Duniaindustri.com (April 2014) – Penjualan mobil di Indonesia pada kuartal I 2014 mencapai 328.554 unit, naik 11% dibanding periode yang sama tahun lalu 296.005 unit. Dalam tiga bulan pertama tahun ini, sekitar 3.650 unit mobil terjual dalam satu hari. Cukup fantastis bukan.
Menurut data sejumlah agen tunggal pemegang merek anggota Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan dari distributor ke dealer atau wholesales (WS) selama 3 bulan pertama 2014 sudah mencapai 328.554 unit. Kenaikan mencolok dialami oleh “city car” (mobil kota) atau mobil mini. Segmen ini naik sampai 4,7 kali atau 473,77%, yaitu dari 12.656 unit menjadi 59.530 unit atau menguasai 18,1% dari total penjualan mobil di Indonesia, kombinasi kendaraan penumpang dan komersial. Padahal periode sebelumnya hanya memperoleh jatah 4,2%.
Peningkatan terbesar penjualan mobil kota didukung oleh segmen low cost and green car (LCGC), terdiri dari 4 merek, Toyota (Agya), Daihatsu (Ayla), Honda (Brio Satya) dan Suzuki (Karimun WagonR) mencapai 43.999 unit atau dii segmen mobil kota, berkontribusi hampir 74 persen. Untuk nasional, LCGC juga menyumbang 13,39% dari total penjualan mobil di Indonesia pada tahun ini.
Segmen lain yang juga mengalami kenaikan cukup besar adalah MPV terendah (low MPV) dan pikap ringan (bak terbuka). Keduanya memperoleh kenaikan 11,8%. MPV terendah dengan merek yang semakin banyak, mengalami kenaikan menjadi 101.625 unit dari tahun lalu 90.836 unit.
Pada tahun lalu, sampai kuartal pertama, segmen ini hanya dikuasai 4 merek, yaitu Toyota (Avanza), Daihatsu (Xenia), Suzuki (APV dan Ertiga) dan Nissan (Evalia). Namun pada tahun ini, bertambah dua merek, yaitu Honda dengan Mobilio dan Chevrolet dengan Spin. Pada tahun ini Honda Mobilio sudah memberi sumbangan 18.341 unit dan Chevrolet Spin 3.135 unit.
Untuk kendaraan penumpang individual (non-komersial) mencapai 233.420 unit atau 71%, sedangkan komersial, truk dan bus ringan, sedan menengah, plus pikap mini, minibus (karoseri) dan makrobus mencapai 95.134 unit atau 29%.
Namun, penjualan mobil pada kuartal II- 2014 diperkirakan anjlok hingga 10% menjadi sekitar 297 ribu unit dibanding kuartal I-2014. Penurunan tersebut akibat pendeknya hari kerja, sehingga penjualan mobil menjadi kurang efektif.
“Soal daya beli, saya tidak melihat ada masalah. Potensi penurunan pada kuartal II lebih karena banyaknya hari libur, sehingga hari kerja lebih pendek,” kata Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Sudirman MR usai menemui Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat.
Meski mengalami penurunan pada kuartal II, Sudirman meyakini, hal itu tidak akan terlalu berpengaruh terhadap penjualan mobil sepanjang tahun ini. Penjualan mobil pada 2014 diperkirakan bisa menembus angka 1,2 juta unit, atau hampir sama dengan pencapaian tahun lalu yang sebanyak 1,22 juta unit.
Pasar otomotif dalam negeri, lanjut Sudirman, masih relatif kondusif. Hal itu terlihat dari penjualan mobil sepanjang kuartal I- 2014 yang mampu tumbuh 10% dibanding periode sama tahun lalu. “Penyebab pertumbuhan murni karena pasar memang membaik. Soal pengaruh mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC), memang ada. Tapi, tanpa LCGC pun penjualan mobil akan terus naik. Karena daya beli dan pasar memang terus membaik,” ungkap dia.(*/berbagai sumber)