Latest News
You are here: Home | Semen | Penjualan Keramik di Indonesia Capai Rp 17 Triliun
Penjualan Keramik di Indonesia Capai Rp 17 Triliun

Penjualan Keramik di Indonesia Capai Rp 17 Triliun

Duniaindustri (Mei 2011) – Mungkin bagi banyak orang, keramik yang dipakai di rumah maupun hotel hanya produk umum yang biasa dipakai untuk melengkapi. Tapi sadarkan anda bahwa penjualan keramik di Indonesia cukup besar, mencapai Rp 17 triliun pada 2010. Omzet yang cukup fantastis untuk para produsen di Indonesia.

Data dari Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) menunjukkan, penjualan keramik di Indonesia pada 2010 menembus Rp17 triliun, atau naik 30,7% dibandingkan 2009 sebesar Rp 13 triliun. Kenaikan penjualan itu didukung pertumbuhan pesat di sektor properti yang banyak menyerap keramik.

Ketua Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Achmad Widjaya mengatakan, volume penjualan keramik di negeri ini pada 2010 mencapai 180,05 juta meter persegi. “Sebenarnya target awal penjualan keramik di 2010 sebanyak 243 juta meter persegi asalkan pasokan energinya lancar,” katanya.

Sampai saat ini produsen keramik lebih memfokuskan penjualan dalam negeri. Porsi penjualan domestik mencapai 95%. “Sisanya ekspor hanya 5%,” kata dia.

Dilihat dari pertumbuhan penjualan tertinggi di Indonesia, wilayah Sumatera menjadi pasar yang menjanjikan bagi penjualan keramik. Pertumbuhan permintaan keramik di Sumatera lebih tinggi ketimbang Jawa. “Meskipun permintaan wilayah Sumatera bertumbuh tinggi, Jawa tetap menjadi pasar terbesar keramik domestik, dengan pangsa 65%,” ungkapnya.

Pada 2011, penjualan keramik di Indonesia diperkirakan tumbuh 10-15% jika pasokan gas yang menjadi bahan bakar pembuatan keramik dipasok secara memadai. Sejak tiga tahun terakhir, produsen keramik nasional mengeluhkan keterbatasan pasokan gas, baik dari kuantitas maupun kualitas. Gas digunakan produsen untuk membakar felspard dan pasir silica yang menjadi bahan baku keramik.

Industri nasional, termasuk keramik, tahun ini masih dihantui masalah kekurangan (defisit) pasokan gas sebagai bahan bakar. Kebutuhan gas industri nasional mencapai 1.500 juta standar metrik kaki kubik per hari (million metric standard cubic feet per day/MMSCFD), namun yang terpenuhi hanya sekitar 800 MMSCFD.

Forum Industri Pengguna Gas Bumi menghitung, kebutuhan gas nasional pada 2011 mencapai 2.900 MMSCFD. Tahun ini dengan pertumbuhan ekonomi ditargetkan 6%, kebutuhan gas bisa meningkat dengan angka yang sama. Tapi, pasokan melalui pipa PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) hanya sebanyak 1.500 MMSCFD. Itupun harus dikurangi dengan alokasi perusahaan BUMN yang mencapai 800-1.000 MMSCFD. Dengan demikian, jatah untuk perusahaan manufaktur tambah sedikit.(Tim redaksi 02)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top