Duniaindustri.com (Juni 2017) – PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), perusahaan consumer goods di Indonesia, berencana menambah investasi di Indonesia sebesar US$ 500 juta atau Rp 6,65 triliun untuk lima tahun mendatang. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memberikan apresiasi kepada Grup Unilever yang menyatakan komitmennya untuk terus meningkatkan investasi di Indonesia.
Sepanjang tahun 2010-2015, Unilever telah menanamkan modal di Tanah Air sebesar Rp 8,5 triliun. Saat ini, terdapat empat badan usaha dari Grup Unilever sebagai wujud investasi di Indonesia, yaitu PT Unilever Indonesia Tbk (Unilever Indonesia), PT Unilever Oleochemical Indonesia (PT UOI), PT Unilever Enterprises Indonesia (PT UEI), dan PT Unilever Trading Indonesia (PT UTI).
“Pada 2016, Chief Supply Chain Officer Unilever Global Marc Engel telah menandatangani komitmen investasi sebesar US$ 500 juta (setara dengan Rp 6,65 triliun) untuk lima tahun mendatang,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis.
Hal ini menanggapi tentang pertemuannya dengan Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk Hemant Bakshi di Kementerian Perindustrian, Jakarta, belum lama ini.
Airlangga menyebutkan, dalam pertemuan tersebut, Hemant menyampaikan perkembangan bisnis dan rencana investasi Unilever di Indonesia. Misalnya, pembangunan kantor pusat Unilever Indonesia seluas 50.000 m2 yang menerapkan konsep green office di kawasan BSD, Tangerang.
“Unilever juga akan mendukung kebijakan pemerintah dalam pemerataan ekonomi, seperti pelaksanaan program kemitraan dengan 9.000 petani kedelai hitam sebagai pemasok bahan baku untuk Kecap Bango,” ujarnya.
Kemudian, program pengembangan budidaya kelapa kerdil untuk mengembangkan industri gula kelapa guna memenuhi kebutuhan bahan baku Kecap Bango yang mencapai 100.000 ton per tahun.
Unilever akan menjalankan program digitalisasi untuk meningkatkan daya saing pasar tradisional di tengah menghadapi persaingan dengan pasar modern. Selanjutnya, Unilever akan turut mendorong pengembangan sumber daya manusia di Indonesia melalui program praktek kerja dan pemagangan nasional.
“Investasi industri berbasis konsumsi (consumer goods) itu masih menarik di Indonesia karena pertumbuhannya bagus,” tutur Airlangga. Bahkan, menurutnya, pertumbuhan industri manufaktur nasional merupakan kontribusi besar dari sektor-setor industri berbasis produk konsumsi (consumer goods) yang hingga saat ini kinerjanya terus tumbuh dan berkembang secara positif.
Hal senada juga disampaikan Hemant, yang meyakini pasar Indonesia masih akan tumbuh dalam jangka panjang karena didukung dengan populasi penduduk yang sangat besar. “Pasarnya masih menjanjikan, kami telah menjadi salah satu perusahaan fast moving consumer goods terdepan di pasar Indonesia,” ungkapnya.
Unilever Indonesia memiliki 39 brand yang terbagi dalam empat kategori, yakni personal care, home care, food dan refreshment. Perusahaan yang beroperasi sejak tahun 1933 ini telah menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 6.800 orang.
Sebanyak 99 persen produk Unilever Indonesia diproduksi di dalam negeri. Perusahaan tersebut juga memiliki sembilan pabrik yang berada di Cikarang dan Rungkut. Pada tahun 2016, seluruh pabrik Unilever Indonesia telah mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Total nilai ekspor Unilever pada tahun 2016 mencapai Rp 2,2 triliun dengan produk kosmetik mencapai 67 persen atau senilai Rp1,5 triliun. Negara tujuan ekspor Unilever antara lain Jepang, ASEAN, Australia, Afrika Selatan, Amerika Latin, Amerika Tengah, UAE, New Zealand, Hongkong, India, dan Belanda.(*/berbagai sumber/tim redaksi 06)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: