksi 06/Safarudin/Indra)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 250 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 250 database, klik di sini
  • Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

Atau simak video berikut ini:

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top