Latest News
You are here: Home | Otomotif | Penjualan Mobil Oktober Turun 5,1% Secara Bulanan
Penjualan Mobil Oktober Turun 5,1% Secara Bulanan

Penjualan Mobil Oktober Turun 5,1% Secara Bulanan

Duniaindustri.com (November 2015) – Penjualan mobil secara nasional pada Oktober 2015 turun -5,1% menjadi 88.325 unit dibanding September 2015 sebesar 93.038 unit. Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), dibanding periode yang sama tahun lalu, penjualan mobil Oktober 2015 turun -16,1% menjadi 88.325 unit dari sebelumnya 105.222 unit.

Hampir seluruh merek mobil mengalami penurunan penjualan pada Oktober 2015 dibanding September 2015. Hanya penjualan mobil Honda yang mampu mencetak pertumbuhan 1,8% menadi 14.609 unit dibanding bulan sebelumnya 14.355 unit. Namun, dibanding bulan yang sama tahun lalu, penjualan mobil Honda juga turun -1,9% menadi 14.609 unit dari sebelumnya 14.896 unit.

Penjualan mobil Grup Astra juga terkoreksi -3,9% menjadi 45.668 unit pada Oktober 2015 dibanding bulan sebelumnya 47.526 unit. Secara tahunan, pelemahan terjadi lebih dalam, -8,2% menjadi 45.668 unit dibanding Oktober 2014 sebesar 49.737 unit. Meski demikian, Grup Astra masih menguasai pangsa penjualan mobil secara nasional sebesar 50,2%.

Penjualan mobil Nissan tercatat turun paling dalam -17% pada Oktober 2015 secara bulanan menjadi 1.439 unit dibanding September 2015 sebesar 1.734 unit. Secara tahunan, penjualan mobil Nissan juga melemah paling dalam, -51,2% menjadi 1.439 unit dari Oktober 2014 sebesar 2.951 unit.

Chairman Gaikindo, Jongkie Sugiarto, mengaku pihaknya baru saja kembali memangkas target penjualan 2015 menjadi antara 950 ribu hingga 1 juta unit, dari target sebelumnya 1,1 juta unit. Pada awalnya, Gaikindo menargetkan penjualan 1,2 juta unit. “Kami tak melihat banyak perubahan (perbaikan keadaan),” ujar Sugiarto.

Dalam upaya mendorong pertumbuhan industri otomotif, Bank Indonesia melonggarkan regulasi batasan uang muka untuk pembelian mobil dan sepeda motor, dari sebelumnya 30% dan 25% menjadi 25% dan 20%. “Pelonggaran ini sedikit membantu namun tak berdampak banyak,” tegas Jongkie.

Dipukul oleh penurunan harga komoditas, pertumbuhan ekonomi Indonesia anjlok menjadi 4,67% pada kuartal kedua lalu, terlemah dalam enam tahun. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan tahun ini hanya 4,89%, pertumbuhan di bawah 5% pertama kalinya sejak 2009.(*/berbagai sumber)

datapedia

DIVESTAMA2 (1)

desainbagus kecil

CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:

TwitterLogo Like-us-on-Facebook

logo slideshare google-plus-logo

watch_us_on_youtube

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top