Duniaindustri.com (Februari 2020) — Penjualan semen di awal 2020 ternyata belum menunjukkan kabar gembira. Kondisi cuaca musim hujan serta seretnya proyek infrastruktur dan properti diperkirakan masih menjadi penghalang utama kebangkitan pasar semen di Indonesia awal tahun ini.
Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) yang diperoleh tim duniaindustri.com, volume penjualan industri semen turun 8% secara year on year (yoy) menjadi 5.199 ribu ton (hampir 5,2 juta ton) pada Januari 2020, dari 5.641 ribu ton (5,64 juta ton) pada Januari 2019. Pelemahan terjadi hampir di seluruh daerah di Indonesia, terutama dimotori Pulau Jawa dan Sumatera.
Penjualan semen di Pulau Jawa anjlok 9% menjadi 2,86 juta ton dari sebelumnya 3,15 juta ton secara tahunan. Penurunan permintaan terbesar terjadi di Yogyakarta (-36%), Jakarta (-17%), dan Banten (-12%). Pulau Sumatera juga menderita pelemahan pasar sebesar 12% menjadi 1,05 juta ton dari sebelumnya 1,19 juta ton secara tahunan.
Jika dibandingkan bulan sebelumnya yakni Desember 2019, raihan penjualan semen pada Januari 2020 terkoreksi lebih besar. Penurunan pasar semen di Indonesia secara bulanan tercatat -21%, sebab pada Desember 2019 penjualan semen mencapai 6,54 juta ton.
Penjualan semen yang belum mencapai titik optimal selain disebabkan karena cuaca musim hujan dan lambatnya proyek infrastruktur serta properti, juga dipengaruhi kondisi oversupply yang masih mewarnai industri ini, menurut analisis tim Duniaindustri.com. Peta persaingan pasar juga mulai berubah menyusul pergeseran strategi dari pemain baru.
Tampaknya, pemain baru asal China yang sangat agresif, yakni Conch Indonesia, lelah berperang dengan dua pemain semen besar, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP). Akhirnya, perusahaan asal Tiongkok itu memutuskan berburu keuntungan dan menjajaki penerbitan saham perdana (initial public offering/IPO) saham dalam lima tahun ke depan.
Sejak 2015, Semen Conch telah mengobrak-abrik peta persaingan semen domestik dan menjadi penantang utama bagi dua market leader, yakni Semen Indonesia dan Indocement. Conch sebagai pemain baru berani membanting harga jual dan memicu perang harga di industri semen yang berkecamuk dalam lima tahun terakhir.
“Conch telah menaikkan harga jual di Kalimantan yang menjadi basis dan perlahan menarik diri dari Jawa. Conch juga mulai mengekspor semen untuk kali pertama,” tulis CGS-CIMB dalam laporan riset tentang sektor semen, belum lama ini.
CIMB menilai, sebenarnya, Conch bisa menyerang dua pemain besar pada 2019. Sebab, tahun itu, margin EBIT Indocement kurang dari 1% dan Semen Indonesia tengah berutang besar, seiring akuisisi PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB), yang kini bernama PT Solusi Bangun Indonesia Tbk.
Perang harga di industri semen memang telah berakhir, setelah pemain kecil menyerah. Mereka akhirnya menaikkan harga jual untuk menyelamatkan bisnis.
Sedangkan dalam riset RBH disebutkan, pangsa pasar pemain semen kecil, melorot menjadi 20% kuartal III tahun ini dari kuartal I sebesar 26%. Sebaiknya, pangsa pasar dua pemain besar, Semen Indonesia dan Indocement naik dari 74% menjadi 80%.
“Pemain semen baru, seperti Anhui, Conch Cement, dan Semen Merah Putih mulai mengikuti pemain besar menaikkan harga jual,” tulis RHB.
RHB memprediksi penjualan semen domestik pada 2020 tumbuh 6% menjadi 75 juta ton. Ini sejalan dengan keyakinan Indocement dan Semen Indonesia bahwa permintaan mulai meningkat pada Oktober 2019, yang mencapai level tertinggi dalam dua tahun terakhir.(*/berbagai sumber/tim redaksi 06/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Annual report* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 179 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 179 database, klik di sini
- Butuh 23 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya: