Latest News
You are here: Home | Baja | Pemodal Asing Tanam Investasi Logam Rp 93,5 Triliun

Pemodal Asing Tanam Investasi Logam Rp 93,5 Triliun

Duniaindustri (Februari 2012) — Pemodal asing sangat berminat dengan industri logam di Indonesia. Terbukti arus investasi asing di sektor industri logam paling tinggi di 2011.

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang diolah Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan, penanaman modal asing (PMA) di sektor industri logam pada 2011 mencapai US$ 10,39 miliar atau Rp 93,5 triliun, terbesar dibanding sektor lainnya.

Investasi logam itu antara lain PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dan Pohang Steel Corporation (Posco) asal Korea yang akan merealisasikan investasi tahap awal sebesar US$ 2,7-3 miliar. Selain itu, PT Indoferro (Iron & Steel Mill), produsen baja yang merupakan hasil joint venture antara perusahaan Singapura, Lee Metal Group Ltd, dan perusahaan nasional Growth Steel Group, membangun pabrik baja ‘pig iron’ tahap I dengan nilai investasi US$ 180 juta di Ciwandan, Banten.

PT Jogja Magasa Iron, anak usaha Indo Mines Ltd (perusahaan tambang asal Australia), berencana membangun pabrik pengolahan bijih besi menjadi besi mentah (pig iron) senilai US$ 600 juta di Kulon Progo yang ditargetkan beroperasi mulai 2013.

Perusahaan asal Korea Selatan (Korsel), JSK International Resources Co Ltd, akan membangun pabrik pengolahan bijih besi di Provinsi Aceh dengan menginvestasikan dana sebesar US$ 1 juta. Tak ketinggalan, perusahaan tambang bijih besi PT Lhoong Setia Mining (LSM) mulai melakukan eksploitasi di kawasan Lhoong, Aceh Besar, dan telah melakukan ekspor sebanyak 18.000 ton bijih besi ke China sejak Desember 2008 hingga saat ini.

PT Meratus Jaya Iron and Steel, perusahaan patungan PT Krakatau Steel Tbk dan PT Aneka Tambang Tbk, juga menggarap pengolahan bijih besi di Kalimantan Selatan senilai Rp 1,1 triliun. PT Gainet International Indonesia (GII), perusahaan patungan China dan Indonesia, juga menggarap pengolahan bijih besi di Sumatera Barat.

Menurut data tersebut, nilai investasi asing yang terbesar kedua mengalir ke industri hasil hutan dan perkebunan US$ 1,33 miliar (Rp 12 triliun). Disusul, investasi PMA mengucur ke industri makanan dan minuman US$ 231,1 juta (Rp 2,08 triliun), industri barang dari semen US$ 70,87 juta (Rp 637,83 miliar), serta industri otomotif US$ 70,80 juta (Rp 637,2 miliar).

Investasi asing yang lain mengalir ke sektor industri peralatan teknik dan motor listrik US$ 34,20 juta (Rp 307,8 miliar), industri tekstil US$ 18,07 juta (Rp 162,63 miliar), industri barang kimia US$ 3,65 juta (Rp 3,29 miliar), serta industri barang dari plastik US$ 3,30 juta (Rp 29,7 miliar).(Tim redaksi 02)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top