Latest News
You are here: Home | Umum | Menyoroti Kabinet Pemerintahan Baru, Menagih Arsitektur Kelembagaan Efektif
Menyoroti Kabinet Pemerintahan Baru, Menagih Arsitektur Kelembagaan Efektif

Menyoroti Kabinet Pemerintahan Baru, Menagih Arsitektur Kelembagaan Efektif

Duniaindustri.com (Mei 2024) — Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun ke tahun belakangan ini dinilai terus mengalami stagnasi. Sejumlah ekonom menilai kondisi itu bisa jadi salah satu alasannya karena minimnya efektivitas tata kelola pemerintahan yang berdampak terhadap capaian target pertumbuhan ekonomi.

Kabinet koalisi yang besar memang akan menguntungkan bagi presiden terpilih untuk memperlancar program-programnya. Tetapi itu juga indikasi akan lumpuhnya check and balances di parlemen. Backsliding democracy antara lain tercipta dari tiadanya resistensi parlemen terhadap segala kebijakan eksekutif, termasuk di bidang ekonomi.

Demikian benang merah dari diskusi publik Indef bertajuk ”Kabinet Rasa Politik atau Profesional? Menagih Arsitektur Kelembagaan Efektif” yang digelar Rabu, 1 Mei 2024.

Dalam kesempatan itu, Dr Imaduddin abdullah (Ekonom/Peneliti Center of Food, Energy, and Sustainable Development, INDEF) memaparkan beberapa indikator ekonomi Indonesia masih tertinggal dibanding negara lain, misalnya segi produktivitas dari nilai tambah dibagi pekerja Indonesia masih tertinggal di bawah negara lain seperti Malaysia. Produktivitas sektor industri kita justru di bawah negara berpendapatan menengah, dan selevel dengan negara low midle income.

“Daya saing sektor manufaktur juga rendah, dengan indikator Review Component Advantage (RCA). RCA =1 dianggap memiliki comparative advantage dibanding negara-negara lain. Pada tahun 2000 Indonesia masih selevel dengan Vietnam tapi RCA Indonesia ternyata masih di bawah 1 yang berarti daya saing ekspor terbilang rendah,” katanya.

Di bidang Green Opportunities dan Hilirisasi Industri, Intensitas negara-negara maju untuk mengintervensi sektor industrinya semakin kuat terutama bagi mineral dan produk-produk turunannya. Hilirisasi Indonesia di sektor mineral akan semakin mendapat resistensi dan persaingan semakin kuat dari negara-negara maju. “Karenanya, dibutuhkan kabinet yang tidak hanya capable, tapi juga memiliki akuntabilitas dan respon yang kuat,” jelasnya.

Andry Satrio Nugroho (Kepala Center of Industry, Trade, and Investment, INDEF) menilai secara efektivitas, tata kelola pemerintahan Indonesia dibanding negara ASEAN lain berada di ranking kedua terendah. Padahal, Institusi dan tata kelola yang baik akan menstimulasi pertumbuhan ekonomi. Efektivitas pemerintahan juga secara signifikan memberikan efek positif terhadap pertumbuhan ekonomi. “Oleh karena itu, susunan kabinet akan menjadi cerminan seberapa efektif pemerintahan akan dijalankan,” jelasnya.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun ke tahun belakangan ini terus mengalami stagnasi, bisa jadi salah satu alasannya karena minimnya efektivitas tata kelola pemerintahan yang berdampak terhadap capaian target pertumbuhan ekonomi.

“Kabinet koalisi yang besar, memang akan menguntungkan bagi presiden terpilih untuk memperlancar program-programnya. Tetapi itu juga indikasi akan lumpuhnya check and balances di parlemen. Backsliding democracy antara lain tercipta dari tiadanya resistensi parlemen terhadap segala kebijakan eksekutif,” jelasnya.

Dukungan koalisi yang besar juga otomatis akan menciptakan kabinet yang besa dan karenanya, membutuhkan ruang fiskal yang lebih besar. Kabinet Prabowo – Gibran kemungkinan akan didominasi oleh politisi, karena 1) Politisi dapat memegang Kementerian non-ekonomi agar kepercayaan pasar dan pelaku usaha tetap terjaga; dan 2) Komposisi koalisi perlu terjaga hingga akhir periode.

Sementara Dr. Tauhid Ahmad (Ekonom Senior INDEF) menyoroti untuk menyusun arah kebijakan pemerintahan, harus melihat apa yang akan terjadi di depan. Ada beberapa peluang, namun tahun 2025 juga masih ada stagnasi ekonomi global 3,1-3,2%. Pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju mitra dagang Indonesia juga belum tumbuh signifikan, di mana USA alami penurunan ekonomi. Eskalasi di Timur Tengah masih terus dipantau pengaruhnya terhadap situasi ekonomi global.

“Siapapun yang akan jadi menteri diperkirakan kebingungan, jika tidak bisa mendinamisir situasi ekonomi di tengah suku bunga global yang masih relatif tinggi (The Fed). Itu akan berpengaruh besar terhadap suku bunga dalam negeri dan nilai tukar,” jelasnya.

Beberapa tren komoditas domestik agak membaik seperti batubara yang alami kenaikan harga, begitu pula minyak sawit, minyak mentah. Tetapi nikel justru turun harga. Hal-hal itu adalah tantangan bagi sosok menteri ekonomi kelak.

Dan Prof Dr Didik J Rachbini (Ekonom Senior Indef) menjelaskan ditinjau dari perilaku politik kita terjebak ke dalam perilaku budget maximizer akut. Perilaku itu sebenarnya wajar jika seorang politisi terpilih maka dia pasti akan memaksimumkan budget dalam mensejahteraan konstituennya (teori rasional choice ; ekonomi politik).

“Dalam pasar yang sehat, ekonomi akan tumbuh disertai inovasi yang berkembang. Tapi dalam pasar yang sakit, akan tejadi berbagai masalah kesenjangan ekonomi, kemiskinan, social chaos, dll,” paparnya.
Perilaku budget maximizer akan terjadi pada situasi politik Indonesia yang mengalami backsliding democracy akut. Akibatnya, check and balances lumpuh di masa Jokowi. “Apakah situasi itu berlanjut ke depan? Jika koalisi kekuasaan kembali ke angka 80% menguasai parlemen, maka political market tidak akan sehat. Akan kembali muncul politisi demagog, yang mementingkan dirinya sendiri,” paparnya.

Perilaku politisi demagog, di antaranya menteri-menteri dari partai politik cenderung akan menggunakan kekuasaannya menjadi predator anggaran.(*/tim redaksi 09/Safarudin/Indra)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 291 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 291 database, klik di sini
  • Butuh 28 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 20 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 21 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 7 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

Atau simak video berikut ini:

Contoh testimoni hasil survei daerah:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top