Duniaindustri.com (September 2015) – Penjualan semen pada Agustus 2015 naik 15% menjadi 5,34 juta ton dibanding bulan yang sama tahun lalu, menurut data Asosiasi Semen Indonesia (ASI). Hal itu menandakan penjualan semen di Indonesia mulai rebound setelah sebelumnya tercatat tumbuh -4,2% hingga Juli 2015.
Dengan kenaikan penjualan semen pada bulan lalu, total konsumsi semen sepanjang Januari-Agustus 2015 mencapai 37,26 juta ton, turun -0,3% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Widodo Santoso, Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI), menilai kenaikan penjualan semen pada Agustus 2015 mengindikasikan mulai berjalannya pembangunan pemerintah dan cairnya anggaran pembangunan pemerintah daerah. “Konsumsi semen mulai membaik pada Agustus 2015. Permintaan semen melonjak 15% menjadi 5,34 juta ton dibanding Agustus tahun lalu. Tingginya permintaan ini mengindikasikan mulai bergeraknya pembangunan infrastruktur, perumahan, dan apartemen serta cairnya anggaran dana pemerintah daerah. Faktor pendorong lainnya, yakni banyaknya hari aktif sepanjang Agustus lalu,” ujar Widodo.
Pencairan anggaran dana pemerintah daerah mulai terlihat dari lonjakan penjualan semen di sejumlah daerah. Pada Agustus 2015, konsumsi semen di Pulau Sumatera mencapai 1,15 juta ton, naik 21,4% dari bulan yang sama tahun lalu. Kemudian konsumsi di Pulau Jawa mencapai 3,04 juta ton, naik 14,9% secara tahunan.
Konsumsi semen di Sulawesi mencapai 400.000 ton, naik 8,1% secara tahunan. Penjualan semen di Bali dan Nusa Tenggara mencapai 310.000 ton (naik 14,5%), Maluku dan Papua mencapai 99.000 ton (naik 11,2%). Konsumsi semen terendah terjadi di Kalimantan yang hanya mencapai 370.000 ton (meningkat 2,6%).
Pemain Baru
Hadirnya pemain baru di industri semen Indonesia akan berdampak pada potensi oversupply di pasokan lokal. Hal itu bisa terjadi mengingat penjualan semen nasional periode Januari-Juli 2015 turun 4,12% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Pelemahan pasar yang disertai dengan kenaikan pasokan dari kehadiran pemain baru akan membuat persaingan makin ketat, terutama di daerah-daerah tertentu. Tidak heran jika perang harga berpotensi terjadi di daerah tempat pabrik baru berdiri.
Duniaindustri.com mencatat setidaknya terdapat sekitar 9 pemain baru yang berminat berinvetasi di Indonesia dengan membangun pabrik baru (greenfield). Total investasi sembilan pemain baru di industri semen di Indonesia yang berencana membangun pabrik baru dengan nilai investasi total sekitar US$ 4,4 miliar. Investasi baru itu akan menambah kapasitas produksi semen nasional sebanyak 40,3 juta ton.
Pemain baru itu terdiri dari Siam Cement (Thailand) yang akan berinvestasi sekitar US$ 360 juta untuk membangun satu unit pabrik baru di Sukabumi, CNBM (China) dengan investasi US$ 350 juta yang akan dialokasikan untuk membangun pabrik baru di Jawa Tengah serta beberapa investasi baru dari Anhui Conch Cement, Ultratech, Semen Puger, Semen Barru, Semen Panasia, dan Jui Shin Indonesia. Secara total investasi sembilan pemain baru tersebut sekitar US$ 4,4 miliar dengan tambahan kapasitas produksi sebanyak 40,3 juta ton di 2017 saat pabrik beroperasi.
“Beberapa produsen semen yang mulai merealisasikan investasi pembangunan pabrik baru tahun ini antara lain Semen Merah Putih di Banten dan Anhui Conch Semen di Kalimantan Selatan,” ujar Tuti Rahayu, Direktur Kimia Hilir Kementerian Perindustrian.(*/berbagai sumber)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: