Duniaindustri.com (Oktober 2014) – Bursa saham Indonesia melorot ke laju paling cepat di seluruh dunia, setelah investor kehilangan kepercayaan terhadap kemampuan Joko Widodo untuk membangkitkan kembali perekonomian terbesar di Asia Tenggara itu.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat melemah 3,6 persen sejak Koalisi Merah Putih, yang dikalahkan partai koalisi pendukung presiden terpilih Jokowi, berhasil menduduki posisi pimpinan DPR, pekan lalu. Pada Rabu (8/10), IHSG kembali terhempas turun 74,322 poin (1,477%) ke posisi 4.958,519.
Alan Richardson, Manager Investasi Samsung Asset Management Ltd, di Hong Kong, seperti dilansir laman Bloomberg, memperkirakan indeks bakal melorot 6,6% ke level 4.800 pada bulan ini. Data menunjukkan dana asing yang “kabur” dari bursa Indonesia sepanjang pekan lalu mencapai US$344 juta, capital outflow terbesar pada tahun ini.
Koalisi Merah yang didukung penuh kandidat presiden pada pilpres lalu, Prabowo Subianto, diyakini bakal mengancam kemampuan Jokowi, yang mulai menjabat pada 20 Oktober, untuk mengimplementasikan agenda kebijakan seperti memangkas subsidi BBM, meningkatkan pengumpulan pajak dan memotong birokrasi.
“Saya telah menurunkan pasar Indonesia menjadi underweight dari netral, September kemarin,” ujar Richardson, pekan lalu, sambil menambahkan bahwa saham perbankan dan properti diperkirakan mencatatkan pelemahan paling dalam.
Kendati Jokowi memenangkan pilpres dengan suara 53 persen, namun koalisinya hanya menguasai 37% kursi di parlemen. Sementara Koalisi Merah Putih, yang disokong Partai Golkar dan Gerindra, menjadi mayoritas dengan 53% kursi. Angka tersebut bakal naik menjadi 63% jika partai besutan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Demokrat—yang salah satu kadernya terpilih menjadi pimpinan DPR bersama Koalisi Merah Putih—ikut bergabung.
Penunjukan ketua dan empat wakil ketua DPR yang semuanya berasal dari koalisi oposisi, meningkatkan kemampuan kelompok tersebut untuk menghambat laju Jokowi, terutama dalam penetapan APBN, demikian penuturan Kevin O’Rourke, principal di Reformasi Weekly, di Jakarta.
Koalisi Indonesia Hebat yang mendukung Jokowi juga kalah dalam voting pemilihan pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan–yang diusung Koalisi Merah Putih–terpilih sebagai Ketua MPR RI periode 2014-2019 setelah memenangkan voting melawan pesaingnya Oesman Sapta Oedang dari unsur Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Voting berlangsung secara maraton sejak pukul 22.30 WIB hingga pukul 04.20 WIB. Zulkifli unggul 17 suara atas lawannya setelah meraih 347 suara. Sedangkan Oesman mendulang 340 suara. Terdapat abstain 1 suara.
Sepanjang tahun ini, IHSG menguat 16%, didorong capital inflow US$4 miliar, karena pasar berspekulasi Jokowi akan menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi dari level terendah dalam hampir lima tahun.
Saham di sektor konstruksi, properti dan real estate melonjak 27 persen di tengah ekspektasi presiden baru akan membangun lebih banyak jalan, pelabuhan dan memungkinkan pihak asing membeli apartemen dengan nilai lebih dari Rp2,5 miliar (US$204.717).
Dalam “skenario terburuk” jika tak ada perbaikan iklim politik di Tanah Air, menurut Mixo Das, analis dari Nomura Holding Inc, di Hong Kong, IHSG bisa melorot ke kisaran 4.600 hingga 4.800. “Jika Jokowi bisa menarik dua partai kecil ke koalisinya, investor lokal bisa mendapatkan alasan untuk kembali ke pasar,” tutur Das.
Saham-saham infrastruktur paling terkena dampak akibat gonjang-ganjing politik, demikian penuturan analis dari Deutsche Bank AG, Heriyanto Irawan dan Samuel Sentana, di Jakarta.(*/berbagai sumber)