Duniaindustri.com (September 2017) – Penjualan semen domestik pada Januari-Agustus 2017 tumbuh 5,7% menjadi 41,13 juta ton dibanding periode yang sama tahun lalu 38,92 juta ton. Menurut data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), penopang utama pertumbuhan itu antara lain kenaikan permintaan di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur yang masing-masing naik di atas 15%.
Sementara permintaan semen di Pulau Kalimantan, Sulawesi, dan Papua justru tercatat minus pada periode tersebut. Otomatis pertumbuhan penjualan semen secara nasional ditopang pergerakan positif dari permintaan di Pulau Jawa dan Sumatera.
Secara akumulasi 8 bulan 2017, penjualan semen di Pulau Jawa tumbuh 10,6% menjadi 23,4 juta ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 21,15 juta ton. Disusul penjualan semen di Pulau Sumatera yang tumbuh 3,1% menjadi 8,6 juta ton. Penjualan semen di Pulau Kalimantan turun 6,4% menjadi 2,52 juta ton, demikian juga di Pulau Sulawesi yang tercatat turun 2,3% menjadi 3,3 juta ton.
Menurut Ketua Asosiasi Semen Indonesia Widodo Santoso, pada tahun 2017 ini, penjualan semen di dalam negeri dan ekspor diperkirakan akan mencapai sekitar 68 juta ton.
Sementara itu, lanjut dia, kapasitas produksi domestik diperkirakan mencapai 100 juta ton, sehingga terdapat kelebihan pasokan semen di dalam negeri sekitar 30 juta ton atau kurang lebih 30 persen dari kapasitas nasional.
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) sebagai market leader industri semen masih mempertahankan dominasi pangsa pasar dalam negeri sebesar 41,1%. Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia, Agung Wiharto, mengatakan kinerja penjualan domestik perseroan hingga Agustus 2017 tumbuh sebesar 4,1 persen atau sebesar 16,88 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun 2016 sebesar 16,23 juta ton.
Sementara itu, total penjualan semen Perseroan (termasuk penjualan Thang Long Cement Vietnam dan ekspor semen) tumbuh sebesar 9,0 persen atau sebesar 19,96 juta ton dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 18,30 juta ton.
Hingga bulan Agustus 2017, volume penjualan ekspor Perseroan mencapai 1,25 juta ton atau naik 249,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016 sebesar 360.417 ton. “Tujuan ekspor diantaranya ke negara Malaysia, Filipina, Timor Leste, Bangladesh, Maladewa, Srilanka, Kuwait serta Australia,” jelasnya.
Semen Indonesia juga menunjuk direktur utama (dirut) baru yakni Hendi Prio Santoso, menggantikan Rizkan Chandra yang tutup usia pada 15 Juli 2017 lalu. Perubahan manajemen itu dihasilkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat (15/9). Selain menunjuk Direktur Utama baru, RUPSLB kali ini yang diadakan di Main Hall Bursa Efek Indonesia juga menunjuk jajaran komisaris dan direktur baru. Adapun dua nama, yaitu Ahyanizzaman dan Agung Yunanto, dipercaya oleh para pemegang saham lama untuk tetap menjabat dalam jajaran direksi Semen Indonesia.
Adapun susunan komisaris dan direksi Semen Indonesia hasil RUPSLB, Jumat (15/9) adalah sebagai berikut. Sutiyoso sebagai Komisaris Utama, sementara komisaris adalah Hambra, Sony Subrata, Astera Primanto Bhakti, Wahyu Hidayat, dan komisaris independen adalah Djamari Chaniago dan Nasarudin Umar. Susunan direksi yang baru sebagai berikut: Direktur Utama Hendi Prio Santoso, Direktur Keuangan Fadjar Judisiawan, Direktur Pemasaran & Supply Chain Ahyanizzaman, Direktur Produksi Benny Wendry, Direktur Strategi Bisnis & Pengembangan Usaha Doddy Sulasmono Diniawan, Direktur Enjiniring & Proyek Tri Abdisatrijo, Direktur SDM & Hukum Agung Yunanto.
Dalam RUPSLB itu juga disetujui perubahan anggaran dasar perseroan terkait dengan penetapan saham seri A Dwiwarna Negara Republik Indonesia dan standarisasi anggaran dasar BUMN terbuka. Juga, disetujui ratifikasi peraturan menteri BUMN yang wajib dikukuhkan oleh BUMN terbuka.(*/tim redaksi 05)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: