Latest News
You are here: Home | Umum | Pasar Timah Global Defisit 7.200 Ton karena Ekspor RI Anjlok
Pasar Timah Global Defisit 7.200 Ton karena Ekspor RI Anjlok

Pasar Timah Global Defisit 7.200 Ton karena Ekspor RI Anjlok

Duniaindustri.com (September 2016) – Pasar timah global diestimasi defisit hingga 7.200 ton tahun ini. Soalnya, produksi dan ekspor timah Indonesia diperkirakan anjlok sehingga menyebabkan pasokan bijih timah ke pasar global semakin menurun.

Ketua asosiasi eksportir timah Indonesia, Jabin Sufianto, mengatakan ouput hasil pengolahan timah bisa melorot sekitar 60.000 metrik ton, seiring dengan turunnya penjualan hasil timah olahan dengan kisaran jumlah yang sama.

Data biro Statistik Logam Dunia memperkirakan, besarnya data output jika dibandingkan dengan pasokannya pada 2015 lalu yang sebesar 67,350 ton, akan mencapai angka terendah sejak 2002 silam. Harga timah sempat mengalami reli harga pada awal tahun ini, setelah seng.

Meskipun sejumlah smelter menaikkan harga beli konsentrat timah dari para penambang untuk mendapatkan tambahan bahan baku, namun upaya tersebut belum membuahkan hasil.

“Produksi dan pasokan timah sangatlah buruk,” kata Jabin yang mewakili lebih dari 20 perusahaan. “Bijih timah sangat sulit didapat,” ujarnya.

Seiring dengan turunnya pasokan timah, harga timah di bursa komoditas London Metal Exchange (LME) naik 0,6 persen menjadi US$19.205 perton pada siang hari tadi. Sepanjang tahun ini, harga timah sudah melonjak 32 persen, setelah sebelumnya mengalami penurunan selama tiga tahun berturut-turut. Awal September lalu, harga timah mencapai US$19.670 per ton, tertinggi sejak Januari 2015.

Reli harga timah, menurut perhitungan Bloomberg, terjadi setelah volume pengiriman timah olahan dari Indonesia banyak berubah sejak tahun lalu. Bahkan setelah sempat meningkat pada Agustus kemarin, ekspor Indonesia selama delapan bulan hanya mencapai 38.343 ton, 16 persen lebih rendah dibanding setahun sebelumnya.

Data Biro Statistik Metal Dunia menunjukkan, pasar timah global mengalami defisit sebesar 7.200 ton pada paruh pertama tahun ini. Stok timah di gudang-gudang penyimpanan yang dipantau LME turun menjadi 3.835 ton pada pekan lalu, terendah sejak Maret lalu, setelah melorot 22 persen pada Agustus.

Menurut Peter Kettle, manajer pemasaran kelompok industri ITRI, pasokan timah olahan dari Indonesia mencapai sekitar 60.000 ton pada tahun ini. Ia menuding faktor cuaca sebagai penyebab turunnya produksi timah Indonesia. “Tahun ini cuacanya sangat basah dan sangat kering pada tahun lalu,” ujarnya.

Tren Harga

Tren harga emas dan nikel menunjukkan peningkatan signifikan sejak Januari 2016 hingga awal kuartal III tahun ini. Kenaikan itu dipengaruhi terbatasnya pasokan, sementara permintaan cenderung stabil.

Menurut data yang dikumpulkan duniaindustri.com, harga emas sejak awal 2016 hingga awal kuartal III 2016 (year to date) sudah naik 26,1% menjadi US$ 1.338,6 per oz dari US$1.061 per oz di awal tahun 2016. Penguatan harga emas akibat terbatasnya suplai di pasar, sementara permintaan cenderung stabil, dan ikut dipengaruhi juga oleh isu Brexit.
Saat ini harga emas sebagai komoditas safe heaven di dunia menjadi acuan pergerakan investasi global.
Apalagi sekitar 14% konsumen akhir komoditas emas adalah bank-bank sentra di berbagai negara di dunia, 27% merupakan instrumen investasi (koin batangan dan lainnya), 9% untuk industri pengguna, dan 50% untuk perhiasan.

Sedangkan tren harga nikel year to date sudah naik 23,41% menjadi US$ 4,85 per lb dari US$ 3,93 per lb di awal tahun 2016. Penguatan pasar akibat terbatasnya material nikel di pasar sehingga terjadi peningkatan premium dan penurunan diskon.
Selain itu selepas Liburan Musim Semi di Tiongkok, aktivitas produksi mulai kembali naik. Terlihat indikasi permintaan kuat untuk nikel antara lain kekurangan bahan baku dan terbatasnya stainless steel scrap. Selain itu, terdapat pula peningkatan permintaan bijih nikel domestik seiring mulai beroperasinya pabrik-pabrik pengolahan nikel dalam negeri milik swasta.

Industri pengguna nikel didominasi oleh baja dan stainless steel sebesar 63%, plating 9%, NF alloys 8%, alloy steel 8%, batteries dan lainnya 7%, serta foundry 5%.

Indonesia memiliki sejumlah komoditas yang mendunia. Keunggulan itu sudah diakui secara global sehingga tidak heran banyak investor asing yang melirik negeri ini. Berdasarkan penelusuran tim redaksi duniaindustri.com tercatat 18 komoditas RI memiliki peringkat dunia.

Ke-18 komoditas tersebut merupakan sumber daya alam dan sumber daya industri Indonesia yang menempati peringkat strategis di dunia. Di 2011, Indonesia telah resmi menyandang predikat produsen dan eksportir minyak sawit mentah terbesar pertama di dunia. Negeri ini juga menjadi produsen dan eksportir rempah-rempah terbesar pertama di dunia.
Indonesia juga dikenal sebagai eksportir terbesar batubara di dunia, produsen dan eksportir timah terbesar di dunia, dan lainnya.

Indonesia menempatkan diri sebagai produsen terbesar minyak sawit (palm oil) dunia. Menurut laporan lembaga independen internasional, Oil World, Indonesia menghasilkan 47% produksi minyak sawit dunia di 2011.

Sementara itu, Malaysia yang menyumbang 39% produksi minyak sawit global berada di posisi kedua. Negara lain yang juga banyak memproduksi minyak kelapa sawit adalah Nigeria, Thailand, Kolombia, Ekuador, Papua Nugini, Pantai Gading, dan Brasil.

Untuk komoditas kakao, Indonesia menargetkan mampu memproduksi dua juta ton kakao pada 2020 mendatang. Saat ini, produksi kakao nasional tercatat sebesar 600 ribu ton yang memasok sekitar 15% terhadap total dunia yang sebanyak empat juta ton.(*/tim redaksi 02)

Keunggulan komoditas Indonesia di dunia:
1. Produsen dan eksportir minyak sawit mentah terbesar pertama di dunia
2. Produsen dan eksportir rempah-rempah terbesar pertama di dunia
3. Eksportir batubara terbesar kedua di dunia
4. Produsen dan eksportir timah terbesar di dunia
5. Produsen dan eksportir nikel terbesar keempat di dunia
6. Produsen dan eksportir tembaga terbesar ke-11 di dunia
7. Produsen dan eksportir bauksit terbesar ketujuh di dunia
8. Produsen dan eksportir biji besi terbesar kelima di dunia
9. Produsen emas terbesar ke-12 di dunia
10. Produsen gas terbesar ketujuh di dunia
11. Produsen dan eksportir tekstil terbesar ke-7 di dunia, dan terbesar ke-11 untuk garmen
12. Produsen dan eksportir minyak zaitun (bahan baku parfum) terbesar di dunia
13. Produsen dan eksportir kopi terbesar ketujuh di dunia
14. Produsen dan eksportir alas kaki terbesar kelima di dunia
15. Produsen dan eksportir karet terbesar kelima di dunia
16. Produsen dan eksportir kertas dan pulp terbesar kesembilan di dunia
17. Produsen dan eksportir biji kakao terbesar ketiga di dunia
18. Produsen dan eksportir rotan terbesar ketiga di dunia
Sumber: berbagai sumber diolah duniaindustri.com

Riset Peta Persaingan Industri Semen

datapedia

DIVESTAMA2 (1)

desainbagus kecil

d-store

CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:

TwitterLogo Like-us-on-Facebook

logo slideshare google-plus-logo

watch_us_on_youtube

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top