Duniaindustri.com (Agustus 2015) – Nilai pasar data, analisis, dan riset di Indonesia diestimasi mencapai Rp 780,2 miliar. Duniaindustri.com menghitung nilai pasar tersebut dari total jumlah perusahaan di Indonesia yang mencapai 56.539.560 unit (skala besar, menengah, kecil, dan mikro) dikalikan rata-rata pengeluaran data, analisis, dan riset terkecil yakni US$ 1 atau Rp 13.800.
Menurut data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenkopUKM) dan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah usaha di Indonesia 56.539.560 unit pada 2012, yang terdiri atas usaha mikro berjumlah 55.856.176 unit (98,79%), usaha kecil 629.418 unit (1,11%), usaha menengah 48.997 unit (0,09%), dan usaha besar 4.968 unit (0,01%).
Estimasi nilai pasar tersebut cenderung rendah mengingat rata-rata pengeluaran data, analisis, dan riset terkecil yakni US$ 1 atau Rp 13.800. Hal ini dipengaruhi rendahnya kesadaran perusahaan skala kecil, menengah, dan besar terhadap pentingnya data, analisis, dan riset. Secara umum, rata-rata biaya riset dan pengembangan perusahaan skala besar hanya berkisar 2%-5% dari total beban umum dan administrasi.
Padahal, patut disadari, data, analisis, dan riset sangat penting bagi industri atau pelaku usaha. Memang secara harafiah, data merupakan catatan atas kumpulan fakta, atau keterangan yang benar dan nyata. Namun, seiring perkembangan zaman dan era digitalisasi, peranan data, analisis, dan riset makin terasa untuk mendukung pengembangan, ekspansi, penetrasi pasar, brand awareness ke depan.
Di setiap lini usaha, mulai dari pembelian bahan baku, pencarian vendor, proses pengolahan, marketing, distribusi, ekspor-impor, semua membutuhkan data, analisis, dan riset. Bahkan, persaingan pasar juga membutuhkan data, analisis, dan riset untuk mengintip kekuatan-kelemahan pesaing (market intelligence), mempelajari strategi kompetitor, mengakuisisi pelanggan, mempertahankan pangsa pasar, edukasi pasar, edukasi konsumen, brand awareness, dan lainnya.
Di era globalisasi dan digitalisasi seperti sekarang, data sudah dianggap sebagai komoditas yang dapat diperjualbelikan secara profesional. Seluruh rantai bisnis industri (supply-demand chain) membutuhkan data untuk dapat mengambil keputusan yang tepat dan efisien.
Namun, di Indonesia sering terjadi pencarian data, analisis, dan riset sulit dilakukan karena terbatasnya akses informasi, ruang publik, ekosistem yang belum berkembang, serta ketiadaan forum/ajang interaksi jual-beli data. Karena itu, tidak heran, harga (nilai) sebuah data dapat melambung tinggi karena keterbatasan pasokan, sementara kebutuhan tergolong tinggi.
Ambil contoh, seorang CEO membutuhkan data pelanggan dari perusahaan pesaingnya untuk memperluas pasar. Tentu saja data pelanggan tersebut sangat sulit diraih, sehingga harga (nilai)-nya sangat mahal.
Karena itu, Duniaindustri.com merilis fitur terbaru datapedia marketplace (ajang jual-beli data dan kontes pencarian data) yang dapat menghubungkan korporasi ataupun perseorangan (user) yang membutuhkan data, analisis, ataupun riset dengan siapa pun yang memiliki data bernilai. Data dalam fitur ini dapat beragam mulai dari data marketing, data pelanggan, data produksi, data penjualan, tren pasar, pangsa pasar, ekspor-impor, utilisasi, hingga kontak perusahaan (foreign buyers), dan lainnya.
Data, analisis, riset tersebut dapat terkait seluruh sektor industri di Indonesia, dari industri keuangan seperti perbankan, multifinance, asuransi, reksadana, pasar modal, industri infrastruktur dan konstruksi, industri transportasi darat-udara-laut, industri pertanian (beras, jagung, gandum, sagu, dan lainnya), industri perkebunan (kelapa sawit, teh, kopi, kakao, tebu, tembakau, karet, dan lainnya), industri kehutanan, industri manufaktur (agro, tekstil, baja, petrokimia, makanan dan minuman, rokok, barang konsumsi, otomotif, elektronik, alas kaki, alat berat, perkapalan, pulp dan kertas, dan lainnya), industri ritel dan perdagangan, industri pertahanan, industri maritim, kelautan, dan perikanan, industri teknologi dan informasi, industri pariwisata, industri perhotelan, industri properti, industri sumber daya mineral (batubara, nikel, timah, emas, bauksit, uranium, dan lainnya), serta sektor industri lainnya.(*)