Latest News
You are here: Home | Tekstil | Perbesar Pangsa Pasar, Sritex Akuisisi Dua Perusahaan Benang US$ 85 Juta
Perbesar Pangsa Pasar, Sritex Akuisisi Dua Perusahaan Benang US$ 85 Juta

Perbesar Pangsa Pasar, Sritex Akuisisi Dua Perusahaan Benang US$ 85 Juta

Duniaindustri.com (Februari 2018) – PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau yang dikenal dengan Sritex, mengakuisisi 100% saham di dua produsen benang pintal yakni PT Primayudha Mandirijaya dan PT Bitratex Industries senilai US$ 85 juta atau setara Rp 1,14 triliun. Dengan akuisisi tersebut, kapasitas produksi benang Sritex bertambah menjadi 1 juta mata pintal (spindle) atau setara pangsa 30% dari total kapasitas nasional.

Selain itu, dengan dukungan akuisisi tersebut, Sritex membidik pertumbuhan pendapatan tahun ini sebesar 30%. Perseroan optimis target tersebut bakal tercapai karena adanya kontribusi tambahan dari dua perusahaan baru. “Karena ada akuisisi, proyeksinya akan tembus US$ 1 miliar, jadi naik top line di atas 30%. Yang pasti, penjualannya juga akan naik,” kata Sekretaris Perusahaan Sritex, Welly Salam, dalam keterbukaan informasi.

Saat ini Sritex tengah memproses akuisisi dua perusahaan tekstil, yakni PT Primayudha Mandirijaya dan PT Bitratex Industries Pte Ltd. Welly menyatakan, saat ini pihaknya tengah menyelesaikan beberapa persyaratan lain seperti akta jual beli. “Tanda tangan mungkin Februari ini,” lanjutnya.

Menurut dia, total penjualan kedua perusahaan tersebut berkisar US$ 80 juta sampai US$ 200 juta. Jika proyeksi penjualan tersebut dikonsolidasikan dengan Sritex, maka pendapatan Sritex akan terdongkrak. Potensi kedua perusahaan diperkirakan bisa memberikan kontribusi sekitar 20% dari target pendapatan 2018. Kedua perusahaan yang diakuisisi tersebut memiliki penjualan ke pasar ekspor sebesar 70%. Hal ini juga sekaligus menambah porsi ekspor pasar Sritex nantinya.

Dia memaparkan penambahan dua perusahaan itu nantinya, juga membuat Sritex memiliki 1 juta mata pintal (spindle). Sementara, kebutuhan benang di Indonesia dengan populasi saat ini sekitar 3,5 juta mata pintal. “Berarti (pangsa pasar) kami sudah sekitar 30%,” imbuhnya.

Sementara untuk target tahun 2017, perseroan kembali menyakini optimis dapat terlampaui. Tahun lalu, Sritex membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 10%-12% menjadi sekitar US$ 745 juta sampai US$ 762 juta. Target tersebut dinilai sudah tercapai. “Sudah di atas US$ 762 juta, tapi untuk bottom line, belum ada gambaran. Intinya masuk proyeksi kami di 2017,” ungkapnya.

Dia juga menambahkan Sritex menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini sebesar US$ 25 juta sampai US$ 30 juta. Dana ini merupakan kebutuhan untuk memenuhi peralatan pabrik Sritex. Capex yang dianggarkan, lanjut Welly, akan digunakan untuk maintenance spare part mesin dan upgrade teknologi. Pihaknya juga sedang menambah kapasitas garmen dari sebelumnya 27 juta potong, menjadi 30 juta potong. ”Garment kan padat karya, jadi capitalnya enggak terlalu besar. US$ 25 juta-US$ 30 juta untuk maintenance,” jelas Welly.

Dia menambahkan, capex tersebut hanya khusus untuk pabrik Sritex yang saat ini beroperasi. Artinya, capex tersebut, belum termasuk belanja modal untuk dua calon perusahaan yang akan diakuisisi. Capex itu bersumber dari kas internal perusahaan. “Berdasarkan laporan keuangan, kebutuhan dana mereka kecil, sekitar US$5 juta untuk maintenance,” imbuh Welly.

Terkait akuisisi, Sritex dan Primayudha Mandirijaya serta Bitratex Industries menyepakati pengalihan saham dilakukan dalam dua tahap. Tahap I telah dilakukan perjanjian jual beli saham pada 7 Februari 2018 dengan nilai transaksi US$ 69,69 juta untuk pengalihan 82% saham masing-masing dari Primayudha Mandirijaya dan Bitratex Industries ke Sritex Group. Tahap II disepakati pengalihan 18% saham dari masing-masing Primayudha Mandirijaya dan Bitratex Industries ke Sritex Group dengan nilai US$ 15,30 juta.

Pembayaran pada tahap II ini dilakukan dengan cara angsuran, di mana angsuran pertama dibayarkan pada 20 Maret 2018 senilai US$ 7,3 juta dan angsuran kedua ditentukan kemudian. Adapun saham di Primayudha Mandirijaya yang diakuisisi oleh Sritex adalah milik THG Pte. Ltd., Tolaram Industries Pte. Ltd., Khrisna Kumar Agrawal, Manmeet Singh dan Arvind Kumar Shankerlal Ladha.

Sementara itu, saham di Bitratex Industries yang diambil Sritex milik One Soverein Investments Pte Ltd, Thakral Investments Limited, Asean Interests Limited, Sohans Enterprise (H) Limited, Sohans Enterprise (H) Limited, Sohans Emporium Pte. Ltd., Arvin Kumar Shankerlal Ladha dan Krishna Kumar Agrawal.

Ekspansi Hilir
Sementara itu, produsen tekstil PT Argo Pantes Tbk (ARGO) akan memperkuat bisnis hilir pada tahun ini dengan menargetkan bisa meraih laba tahun ini. “Kami akan meningkatkan lini bisnis fabric processing, knitting dan garmen,” kata Direktur Argo Pantes, Surjanto Purnadi kepada pers.

Adapun lini bisnis pembuatan benang dan kain blacu pada tahun ini perlahan akan dikurangi. Maklum, keuntungan yang diraih dari bisnis benang dan kain blacu membuat perusahaan tekstil milik Grup Argo Manunggal ini terhitung rendah.

Pengurangan produksi sudah dimulai sejak tahun lalu, di mana produksi benang turun dari 9.042 ton menjadi 8.788 ton. Adapun produksi kain blacu merosot 99% year-on-year (yoy) menjadi 2.000 yard pada tahun lalu.

Selain memilah lini bisnis yang akan digenjot, tahun ini perseroan akan fokus menggeber pangsa pasar domestik. Ini tercermin dari penjualan tekstil di pasar domestik yang tumbuh 2,15% (yoy) menjadi US$ 5,22 juta pada kuartal I tahun ini.

“Persaingan di pasar ekspor semakin ketat karena ada produk dari Tiongkok. Untuk itu, kami memutuskan fokus di pasar domestik tahun ini,” ujar Surjanto.

Selain persaingan bisnis, lanjut Surjanto, pihaknya melihat penurunan pertumbuhan ekonomi global pada tahun lalu turut menekan kinerja perusahaan. Pelambatan ekonomi menyeret harga komoditas sehingga harga kapas, bahan baku utama industri tekstil, ikut rendah. “Akibatnya kami tidak bisa menjual produk dengan harga tinggi,” papar dia.(*/berbagai sumber/tim redaksi 03)

Riset Peta Persaingan Industri Semen

datapedia

DIVESTAMA2 (1)

desainbagus kecil

d-store

CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:

TwitterLogo Like-us-on-Facebook

logo slideshare google-plus-logo

watch_us_on_youtube

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top