Duniaindustri.com (November 2021) – Belanja masyarakat mulai pulih pada akhir kuartal III 2021 seiring diberlakukannya relaksasi PPKM Darurat/Level. Setelah turun tajam di awal Juli 2021, belanja masyarakat kembali meningkat mulai awal Agustus 2021 dan saat ini sudah kembali ke level periode prapandemi.
“Dibanding Q2 2021, belanja masyarakat pada Q3 2021 mengalami kontraksi sebesar 19% (qoq). Namun, terhadap kuartal yang sama tahun lalu, belanja masyarakat meningkat sebesar 8% (yoy),” kata Head of Mandiri Institute, Teguh Yudo Wicaksono, dalam keterangan tertulis, Selasa (2/11)
Keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi mulai terasa di akhir kuartal III 2021. Hal ini terlihat dari tren penurunan kasus baru Covid-19 yang diiringi dengan pemulihan belanja masyarakat. Penerapan PPKM Darurat/Level secara efektif mampu mengurangi mobilitas dan menekan kasus COVID-19, namun aktivitas ekonomi masyarakat masih mempunyai ruang untuk tetap berjalan.
Meskipun demikian, Mandiri Institute melihat adanya divergensi belanja masyarakat berdasarkan kelompok pendapatan. Sepanjang 2020, pemulihan belanja kelompok bawah dan menengah berjalan secara konsisten. Namun sejak Februari 2021, kelompok bawah pulih lebih lama dibandingkan kelompok menengah.
“Pandemi mengubah pola belanja masyarakat. Selama pandemi, belanja terkait kesehatan (medical) mengambil porsi cukup besar, sementara belanja terkait dengan fesyen menjadi lebih kecil,” ujar Teguh.
Secara umum, data menunjukkan adanya sinyal pemulihan di tengah penurunan kasus COVID-19. Hal ini menunjukkan bahwa keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi dapat dicapai, dimana salah satu faktor kuncinya adalah program vaksinasi nasional yang semakin masif dan merata.
Tantangan terbesar adalah mempertahankan keseimbangan ini ke depan. Monitoring mobilitas, kasus dan kondisi ekonomi secara reguler dan mutakhir amat diperlukan.
“Selain itu, distribusi vaksin dan proses tes dan tracing agar dilakukan lebih baik dan cepat, dengan biaya PCR/antigen yang lebih terjangkau,” ungkap Teguh.
Sebelumnya, kinerja penjualan eceran sepanjang September 2021 diperkirakan melanjutkan tren perbaikan, menurut data survei Bank Indonesia. Hal itu tercermin dari indeks penjualan riil (IPR) pada periode tersebut yang mencapai 190,3 poin. Meski masih terkontraksi, besarannya terus mengecil secara tahunan.
Kepala Grup Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Muhammad Nur, mengatakan hasil survei yang dilakukan BI menunjukkan, secara tahunan pertumbuhan penjualan eceran September 2021 diperkirakan -1,8 persen (year-on-year). Angka itu lebih baik dibandingkan Agustus 2021 yang mengalami kontraksi -2,1 persen.
“Perbaikan ini terutama didorong kenaikan penjualan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat,” kata Muhammad Nur, di Jakarta, Senin (11/10).
Sementara itu secara bulanan, IPR September 2021 diperkirakan tumbuh -1,1 persen (month-to-month). Kelompok yang mengalami penurunan, terutama cuku cadang dan aksesori, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Dari sisi harga diperkirakan tekanan inflasi pada November 2021 dan Februari 2022 akan meningkat. Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) November 2021 dan Februari 2022 masing-masing sebesar 124,8 poin dan 138,7 poin, dipengaruhi kenaikan harga bahan baku yang masih terjadi. “Ini lebih tinggi dibandingkan 123 poin dan 134,2 poin pada periode sebelumnya,” papar dia.
Sementara itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode September 2021 mencapai 95,5 poin, naik tinggi dibanding 77,3 poin pada bulan sebelumnya, menurut hasil survei Bank Indonesia. Peningkatan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh membaiknya mobilitas masyarakat, sejalan dengan pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas pada periode survei.
“Peningkatan IKK terjadi pada seluruh kategori pengeluaran, tingkat pendidikan, dan kelompok usia. Secara spasial, IKK meningkat di seluruh kota yang disurvei, tertinggi di kota Pontianak, diikuti Bandung dan Makassar,” ungkap Kepala Grup Departemen Komunikasi BI, Muhamad Nur.
Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi mendatang terpantau berada pada area optimis (>100). Penguatan ekspektasi konsumen didukung oleh kenaikan pada seluruh aspek pembentuknya. Yaitu ekspektasi penghasilan, ekspektasi ketersediaan lapangan kerja, dan ekspektasi kegiatan usaha.
“Optimisme terhadap kondisi ekonomi mendatang ini didorong oleh perbaikan mobilitas sejalan dengan relaksasi kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat,” ujarnya. (*/berbagai sumber/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 242 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 242 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini: