Duniaindustri.com (Agustus 2016) – Pertumbuhan ekonomi nasional (produk domestik bruto/PDB) kuartal II 2016 sebesar 5,18%, lebih tinggi dibandingkan kuartal II tahun lalu 4,66%, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS). Kenaikan pertumbuhan ekonomi juga melampaui ekspektasi sehingga mendorong bursa saham (indeks harga saham gabungan/IHSG) menguat menyentuh level 5.428 poin.
“Pertumbuhan ekonomi secara kumulatif pada semester I 2016 tumbuh 5,04% year on year,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin.
Data PDB tersebut mendorong bursa saham Indonesia menguat hingga sempat menyentuh 5.428 poin, sebelum akhirnya ditutup pada akhir perdagangan intraday di posisi 5.415 poin, naik 42 poin (0,78%). Indeks saham LQ45 meningkat 7,4 poin (0,8%) ke level 932.
Kenaikan IHSG melanjutkan rally sebelumnya yang telah membuat kapitalisasi pasar bursa saham Indonesia terbesar kedua di ASEAN. Kapitalisasi pasar saham Indonesia yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menembus Rp 5.639 triliun pada Rabu (20/7/2016), rekor tertinggi sepanjang sejarang bursa saham di negeri ini. Dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat di level Rp 13.100/US$, kapitalisasi pasar saham Indonesia mencapai US$ 430 miliar, kedua terbesar di antara negara-negara ASEAN di bawah Singapura.
Realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II ini melampaui ekspektasi sejumlah pejabat dan pengamat ekonomi. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo sebelumnya memproyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2016 tidak banyak berbeda dari kuartal I 2016. Dia memprediksi pertumbuhan ekonomi pertengahan tahun akan berada di kisaran 4,94%.
Sementara Institute for Development on Economics and Finance (Indef) memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2016 tidak akan menembus angka 5%, tetapi hanya di level 4,9%.
Peneliti Indef, Eko Listiyanto, berpendapat rendahnya pertumbuhan ekonomi ini tercermin dari laju pertumbuhan kredit perbankan yang masih lambat hingga pertengahan tahun. Sehingga memberikan dampak yang cukup besar terhadap realisasi pertumbuhan ekonomi.
“Proyeksi saya (pertumbuhan ekonomi kuartal II-2016) sepertinya tidak akan sampai lima persen, kemungkinan hanya 4,95 persen. Alasannya memang laju kredit perbankan di semester I-2016 hanya single digit di kisaran 8,5 persen,” kata Eko.
Sementara, Ekonom DBS Group Research, Gundy Cahyadi, menilai pertumbuhan ekonomi triwulan kedua akan berada di angka 5,0 persen. Menurutnya, konsumsi rumah tangga masih cukup stabil, sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi ke level lima persen.
“Tanpa banyak bantuan dari ekspor atau investasi, pertumbuhan PDB secara keseluruhan cenderung untuk tetap di sekitar lima persen juga. Sangat menarik untuk dicatat bahwa impor barang konsumsi tidak melonjak, seperti yang diharapkan, selama bulan Ramadhan,” ucap Gundy.(*/berbagai sumber/tim redaksi 03)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: