PRODUSEN LOKAL JANGAN HANYA ANDALKAN EKSPOR
Duniaindustri (Juli 2011) – Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat mengatakan, pasar tekstil domestik diperkirakan tumbuh 11,8% pada tahun ini dari Rp85,4 triliun pada 2010 menjadi Rp95,5 triliun. Karena itu, fokus produsen tekstil lokal yang terlalu berorientasi ekspor membuka peluang bagi produsen luar negeri mengisi pasar domestik.
“Jangan hanya karena ekspor, pasar lokal dilupakan. Hasilnya, impor melonjak. Padahal tekstil terutama garmen termasuk salah satu produk kreatif yang pertumbuhan ekspornya pesat,” ucap Hidayat usai membuka pameran ‘4th Uniform in Style 2011’ hasil kerjasama Kementerian Perindustrian dengan Duniaindustri.com.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Menteri Perindustrian Alex Retra Ubun, Dirjen Basis Industri Manufaktur Kemenperin Panggah Susanto, Direktur Industri Tekstil dan Aneka Kemenperin Budi Irmawan, jajaran pejabat teras Kemenperin, dan Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat.
Ade Sudrajat menjelaskan, impor garmen yang masuk ke Indonesia pada Januari-Mei 2011 meningkat 36% dibandingkan periode yang sama pada 2010 karena kenaikan permintaan menjelang Lebaran. “Biasanya untuk Lebaran paling besar impor tumbuh 15%, walaupun produksi domestik juga meningkat,” kata Ade.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, impor pakaian jadi pada periode Januari-April 2011 melonjak 44,59% dari periode yang sama tahun lalu US$ 34,11 juta menjadi US$ 49,31 juta. Menurut Ade, importir memanfaatkan peluang pasar Indonesia dengan membeli produk off season yang sudah tidak laku di luar negeri sehingga harganya lebih murah. “Sebagian besar impor berasal dari China, India, dan Amerika Serikat,” ujarnya.
Direktur Tekstil dan Aneka Budi Irmawan mengatakan lonjakan impor tersebut hanya angka sementara dan akan kembali normal setelah Lebaran. “Mereka antisipasi agar persediaan aman selama Lebaran. Nanti kalau semua sudah terserap pertumbuhannya akan turun,” kata Budi.
Pasar seragam
Ade menerangkan, pasar seragam dan pakaian kerja Indonesia diperkirakan mencapai Rp9,55 triliun sepanjang tahun ini atau 10% dari target penjualan tekstil nasional yang sebesar Rp95,5 triliun.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudradjat mengatakan produsen lokal harus meningkatkan fokus pada pasar dalam negeri, khususnya kebutuhan seragam yang pertumbuhannya mencapai 3% – 6% per tahun.
“Indonesia adalah negara dengan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) paling terintegrasi di Asia Tenggara, harusnya kita bisa manfaatkan pertumbuhan pasar dalam negeri,” katanya.
Dia menambahkan kebutuhan seragam instansi pemerintah, termasuk TNI, adalah pasar utama produsen tekstil lokal mencapai 75% dari total pasar seragam nasional. “Nilai dan pasarnya meningkat terus. Apalagi seragam siklus pakainya bisa 6 bulan sekali sampai satu tahun sekali,” kata Ade.(Tim redaksi)