Duniaindustri.com (Agustus 2016) – Pabrik baru Semen Manokwari dan Conch Semen, dua pemain baru di industri ini, dijadwalkan mulai beroperasi (pengujian operasional/comissioning) pada semester II 2016. Seiring dengan itu, pabrik baru dari sejumlah pemain existing seperti Semen Bosowa, Semen Tiga Roda, dan Semen Indonesia juga akan mulai uji operasional pada semester II tahun ini.
Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyatakan enam pabrik semen dengan kapasitas sebesar total 13,1 juta ton siap beroperasi pada semester II tahun ini. “Enam pabrik tersebut milik Semen Bosowa, Semen Tiga Roda, Conch Semen, Semen Indonesia, dan Semen Manokwari. Pada semester II ada empat unit pabrik yang sedang melakukan comissioning (pengujian operasional),” kata Ketua Umum ASI, Widodo Santoso, kepada pers.
Widodo mengatakan, pabrik baru Semen Bosowa yang tengah melakukan comissioning, memiliki kapasitas 2,5 juta ton, sementara pabrik Semen Tiga Roda 4,4 juta ton, dan Conch Semen yang berlokasi di Kalimantan Selatan sebanyak 1,7 juta ton. Sementara dua pabrik baru yang bakal comissioning pada November mendatang, yakni Semen Indonesia memiliki kapasitas produksi hingga 3 juta ton, dan Semen Manokwari 1,5 juta ton.
“Dengan demikian, pada tahun ini kapasitas produksi semen nasional akan meningkat tajam dengan tambahan sekitar 13,1 juta ton,” papar dia.
Adanya penambahan kapasitas produksi tersebut, lanjut Widodo, diharapkan disertai dengan peningkatan permintaan semen nasional. Pasalnya, produsen semen nasional akan mengalami kelebihan produksi yang sangat besar, baik untuk clinker maupun semen.
“Diharapkan tidak ada lagi impor semen dan clinker yang masuk, karena produksi dalam negeri lebih dari cukup. Kualitas semen dalam negeri juga sangat bagus dan bisa diandalkan,” ujarnya.
Widodo menambahkan, hingga semester I tahun lalu, permintaan semen di dalam negeri mencapai 29,48 juta ton, naik 3,1% menjadi 29,48 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Pertumbuhan penjualan semen, ditopang dari tingginya permintaan di luar Pulau Jawa. Sejumlah proyek infrastruktur seperti pembangunan smelter dan power plant di luar Jawa terus berjalan, sehingga membutuhkan konsumsi semen yang cukup besar,” tutur Widodo.
Pasar Semester I
Penjualan semen di Sulawesi di semester I 2016 tumbuh tertinggi dibanding daerah lain di Indonesia. Penjualan semen di Sulawesi naik 24,8% menjadi 2,54 juta ton pada semester I 2016 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 2,03 juta ton, berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI).
Kontribusi penjualan semen di Sulawesi terhadap total pasar semen secara nasional juga tumbuh menjadi 8,6% di semester I 2016 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 7,1%.
Penjualan semen di Sulawesi memimpin pertumbuhan pasar, disusul Maluku dan Papua (+16,9%), Sumatera (+6,9%), Nusa Tenggara (+2,1%), Pulau Jawa (+1,3%). Sementara penjualan semen di Kalimantan anjlok -16% di semester I 2016 menjadi 2 juta ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 2,38 juta ton.
Penjualan semen di Pulau Jawa tercatat tumbuh tipis 1,3% menjadi 16,24 juta ton di semester I 2016 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 16,02 juta ton. Secara nasional, penjualan semen di semester I 2016 tumbuh 3,1% menjadi 29,48 juta ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 28,59 juta ton.
Khusus di Pulau Jawa, menurut data ASI, beberapa daerah mencatatkan pertumbuhan penjualan dipimpin Jawa Tengah (+10,7%), Jawa Timur (+8%), dan Jawa Barat (+0,5%). Sedangkan penjualan semen di DKI Jakarta turun -11%, demikian juga Yogyakarta -1%.
Duniaindustri.com menilai kenaikan penjualan semen domestik pada semester I 2016 mengisyaratkan sentimen positif terhadap industri ini, meski masih dibayangi persaingan ketat dengan pemain baru dan kondisi kelebihan pasokan. Para pemain semen existing berupaya mempercepat ekspansi domestik serta merambah pasar baru di Asia Selatan guna mengimbangi persaingan dan fluktuasi penjualan semen domestik.(*/berbagai sumber/tim redaksi 02)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: