Ekspor TPT RI ke Asean diprediksi hanya meraih pangsa 21,55%. Sedangkan ekspor TPT Vietnam bisa meraup pangsa 26,38%. Di tingkat dunia, ekspor TPT Vietnam mulai menyusul Indonesia. Dalam dua tahun belakangan, laju pertumbuhan ekspor TPT Vietnam menduduki peringkat kedua (30,3%), di bawah Bangladesh (48,5%). Indonesia hanya menempati urutan keenam dengan tingkat pertumbuhan ekspor TPT hanya 3%.
Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengakui, ekspor TPT RI mulai tersaingi Vietnam. “Akibat relokasi industri garmen dari Korsel, Tiongkok, dan Taiwan, ke Vietnam dan Bangladesh, kedua negara itu menjadi sangat kuat dalam peta persaingan ekspor TPT dunia,” ujarnya.
Menurut dia, kekuatan ekspor TPT Vietnam terletak pada pakaian jadi (garmen). Pada tahun ini ekspor garmen Vietnam diperkirakan mencapai US$ 12 miliar. “Tapi Vietnam tidak memiliki industri TPT hulu,” ujarnya.
Sepanjang 2009, pangsa ekspor garmen Vietnam di tiga pasar utama dunia, yakni Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang, melampaui Indonesia. Di AS, laju pertumbuhan ekspor garmen Vietnam mencapai 5,2% di atas Tiongkok (3%) dan Indonesia (1,1%).
Dia menerangkan, pangsa ekspor garmen Vietnam di AS mencapai 8,2%, Indonesia hanya 7,2%. Begitu juga di Uni Eropa. Ekspor garmen Vietnam ke UE menguasai pangsa 1,26%, di atas Indonesia yang hanya 1,21%.
(Tim Redaksi/01)
Pemerintah sebaiknya membantu perusahaan eksportir TPT untuk melakukan penetrasi ekspor ke negara-negara potensial seperti ASEAN, Amerika Serikat, Eropa, China, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Afrika Selatan. Bantuan pemerintah dapat berupa penurunan tarif pajak ekspor, penyediaan listrik murah, suku bunga bank rendah, dan infrastruktur pelabuhan yang memadai bagi perusahaan eksportir TPT yang menyerap banyak tenaga kerja serta memperoleh devisa ekspor yang besar. Indonesia sebenarnya memiliki keunggulan di pasar ASEAN karena letaknya yang lebih dekat daripada China.