Duniaindustri.com (April 2016) – PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), emiten petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia, membukukan laba bersih US$ 35,4 juta, melonjak 1.164,28% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya US$ 2,8 juta pada kuartal I 2016. Menurut direksi perseroan, kenaikan tajam laba bersih itu ditopang peningkatan kapasitas pasca ekspansi cracker ethylene.
“Perseroan mencatatkan kinerja yang kuat pada kuartal I 2016, diuntungkan kenaikan pada margin petrokimia dan kapasitas yang lebih besar pasca ekspansi cracker ethylene,” kata Direktur Chandra Asri Suryandi dalam keterangan tertulis.
Menurut data duniaindustri.com, Chandra Asri meningkatkan kapasitas produksi ethylene sebesar 43% dari ekspansi cracker menjadi 860 ribu ton per tahun dari kapasitas sebelumnya 600 ribu ton per tahun. Nilai proyek ekspansi cracker ethylene sebesar US$ 380 juta. Ekspansi cracker itu mulai beroperasi pada Desember 2015.
Kenaikan produksi ethylene Chandra Asri sebagai produsen terbesar otomatis mengurangi impor produk tersebut, menurut data duniaindustri.com. Permintaan ethylene di Indonesia pada 2014 diperkirakan mencapai 1,41 juta ton, sementara pasokan lokal hanya 600 ribu ton, sehingga impor sekitar 700-800 ribu ton.
Suryandi menambahkan pendapatan bersih Chandra Asri tumbuh 0,3% menjadi US$358,9 juta pada kuartal I 2016, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama 2015 senilai US$357,9 juta. Laba Kotor tercatat senilai US$62,5 juta atau meningkat 273% dari US$16,7 juta. Alhasil, margin laba kotor hampir naik empat kali lipat dari 4,7% menjadi 17,4% yang mencerminkan margin petrokimia yang kuat serta dibantu oleh dinamika penawaran atau permintaan dan biaya bahan baku yang lebih rendah, terutama Naphtha yang mengikuti harga minyak mentah yang lebih rendah, ditambah dengan volume penjualan yang lebih tinggi sekitar 24% yoy.
“Kinerja yang kuat ini merupakan manifestasi lanjut dari kemampuan kami untuk memberikan momentum pertumbuhan positif kendati kondisi usaha dan operasional yang menantang ditengah perlambatan ekonomi domestik,” kata Suryandi.
Menurut Suryandi, strategi perseroan melalui ekspansi kapasitas guna memenuhi permintaan Indonesia yang semakin meningkat dan integrasi vertikal tetap kokoh. “Untuk 2016, kami akan berfokus untuk lebih meningkatkan kinerja operasional dan keuangan dalam memberikan nilai yang lebih tinggi kepada para pemangku kepentingan dan berkontribusi pada pertumbuhan industri petrokimia di Indonesia,” tegasnya.(*/rilis/tim redaksi 03)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: