Duniaindustri.com (Mei 2016) – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), emiten produsen semen BUMN dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia, mulai menjajaki pasar baru di Australia sebagai strategi penetrasi ekspor potensial, menurut eksekutif perseroan. Duniaindustri.com menilai strategi penjajakan pasar ekspor yang baru itu juga didorong persaingan yang makin ketat di pasar domestik, terutama Pulau Jawa dan Kalimantan, yang berpotensi mendistorsi persaingan di pasar lokal.
Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia Agung Wiharto mengatakan, perusahaan masih menjajaki potensi pasar Australia dan berharap bisa ekspor pada semester II 2016. Saat ini perseroan sedang melakukan survei pasar.
Kabarnya, perseroan sudah menerima permintaan yang masuk dari calon pembeli dari Australia. Tapi saat ini masih belum mengantongi kontrak ekspor. “Nanti permintaan itu bakal ditopang pabrik Tuban dan Tonasa, tapi memang kami belum dapat kontraknya,” kata Agung.
Sampai dengan Februari 2016, ekspor Semen Indonesia baru menyentuh 40.000 ton, dibandingkan sebelumnya yang mencapai 76.000 ton. Angka ekspor ini masih sangat jauh dibandingkan total penjualan semen perseroan. Negara tujuan ekspor Semen Indonesia antara lain Mauritius, Maladewa, Timor Leste, Bangladesh dan Sri Lanka. Untuk ekspor, Semen Indonesia masih mengandalkan Semen Padang dan Tonasa.
“Semoga tahun ini bisa mendapat kontrak dari Australia. Ekspor itu bukan karena kami kelebihan pasokan tapi memang punya pasar di luar negeri,” lanjutnya.
Pasar Domestik Terdistorsi
Persaingan industri semen terutama untuk sejumlah merek di Pulau Jawa dan Kalimantan diperkirakan makin memanas seiring kehadiran pemain-pemain baru, menurut riset duniaindustri.com. Munculnya pemain-pemain baru berpotensi menggerus pangsa pasar pemain existing jika tidak diantisipasi dengan strategi yang tepat.
Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), pasar semen di Pulau Jawa pada 2015 mencapai 33,69 juta ton, turun 0,1% dibanding 2014 sebesar 33,73 juta ton. Pasar semen di Pulau Jawa berkontribusi 55,74% dari total pasar semen di Indonesia. Dari jumlah itu, pasar semen terbesar di Pulau Jawa terletak di Jawa Barat sebesar 8,93 juta ton atau setara 26,5% dari total pasar semen di Pulau Jawa. Setelah Jawa Barat, pasar semen terbesar kedua yakni Jawa Timur sebesar 8,1 juta ton, Jawa Tengah 7,12 juta ton, Jakarta 5,3 juta ton, Banten 3,28 juta ton, dan Yogyakarta 940 ribu ton.
Sementara pasar semen di Kalimantan pada 2015 mencapai 4,06 juta ton, atau setara 6,7% dari total pasar semen di Indonesia. Tahun ini sejumlah pemain baru akan merealisasikan pabrik baru dan mulai merambah pasar terutama di Pulau Jawa dan Kalimantan. Sebut saja, Semen Garuda, Semen Merah Putih, Semen Puger, Semen Bima, Semen Jawa akan meramaikan pasar semen di Pulau Jawa. Sementara Semen Conch akan memperketat persaingan semen di Pulau Kalimantan.
Berdasarkan kompilasi data duniaindustri.com, Pulau Jawa saat ini dikuasai dua produsen semen besar, yakni PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dengan pangsa pasar masing-masing sekitar 38,8% dan 37%. Begitu juga di Pulau Kalimantan, Semen Indonesia dan Indocement menguasai pangsa pasar masing-masing sekitar 51,6% dan 27,9%.
Kehadiran pemain-pemain baru dengan merek semen yang baru akan terus memanaskan kompetisi pasar dengan pemain existing, mengingat skala ekonomi dan perang harga dimungkinkan terjadi. Pemain baru diperkirakan menggencarkan promosi dan diskon harga terutama di daerah dekat pabrik untuk menopang pertumbuhan merek semen mereka. Hal itu tentu harus diantisipasi pemain-pemain existing.(*/berbagai sumber/tim redaksi 04)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: