Duniaindustri.com (Oktober 2013) – PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA), produsen ban lokal, meraih fasilitas pinjaman senilai US$ 170 juta atau sekitar Rp1,96 triliun dari PT OCBC NISP Tbk (NISP). Utang baru itu akan digunakan untuk refinancing utang lama dan modal kerja.
Presiden Direktur Multistrada Pieter Tanuri kepada pers mengatakan pinjaman yang diberikan ini memiliki tenor 8 tahun dengan tingkat suku bunga LIBOR sekitar 4,25%.”Penggunaan dana pinjaman ini sebagian besar akan digunakan untuk membayar utang sindikasi dengan total outstanding sekitar US$ 110 juta yang akan jatuh tempo pada 2016 dan 2017,” katanya.
Sisanya akan digunakan membiayai modal kerja dan peningkatan kapasitas produksi. “Diharapkan dengan adanya pinjaman baru yang memiliki tingkat bunga lebih rendah dan tenor lebih panjang, perseroan dapat menghasilkan cash lebih banyak untuk dapat diinvestasikan kembali agar dapat terus berkembang dan berinovasi dalam industri ban nasional dan internasional sebagai pembangunanan merek global,” terangnya.
Hingga enam bulan pertama 2013, emiten Bursa Efek Indonesia berkode saham MASA ini berhasil membukukan penjualan ban mobil sebesar 3,7 juta ban, meningkat 6% dibandingkan periode serupa tahun sebelumnya. Sedangkan untuk ban motor yang berhasil dijual mencapai 2 juta ban atau mengalami peningkatan 21%. “Peningkatan volume penjualan itu terutama terjadi di pasar domestik,” papar Pieter.
Multistrada merupakan produsen ban lokal dengan merek Achilles, Corsa, Strada. Perseroan berkompetisi dengan pemain ban lainnya seperti PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), PT Goodyear Indonesia, PT Bridgestone Indonesia, dan lainnya. Bahkan, PT Astra Otoparts Tbk, produsen komponen otomotif, juga akan masuk ke sektor industri ban.
Pirelli & C SpA, raksasa produsen ban asal Italia, menambah nilai investasi hingga US$ 120 juta periode 2012-2014 bekerjasama dengan PT Astra Otoparts Tbk. Kerjasama kedua produsen komponen otomotif itu dilakukan dengan membangun pabrik di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang akan menyerap 750 pekerja baru.
Pirelli telah menandatangani kerja sama dengan PT Astra Otoparts Tbk antara Senior Vice President Pirelli Motor Business Unit Uberti Thun dan CEO Astra Otoparts Siswanto Prawiroatmodjo. Penandatanganan kerjasama disaksikan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Menteri Perindustrian MS Hidayat, dan Duta Besar Italia untuk Indonesia Federico Failla.
CEO Astra Otoparts Siswanto Prawiroatmodjo mengatakan, total investasi patungan periode 2012-2014 mencapai US$120 juta dengan target produksi ban di 2014 sebesar dua juta unit dan di 2017 mencapai tujuh juta unit. Kedua perusahaan itu akan membentuk perusahaan patungan dengan Pirelli sebagai pemegang saham mayoritas 60%, sisanya dimiliki Astra Otoparts.
Menurut Siswanto, lokasi pabrik baru berada di Jabodetabek dan diharapkan mulai dibangun kuartal IV 2012 di atas lahan sebesar 25 hektare. “Pabrik baru itu akan mempekerjakan 750 orang,” kata dia.
Ketika pabrik ini mulai beroperasi pada 2016, tiga juta ban akan diperdagangkan dengan merek Astra. Empat juta sisanya akan dijual dengan merek Pirelli atau Metlezer.
Sebelumnya, nilai investasi patungan Astra Otoparts dengan Pirelli & C SpA senilai US$ 90 juta pada 2012. Pabrik baru itu akan berkapasitas 7 juta unit ban motor per tahun.
Direktur Astra Otoparts Robby Sani mengatakan, pasar ban sepeda motor domestik terus berkembang pesat, sehingga kami berniat membangun pabrik ban dengan Pirelli.
Pirelli kini gencar berekspansi ke luar Eropa, terutama Amerika Latin. Selain itu, Pirelli juga membidik pasar-pasar potensial, seperti Asia. Saat ini, kata dia, perseroan sudah memiliki merek ban sendiri, yakni Aspira. Namun, perseroan tidak terlibat dalam proses produksi.
Selain itu, Aspira tidak dipasok ke segmen pemanufaktur motor (original equipment manufacturer/OEM), melainkan hanya ke pasar aftermarket. Ke depan, perseroan berniat memasok Pirelli ke pasar OEM. Hal ini akan dibicarakan setelah pembangunan pabrik rampung.
Dia menilai, pasar ban motor cukup prospektif, seiring terus meningkatnya penjualan motor domestik. Tahun ini, penjualan motor diprediksi menembus 8 juta unit, naik dibandingkan tahun lalu sekitar 7,3 juta unit.(Tim redaksi 01)