Latest News
You are here: Home | Otomotif | Pandemi Bikin Perekonomian RI 2020 Menyusut -2,07%, Investasi dan Belanja Pemerintah Jadi Perhatian ke Depan
Pandemi Bikin Perekonomian RI 2020 Menyusut -2,07%, Investasi dan Belanja Pemerintah Jadi Perhatian ke Depan

Pandemi Bikin Perekonomian RI 2020 Menyusut -2,07%, Investasi dan Belanja Pemerintah Jadi Perhatian ke Depan

Duniaindustri.com (Februari 2021) – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju pertumbuhan ekonomi RI 2020 terkontraksi -2,07% dibandingkan 2019 secara kumulatif tahunan. Meski demikian, kontraksi secara periodikal makin mengecil, terlihat dari trend kuartalan yang menuju perbaikan.

Sepanjang 2020, belanja atau konsumsi pemerintah tercatat menjadi penopang utama yang tercatat tumbuh positif. Ke depan, belanja pemerintah dan investasi menjadi perhatian utama untuk menjadi mesin pertumbuhan ekonomi 2021.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan meski masih terjadi kontraksi namun tren negatif pertumbuhan ekonomi baik secara qtoq atau yoy pada triwulan IV 2020 mengalami perbaikan atau kian mengecil. Hal itu terlihat dari angka pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2020 sebesar -5,32 persen, kemudian di triwulan III 2020 sebesar -3,49 persen.

“Ada perbaikan meski belum sesuai harapan. Kami perlu evaluasi, mana yang bagus kemudian diperkuat,” ujarnya dalam konferensi pers virtual.

Tren perbaikan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2020 juga terjadi di beberapa negara mitra dagang Indonesia. Amerika Serikat (AS) pada triwulan IV 2020 pertumbuhan ekonominya membaik dari -2,8 persen menjadi -2,5 persen. Kemudian Singapura dari -5,6 persen menjadi -3,8 persen, Hongkong dari sebelumnya -3,6 persen menjadi -3 persen. Adapun mitra dagang yang tumbuh positif pada periode itu adalah Tiongkok dari 4,9 persen menjadi 6,5 persen sementara Vietnam dari sebelumnya 2,7 persen menjadi 4,5 persen.

Khusus perekonomian RI, berdasarkan kelompok pengeluaran, yang menjadi penentu utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2020 dibandingkan triwulan III 2020 adalah konsumsi pemerintah. Tercatat belanja pemerintah pada periode tersebut tumbuh positif sebesar 1,76 persen. Adapun kelompok pengeluaran lainnya mengalami kontraksi.

“Konsumsi pemerintah tumbuh posiitf 1,76 persen yang didorong oleh belanja barang dan jasa kecuali belanja perjalanan dinas. Ini dampak dari mekanisme PSBB (pembatasan sosial berskala besar) dan WFH (work from home). Jadi belanja pemerintah menjadi satu – satunya komponen pengeluaran yang tumbuh positif,” paparnya.

Proyeksi Kuartal I 2021

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memproyeksikan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 akan mengalami pertumbuhan di kisaran 1,6% sampai 2,1%. “Pemerintah menargetkan 2021 itu antara 4,5% sampai 5% dan kita berharap masih ada pertumbuhan solid pada kuartal I dengan range 1,6% sampai 2,1%,” katanya.

Menko Airlangga menyatakan proyeksi tersebut akan dicapai melalui upaya pemerintah untuk mendorong konsumsi rumah tangga di kisaran 1,3% sampai 1,8%. Konsumsi rumah tangga akan didorong melalui berbagai program perlindungan sosial serta vaksinasi terhadap 182 juta masyarakat agar tumbuh rasa aman dalam beraktivitas.

Kemudian konsumsi pemerintah yang pada kuartal I rendah yakni 3% sampai 4% akan didorong hingga mencapai 4% sampai 5%. “Kemudian yang kontraksi full year kemarin 4,1 persen, pemerintah berupaya agar ini bisa berbalik arah di jalur positif. Ini masih prognosa,” ujar Menko Airlangga.

Menurutnya, pemerintah masih memiliki beberapa tugas pada tahun ini untuk terus menjaga pemulihan ekonomi yakni salah satunya adalah mendorong ekspor dan impor.(*/berbagai sumber/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)

 

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 220 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 220 database, klik di sini
  • Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 16 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

Atau simak video berikut ini:

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top