Duniaindustri.com (Maret 2022) – Perang Rusia-Ukraina yang memicu embargo negara-negara Barat terhadap Rusia ternyata dibayangi dengan kekhawatiran krisis baru energi. Kondisi tersebut dikhawatkan akan memicu ketidakstabilan supply-demand energi sehingga mendongkrak harga minyak mentah.
Achmad Nur Hidayat MPP, Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute dan Staf Pengajar FEB UPN VJ, menjelaskan ada catatan menarik dari pertemuan para ribuan eksekutif perusahaan minyak yang berkumpul di Houston, ibu kota minyak dunia, untuk konferensi energi CERAWeek, yang diselenggarakan oleh S&P Global pada Senin 7 Maret 2022 pekan lalu. “Pertemuan tersebut bicara sangat relevan karena selain berbicara perkembangan geopolitik yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina, juga berbicara terkait krisis energi yang mungkin terjadi karena sanksi dan embargo terhadap Rusia,” ujarnya di Jakarta, kemarin.
Achmad mengutip Mohammad Barkindo, Sekretaris Jenderal Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau OPEC, yang dalam sambutannya di Houston, menyampaikan perkembangan dramatis geopolitik yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir. Barkindo mengatakan bahwa sejak pembentukan organisasi OPEC pada tahun 1960, telah terjadi tujuh siklus pasang surut krisis minyak global. Barkondo khawatir bahwa krisis Rusia dapat menyebabkan ‘bencana’ lain seperti itu berarti siklus ke-8.
Peringatannya bertepatan dengan titik balik dalam sejarah energi. Sebagai pembalasan atas serangan Rusia di Ukraina, AS melarang impor minyak Rusia langsung pada 8 Maret 2022, dan Inggris mengumumkan akan membuat langkah serupa dalam beberapa bulan mendatang. Meskipun tidak ada negara UE yang bergabung dengan embargo, pada hari yang sama Komisi Eropa mengumumkan bahwa ketergantungan Uni Eropa pada gas Rusia adalah sekitar 40% dari total konsumsi bahan bakar fosil.
Uni Eropa kemudian menyampaikan strategi energi ke depannya yaitu bahwa ketergantungan Uni Eropa terhadap gas Rusia baru bisa lepas paling cepat 2027. Putin menanggapi sanksi tersebut dengan pernyataan bahwa Rusia akan memotong ekspor komoditas. Patut diingat bahwa Rusia memiliki ekspor komoditas yang beraneka ragam mulai gandum hingga nikel. Ekspor Rusia tersebut dapat mengganggu pasar dunia. Harga minyak mentah Brent, yang merupakan patokan internasional, naik di atas $130 per barel.
Kekhawatiran pun terus memuncak saat para eksekutif perusahaan minyak prihatin jika minyak Rusia menjadi benar-benar hilang dari pasaran maka harga minyak mentah bisa mencapai US$ 200 per barel tahun ini. Para eksekutif menjadi gugup karena mereka khawatir bahwa krisis Rusia dapat mematikan industri mereka.
Barkindo menilai saat ini dunia tidak memiliki kapasitas sebesar hilangnya 8 juta barel per hari dari Rusia. Sejumlah analis menilai OPEC hanya mungkin menambah 2 juta barel dari 8 juta barel per hari yang berasal dari Arab dan Uni Emirat Arab untuk menggantikan pasokan Rusia. Namun, Arab dan Uni Emirat Arab tidak mau terburu-buru untuk memihak Amerika, para pemimpin Arab dan UEA justru tidak puas dengan kebijakan AS di Timur Tengah.
Lantas apa yang harus dilakukan Indonesia untuk mengantisipasinya? Achmad menilai Indonesia harus segera melakukan reorientasi terhadap kebijakan ketahanan energinya. Penggunaan energi fosil Indonesia yang sudah net importir harus dirombak. Kemandirian Energi harus segera diwujudkan.(*/tim redaksi 06/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 250 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 250 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini: