Duniaindustri.com (Agustus 2015) – Pasar industri roti di Indonesia cukup besar dengan menawarkan pertumbuhan rata-rata tahunan yang cukup tinggi. Berdasarkan data Euromonitor International, pasar roti di Indonesia pada 2013 diperkirakan mencapai Rp 4,6 triliun atau sekitar 43,2 miliar yen dengan tingkat pertumbuhan rata-rata majemuk tahunan (CAGR) sebesar 13% dari 2008-2013.
Tingginya pertumbuhan itu disebabkan konsumsi roti di negeri ini tergolong masih rendah dibanding negara-negara lain, sehingga menyimpan potensi besar ke depan. Indonesia merupakan salah satu negara Asia dengan konsumsi roti per kapita terendah berdasarkan jumlah & penjualan pada tahun 2010 (1,7 kilogram per tahun per kapita & US$ 1,5 per tahun) dibanding Singapura (14,7 kilogram per tahun per kapita & US$ 31,1 per tahun), Tiongkok (13,1 kilogram per tahun per kapita & US$ 25,2 per tahun), Jepang (9,9 kilogram per tahun per kapita & US$ 34,3 per tahun).
Menyadari hal itu, Ajinomoto Co Inc, produsen bahan makanan asal Jepang, merangsek pasar roti di Indonesia dengan membuat entitas baru. Perseroan melalui anak usahanya, yakni Ajinomoto SEA Regional Headquarters Co Ltd dan Ajinomoto Bakery Co Ltd, akan masuk ke pasar roti Indonesia dengan mendirikan parusahaan baru bernama PT Ajinomoto Indonesia Bakery (ABI) yang akan bergerak di bidang pengembangan, produksi, dan pemasaran roti beku yang dijadwalkan mulai beroperasi pada Agustus 2016.
Menurut manajemen perusahaan seperti dikutip dari situs resmi perseroan, selain untuk mempercepat bisnis bahan makanan di Indonesia, alasan Ajinomoto melakukan ekspansi ke segmen roti di Indonesia antara lain karena Indonesia memiliki jumlah populasi penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata 6% per tahun pada 2010-2014.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil, budaya diversifikasi makanan serta konsumsi roti ikut menyebar dengan cepat. “Dengan adanya potensi tersebut, Ajinomoto Indonesia Bakery (ABI) berencana masuk segmen pasar roti di Indonesia dengan memproduksi jenis roti beku bernilai tambah yang sampai saat ini belum banyak diproduksi di Indonesia,” kata manajemen perusahaan dalam situs resminya.
Produk roti yang dihasilkan Ajinomoto Indonesia Bakery nantinya akan dipasarkan di wilayah Jakarta oleh PT Ajinomoto Sales Indonesia dengan target konsumen dari kelas menengah. Dengan ekspansi tersebut, Ajinomoto Indonesia Bakery menargetkan bisa mencapai penjualan bersih sebesar Rp 193,5 miliar atau sekitar 1,8 miliar yen pada tahun fiskal 2020.
Ajinomoto Co merupakan salah satu perusahaan Jepang yang memiliki sejarah panjang bisnis di Indonesia. Perseroan mulai masuk di Indonesia pada 1969 dengan berdirinya PT Ajinomoto Indonesia meluncurkan produk penyedap rasa merek AJI-NO-MOTO. Sejak itu, perusahaan terus berkembang dengan beberapa produk seperti Masako, Sajiku, SAORI, dan Mayumi.
Kehadiran pendatang baru (new comers) Ajinomoto di industri roti akan mengusik market leader di sektor ini. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) dengan brand Sari Roti saat ini masih menguasai 90% pasar industri roti di Indonesia.
Didirikan pada tahun 1995, Nippon Indosari adalah perusahaan manufaktur roti terbesar di Indonesia dengan merek Sari Roti. Saat ini, perseroan memiliki 10 pabrik yang tersebar di dekat kota-kota yang penduduknya banyak. Per September 2014, perseroan tercatat telah memiliki kapasitas produksi sebanyak 4 juta potong per hari atau meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 3,5 potong per hari.
Dalam hal saluran distribusi, 32% produk perseroan didistribusikan melalui toko tradisional atau General Trade (GT) dan 68% melalui Modern Trade (MT). Ekspansi dari MT seperti convenience store dan supermarket memungkinkan perseroan untuk tumbuh lebih jauh. Pada Juni 2014, produk-produk Sari Roti dijual di 20.643 gerai di Indonesia, dengan Indomaret (9.640 gerai) dan Alfamart (8.755 gerai) sebagai kontributor terbesar.(*)