Duniaindustri.com (Februari 2015) – PT Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI), emiten produsen Sari Roti, memperluas bisnis roti ke Filipina dengan membentuk perusahaan patungan dengan mitra Monde Nissin Corporation. Emiten penguasa pasar roti di Indonesia itu membenamkan investasi sekitar US$ 6,87 juta untuk mendirikan anak usaha baru melalui kerjasama patungan (joint venture/JV) bersama Monde Corp.
Sri Mulyana, Sekretaris Perusahaan Nippon Indosari, mengatakan perusahaan patungan tersebut bergerak di bidang industri makanan dengan nama Sarimonde Foods Corporation (SFC). “Perseroan akan memiliki kepemilikan 55% dalam perusahaan patungan tersebut,” kata dia dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia.
Nippon Indosari dan Monde Corp telah melakukan penandatangan perjanjian pembentukan perusahaan patungan pada 18 Februari 2016. Perseroan akan menyetor dana US$ 6,87 juta atau memiliki jumlah saham 3.251.875 lembar. Sedangkan Monde Nissin Corporation akan memiliki 44% atau 2.660.625 lembar saham dan menyetor modal US$ 5,625 juta.
Dana untuk menyetor modal tersebut, lanjut dia, dialokasikan dari kas internal perseroan. Pendirian anak usaha tersebut merupakan upaya perseroan untuk memperluas pangsa pasarnya.
Monde Nissin Corporation bukan merupakan pihak yang terafiliasi dengan perseroan. Sri menambahkan, penandatangan perjanjian patungan dan transaksi pendirian usaha patungan tersebut bukan merupakan transaksi material.
Filipina menjadi pasar yang sangat menarik untuk dijadikan area ekspansi luar negeri Sari Roti karena memiliki populasi penduduk yang sangat besar dengan total populasi penduduk mencapai sekitar 101 juta jiwa.
Selain itu, Filipina juga punya profil demografi yang tidak berbeda dengan Indonesia, di mana 60% dari populasinya berusia di bawah 30 tahun, memiliki kelas ekonomi menengah yang terus meningkat, dan memiliki tren untuk mengkonsumsi makanan sehat dan praktis. “Perusahaan patungan itu akan membangun pabrik yang diharapkan mulai beroperasi secara komersial pada 2017,” jelas dia.
Menurut penelusuran data Duniaindustri.com, Nippon Indosari menguasai pasar roti di Indonesia dengan pangsa terbesar yakni 75%, disusul merek Buana 2,5%, Majestyk 2%, Breadtalk 2%, dan sisanya produsen lain.
Pasar Roti Indonesia
Pasar industri roti di Indonesia cukup besar dengan menawarkan pertumbuhan rata-rata tahunan yang cukup tinggi. Berdasarkan data Euromonitor International, pasar roti di Indonesia pada 2013 diperkirakan mencapai Rp 4,6 triliun atau sekitar 43,2 miliar yen dengan tingkat pertumbuhan rata-rata majemuk tahunan (CAGR) sebesar 13% dari 2008-2013.
Tingginya pertumbuhan itu disebabkan konsumsi roti di negeri ini tergolong masih rendah dibanding negara-negara lain, sehingga menyimpan potensi besar ke depan. Indonesia merupakan salah satu negara Asia dengan konsumsi roti per kapita terendah berdasarkan jumlah & penjualan pada tahun 2010 (1,7 kilogram per tahun per kapita & US$ 1,5 per tahun) dibanding Singapura (14,7 kilogram per tahun per kapita & US$ 31,1 per tahun), Tiongkok (13,1 kilogram per tahun per kapita & US$ 25,2 per tahun), Jepang (9,9 kilogram per tahun per kapita & US$ 34,3 per tahun).
Menyadari hal itu, Ajinomoto Co Inc, produsen bahan makanan asal Jepang, merangsek pasar roti di Indonesia dengan membuat entitas baru. Perseroan melalui anak usahanya, yakni Ajinomoto SEA Regional Headquarters Co Ltd dan Ajinomoto Bakery Co Ltd, akan masuk ke pasar roti Indonesia dengan mendirikan parusahaan baru bernama PT Ajinomoto Indonesia Bakery (ABI) yang akan bergerak di bidang pengembangan, produksi, dan pemasaran roti beku yang dijadwalkan mulai beroperasi pada Agustus 2016.
Menurut manajemen perusahaan seperti dikutip dari situs resmi perseroan, selain untuk mempercepat bisnis bahan makanan di Indonesia, alasan Ajinomoto melakukan ekspansi ke segmen roti di Indonesia antara lain karena Indonesia memiliki jumlah populasi penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata 6% per tahun pada 2010-2014.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil, budaya diversifikasi makanan serta konsumsi roti ikut menyebar dengan cepat. “Dengan adanya potensi tersebut, Ajinomoto Indonesia Bakery (ABI) berencana masuk segmen pasar roti di Indonesia dengan memproduksi jenis roti beku bernilai tambah yang sampai saat ini belum banyak diproduksi di Indonesia,” kata manajemen perusahaan dalam situs resminya.
Produk roti yang dihasilkan Ajinomoto Indonesia Bakery nantinya akan dipasarkan di wilayah Jakarta oleh PT Ajinomoto Sales Indonesia dengan target konsumen dari kelas menengah. Dengan ekspansi tersebut, Ajinomoto Indonesia Bakery menargetkan bisa mencapai penjualan bersih sebesar Rp 193,5 miliar atau sekitar 1,8 miliar yen pada tahun fiskal 2020.
Ajinomoto Co merupakan salah satu perusahaan Jepang yang memiliki sejarah panjang bisnis di Indonesia. Perseroan mulai masuk di Indonesia pada 1969 dengan berdirinya PT Ajinomoto Indonesia meluncurkan produk penyedap rasa merek AJI-NO-MOTO. Sejak itu, perusahaan terus berkembang dengan beberapa produk seperti Masako, Sajiku, SAORI, dan Mayumi.(*/berbagai sumber/tim redaksi 01)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: