Duniaindustri.com (Maret 2014) — Sepanjang 2013, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)menorehkan pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 7,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 83,0 triliun. Laba bersih BUMN telekomunikasi ini mencapai Rp 14,2 triliun sepanjang 2013 atau tumbuh 10,54% dari posisi 2012 sebesar Rp 12,85 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis perseroan, laba bersih per saham dasar perusahaan telekomunikasi pelat merah itu naik Rp 133,84 menjadi Rp 147,42.
Pendapatan Telkom terutama didukung pertumbuhan pendapatan usaha anak perusahaan yakni Telkomsel sebesar dua digit yaitu 10,1%. Sedangkan EBITDA tumbuh 5,1% menjadi Rp 41,8 triliun dan laba bersih naik 10,5% menjadi Rp 14,2 triliun.
Direksi Telkom telah menyampaikan laporan keuangan konsolidasian auditan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia. Kinerja operasional dan keuangan Telkom selama tahun 2013 memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk terus berkembang di tengah kondisi persaingan industri telekomunikasi di Indonesia yang semakin ketat.
“Voice seluler dan layanan data merupakan kontributor terbesar dari pendapatan usaha Telkom Group,” kata manajemen Telkom dalam siaran pers.
Pendapatan tahun buku 2013 masih didominasi oleh voice bisnis selular yang berkontribusi 38,7% terhadap total pendapatan perusahaan. Data, internet, dan layanan IT berada di nomor dua, berkontribusi sebesar 38,2%. Kemudian diikuti pendapatan voice jaringan tetap (fixed line) dengan kontribusi 11,7%. Kontribusi lainnya sebesar 11,4% adalah dari interkoneksi, jaringan, dan lain-lain. Pendapatan voice seluler meningkat sebesar 4,6% dari periode yang sama tahun lalu. Sedangkan data, internet, dan layanan IT meningkat sebesar 14,8% dibanding tahun sebelumnya.
Sementara beban operasional dan pemeliharan menjadi kontributor utama, yaitu sebesar 35,1% dari total beban usaha. Beban depresiasi dan amortisasi serta beban pegawai masing-masing 28,6% dan 17,7%.
Beban interkoneksi, beban umum, dan administrasi, beban pemasaran dan pengeluaran lainnya keseluruhannya berkontribusi 18,6%. Total beban meningkat sebesar 7,1% dari periode yang sama tahun lalu.
Biaya operasional dan pemeliharaan naik 15,1% dibandingkan tahun lalu menjadi Rp 19,3 triliun, yang antara lain disebabkan oleh percepatan penyebaran BTS Telkomsel untuk antisipasi pertumbuhan penggunaan mobile broadband.
“Pengguna layanan Fixed Broadband meningkat sebesar 28.7% dari periode sama tahun sebelumnya menjadi 3 juta pelanggan. Pengguna layanan mobile data juga meningkat sebesar 10,8% menjadi 60,5 juta pengguna,” ujarnya.
Telkomsel membukukan pendapatan sebesar Rp 10,5 triliun dari layanan data, meningkat sebesar 35,6% dari tahun lalu. Total layanan mobile data dan pendapatan fixed broadband meningkat sebesar 25,6% dari tahun lalu menjadi Rp 15,1 triliun.
Selama tahun 2013 Telkomsel mencatat pertambahan 6,4 juta menjadi 131,5 juta pelanggan. Menurutnya, Telkom telah melakukan instalasi 82,8 ribu titik akses WiFi di area publik yang dapat dinikmati para pelanggan Telkom dan Telkomsel.
Sementara dua perusahaan telekomunikasi besar lainnya justru menorehkan kinerja yang menurun. PT Indosat Tbk (ISAT) mencatat rugi tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik perusahaan sepanjang 2013 sekitar Rp 2,782 triliun, lebih rendah dibanding periode tahun sebelumnya yang masih mencetak laba bersih Rp375,1 miliar. Berdasarkan laporan keuangan Indosat dalam publikasi kepada BEI, Senin (3/3), kerugian ini disebabkan rugi selisih kurs sebesar Rp2,786 triliun pada 2013, meningkat 274,3% dibanding periode tahun sebelumnya Rp744,6 miliar.
Sedangkan PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatakan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun tajam menjadi Rp 1,03 triliun pada 2013. Pencapaian laba itu turun sekitar 62,64% dibandingkan perolehan 2012 sebesar Rp 2,76 triliun.
Pendapatan perseroan yang memiliki kode emiten EXCL ini naik tipis 1,4% menjadi Rp 21,26 triliun pada 2013. Perseroan mengalami tekanan dari beban perseroan yang meningkat. Beban perseroan naik 17,98% menjadi Rp 19,6 triliun pada 2013.
Pengguna Internet
Kinerja perusahaan telekomunikasi juga terpengaruh peningkatan pengguna internet di Indonesia. Jumlah pengguna internet pada 2013 mencapai 71,19 juta, meningkat 13% dibanding 2012 yang mencapai sekitar 63 juta pengguna. Kenaikan jumlah pengguna internet memunculkan peluang bisnis baru bagi industri e-commerce, media sosial, dan payment gateway.
Kenaikan pengguna internet juga mendukung perkembangan perusahaan startup lokal. Salah satu perusahaan startup digital yang potensial dan terus tumbuh secara dinamis adalah Desain Bagus Group. Kelompok bisnis ini menaungi desainbagus.com (multiplatform digital agency), duniaindustri.com (pioner komunitas industri di Indonesia), nuleutik.com (online shop khusus segmen anak), karyaweb.com (hosting and server company), rajabagus.com (perusahaan afiliasi), dan butikplaza.com (perusahaan afiliasi). Yang terbaru, Desain Bagus Group mengembangkan direktori bisnis online melalui www.bizfold.com yang dapat digunakan secara gratis.
Sejak 2011, Desain Bagus Group tumbuh pesat di tengah booming-nya bisnis e-commerce di Indonesia. Desainbagus.com menawarkan konsep terintegrasi dari mulai web development, web design (multi grapich design), online application (game online), hingga brand management yang menyodorkan berbagai keunggulan seperti low cost, desain unik dan berkualitas, serta costumer friendly.
Tidak heran dalam waktu singkat, desainbagus.com dipercaya ratusan costumer baru mulai dari perusahaan skala besar, menengah, hingga industri kecil. Dengan sumber daya muda dan berdaya juang tinggi, desainbagus.com berambisi ikut memajukan bisnis e-commerce di Indonesia. Hingga akhir 2013, total jumlah website dan aplikasi online yang telah dikembangkan Desain Bagus Group mencapai 200, naik dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu.
Begitu juga dengan kinerja finansial Desain Bagus Group. Pertumbuhan permintaan mendorong kenaikan pendapatan dan profitabililitas, sekaligus meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham dan karyawan. Nilai tambah itu berupa pembagian dividen dari laba bersih perusahaan yang dibagikan pada Juli 2013.
“Dengan strategi yang tepat dan terarah, Desain Bagus Group akan terus berekspansi dan menumbuhkan kreativitas untuk menciptakan kinerja yang efisien dan berkesinambungan,” kata CEO Desain Bagus Group Caturama Aritsyah.(*tim redaksi)