Duniaindustri.com (Oktober 2021) – Seiring pemulihan sektor bisnis pasca melandainya pandemi, minat korporasi untuk menggalang dana segar dari gelaran penawaran umum saham perdana (IPO) makin melonjak. Hal itu terlihat dari potensi jumlah emiten baru yang mencatatkan sahamnya (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini bisa mencapai 64 perusahaan atau melampaui target sebanyak 53 perusahaan. Potensi emiten baru tersebut juga lebih banyak dibandingkan realisasi tahun lalu yang mencapai 51 perusahaan.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menjelaskan, hingga 18 Oktober 2021, sudah ada 38 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa. “Total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 32,14 triliun,” kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (18/10).
Sedangkan dalam pipeline BEI, saat ini terdapat 26 perusahaan yang akan menggelar penawaran umum perdana (IPO) dan mencatatkan sahamnya. Dari 26 perusahaan itu, sebanyak dua perusahaan memiliki aset di bawah Rp 50 miliar. Lalu, sebanyak delapan perusahaan memiliki aset di antara Rp 50-250 miliar. Kemudian, sebanyak 16 perusahaan memiliki aset di atas Rp 250 miliar.
Dilihat dari sektornya, sebanyak dua perusahaan berasal dari sektor basic materials, dua perusahaan dari sektor industrials , satu perusahaan dari sektor transportasi dan logistik, dan lima perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals . Kemudian, delapan perusahaan dari sektor consumer cyclicals, satu perusahaan dari sektor teknologi, tiga perusahaan dari sektor energi, satu perusahaan dari sektor keuangan, satu perusahaan dari sektor properti dan real estat, serta perusahaan dari sektor infrastruktur.
Sebelumnya, Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi mengungkapkan, target pencatatan saham tahun ini bisa mencapai 53 emiten baru. Sedangkan tahun lalu, bursa mencatat total sebanyak 51 perusahaan atau lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 55 perusahaan. Berdasarkan nilai emisi, 51 emiten itu bisa menghimpun dana Rp 5,2 triliun atau jauh di bawah pencapaian tahun 2019 yang mencapai Rp 15 triliun.
IPO Mitratel
PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), akan menggelar penawaran umum perdana ( initial public offering /IPO) saham pada November tahun ini. Target dana IPO anak usaha BUMN ini berkisar US$ 1-1,4 miliar atau sekitar Rp 14-19,7 triliun.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, Mitratel adalah anak usaha BUMN yang paling siap IPO tahun ini ketimbang PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), anak usaha PT Pertamina. PGE masih harus menunggu waktu.
Arya meyakini IPO saham Mitratel akan sukses, mengingat fundamental perusahaan yang kuat di sektornya. “Mitratel kita tahu perusahaan dengan pemilik tower terbesar yang ada sekarang. Dan, ini akan menjadi bintangnya perusahaan tower di Indonesia,” tutur dia.
Menurut Arya, fundamental yang dimiliki oleh Mitratel dilihat dari aset dan layanan yang dimiliki oleh perseroan dan tidak dimiliki oleh perusahaan sejenis di sektor bisnis menara telekomunikasi.
Mitratel saat ini memiliki 28 ribu menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun, Arya mengatakan nilai tambah dari Mitratel bukan hanya kepemilikan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, namun juga didukung dengan jaringan kabel serat optik.
“Mereka punya kelebihan, dia di- support oleh fiber optik, sehingga tower-tower perseroan punya power yang kuat, tidak hanya sekadar radio. Mitratel kelebihannya di sana. Dari tower memang bisa diimbangi yang lain, tapi dari sisi fiber optiknya, Mitratel ini powerful,” ujar Arya.(*/berbagai sumber/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 239 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 239 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini: