Duniaindustri.com — Investasi yang besar menghasilkan keuntungan yang juga besar. Begitulah industri sawit di Indonesia.
Bukan hanya devisa ekspor yang besar, produsen sawit harus menanamkan investasi rutin untuk meremajakan kebun kelapa sawit agar produktivitasnya makin meningkat.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian 2010, lahan kelapa sawit yang perlu diremajakan pada tahun lalu mencapai 91.281 hektare. Rinciannya, sebanyak 13.651 hektare perkebunan besar milik negara (PBN), perkebunan milik swasta (PBS) mencapai 46.959 hektare, sementara 30.671 hektare perkebunan milik rakyat (PR).
Peremajaan kebun sawit berdasarkan kaidah umum membutuhkan sekitar Rp 50 juta per hektare, untuk bibit dan pupuk. Dengan demikian, total kebutuhan investasi peremajaan kebun sawit di Indonesia pada 2010 mencapai Rp 4,55 triliun.
Direktur Tanaman Tahunan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan Kementan Rismansyah Danasaputra mengatakan, untuk kebun kelapa sawit rakyat, saat ini tingkat produktivitasnya sekitar 15 ton per ha per tahun.
Sedangkan untuk perkebunan besar milik PTPN dan swasta rata-rata sekitar 20 ton – 25 ton tandan buah segar (TBS) per ha per tahun dengan tingkat rendemen minyak kelapa sawit rata-rata 21%-23%. “Rendahnya produktivitas kelapa sawit ini salah satunya karena tanaman yang sudah tua,” ujarnya.
Dari jumlah itu, areal PBN dan PBS telah diremajakan sekitar 2.424 ha atau sekitar 4% dari luas lahan yang harus diremajakan. Tahun ini, rencana peremajaan perkebunan kelapa sawit akan dilakukan di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur seluas 634 ha dan di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara seluas 637 ha.
Dengan adanya peremajaan kelapa sawit ini produktivitas tanaman kelapa sawit akan bisa ditingkatkan secara bertahap menjadi 35 ton TBS per ha per tahun dengan tingkat rendemen minyak kelapa sawit sebesar 26%.
Wakil Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun mengungkapkan, produksi CPO Indonesia tidak akan bisa mencapai 25,4 juta ton seperti yang diperkirakan oleh Kementan. “Untuk tahun ini, produksi CPO itu paling besar sekitar 24 juta ton,” jelasnya.
Dia beralasan, saat ini banyak kebun sawit di Indonesia, terutama kebun sawit milik rakyat yang sudah tua, sehingga produktivitasnya menurun. Sementara itu, program revitalisasi dan peremajaan kebun kelapa sawit juga belum berjalan dengan semestinya.
Berdasarkan perhitungan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) produksi CPO Indonesia tahun 2010 mencapai 21 juta ton. Tahun ini, Gapki memperkirakan produksi CPO nasional akan mencapai sekitar 22 juta ton-22,5 juta ton.
Sedangkan untuk ekspor, Gapki memperkirakan tahun ini ekspor CPO Indonesia bisa mencapai sekitar 16,5 juta ton atau naik ketimbang tahun lalu yang sekitar 15,6 juta ton.(Tim redaksi 02)