Duniaindustri (Januari 2012) — India diperkirakan masih menjadi pasar ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) asal Indonesia terbesar pada 2012. Dewan Minyak Sawit Indonesia mengasumsikan negara itu tetap menjadi pembeli terbanyak pada tahun depan.
Wakil Ketua I Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun mengatakan, permintaan CPO India pada 2012 sebanyak 7,1 juta ton sehingga ekspor Indonesia ke negara itu juga tetap terbanyak dari produksi nasional tahun depan. “Produksi sawit nasional di 2012 diperkirakan mencapai 25,9 juta ton,” katanya.
Menurut dia, permintaan sawit di India sebanyak 7,1 juta ton pada 2012 naik 5% dari 2011 sebesar 6,75 juta ton. “Setelah ke India, ekspor CPO Indonesia terbesar adalah ke China dan Uni Eropa yang juga akan mengalami kenaikan permintaan,” katanya.
Derom menerangkan, impor CPO China pada 2012 naik dari 5,95 juta ton pada 2011 menjadi 6,65 juta ton, sementara Uni Eropa dari 5,1 juta ton pada 2011 menjadi 5,6 juta ton pada 2012.
“Tiga negara itu memang masih menjadi pasar terbesar CPO Indonesia, meski sejumlah pengusaha produsen nasional juga sudah mulai memperluas pangsa pasarnya ke negara lain seperti Timur Tengah,” katanya.
Harga rata-rata ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada 2012 diperkirakan tertekan atau turun ke level US$ 1.050 per ton dari 2011 yang rata-rata US$ 1.100 per ton akibat dampak krisis utang di Eropa dan Amerika Serikat.
Meski demikian, harga CPO di pertengahan 2012 bisa mencapai US$ 1.200 per ton dari harga rata-rata di Desember 2011 yang masih US$ 1.000 -1.050 per ton akibat terbatasnya pasokan secara global. Tetapi, karena dampak krisis utang di AS dan Eropa yang diperkirakan masih akan terasa di 2012, harga jual pada tahun depan masih tetap berfluktuasi sehingga secara rata-rata di kisaran US$ 1.050 per ton.
Walau lebih rendah dari 2011, harga rata-rata di 2012 sekitar US$ 1.050 per ton tetap lebih tinggi dari 2010 sebesar US$ 970 per ton.
Indonesia menjadi negara produsen dan eksportir CPO terbesar di dunia. Data Kementerian Pertanian menyebutkan, Indonesia menguasai 44,5% pasar sawit dunia dengan volume produksi mencapai 19,1 juta ton pada 2010. Indonesia mengungguli Malaysia yang menempati posisi kedua dengan pangsa 41,3% dari volume produksi 17,73 juta ton.
Ranking ketiga ditempati Thailand yang menguasai 2,7% pasar sawit dunia, disusul Nigeria dengan pangsa 2% dari total pasar sawit dunia, kemudian Kolombia dengan pangsa 1,9%. Total produksi sawit dunia mencapai 42,9 juta ton.
Menurut lembaga independen internasional, Oil World, Indonesia diperkirakan menguasai 47% pasar minyak sawit dunia di 2011. Sementara pangsa Malaysia ditaksir bakal turun menjadi 39% di tahun ini. Pangsa negara produsen sawit lainnya belum berubah.
Data Oil World juga menyebutkan, produksi sawit dunia pada 2011 diprediksi mencapai 46 juta ton dengan total area yang digunakan untuk menanam sawit di seluruh dunia mencapai 12 juta hektare. Sebagian besar lahan perkebunan kelapa sawit itu berlokasi di Indonesia dan Malaysia.
Oil World memaparkan, minyak sawit kini menjadi minyak nabati dunia paling penting. Di antara seluruh jenis produksi minyak nabati, sawit berada di posisi teratas (dengan pangsa 30%), diikuti minyak kedelai (29%), minyak biji rape (14%), minyak bunga matahari (8%), dan lainnya (19%).
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memprediksi ekspor CPO dan turunannya pada 2011 mencapai 16,5 juta ton, naik 5,7% dibandingkan 2010 sebanyak 15,6 juta ton. Proyeksi pertumbuhan ekspor itu dibuat dengan mempertimbangkan kenaikan permintaan CPO dan turunannya di dunia sebesar 5 juta ton per tahun.
Departemen Pertanian Amerika Serikat (US Department of Agriculture/USDA) memperkirakan, ekspor CPO Indonesia tahun ini bisa mencapai 19,35 juta ton. Angka itu naik dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 17,85 juta ton. Sedangkan produksi CPO Indonesia akan mencapai 25,4 juta ton pada 2011. Angka itu lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 23,6 juta ton.
Jika proyeksi itu dipadukan dengan capaian ekspor CPO Indonesia pada 2010, tidak berlebihan apabila nilai ekspor CPO Indonesia pada 2011 akan menembus US$ 20,2 miliar atau setara Rp 180 triliun.
Sepanjang 2010, nilai devisa ekspor CPO dan produk turunan sawit Indonesia mencapai US$ 16,4 miliar, naik 50% lebih dari 2009 yang berjumlah US$ 10 miliar. Jika dihitung rata-rata, dalam sebulan ekspor CPO dan produk turunannya mencapai US$ 1,36 miliar atau Rp 12,24 triliun.
Rata-rata ekspor CPO pada 2010 meningkat tajam dibandingkan 2009 sebesar US$ 833 juta per bulan. Hal itu dipengaruhi tingginya harga CPO internasional pada tahun 2010. Pada tahun lalu, produksi CPO Indonesia mencapai 21 juta ton.(Tim redaksi 04)