Duniaindustri.com (September 2023) — Praktik predatory pricing di platform media social commerce benar-benar mulai menghancurkan industri di dalam negeri terutama produk tekstil di Jawa Barat (Jabar). Industri tekstil bahkan UMKM yang memproduksi produk tekstil kini mengalami penurunan permintaan sehingga menekan omsetnya.
Bahkan tak sedikit pelaku UMKM di sektor tekstil di wilayah Jabar yang akhirnya harus melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Salah satu contohnya di kabupaten Bandung, Kecamatan Majalaya, Jawa Barat yang merupakan kawasan usaha pertekstilan yang kini mulai berkurang produksinya. Penurunan produksi ini terjadi sejak lebaran hingga saat ini.
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyatakan telah mendapat banyak masukan dan juga fakta di lapangan yang menunjukkan bahwa jual beli secara online yang dilakukan via media sosial live telah menggerus pangsa pasar produk dalam negeri. Parahnya harga yang ditawarkan tidak masuk akal karena mayoritas merupakan produk impor.
“Saya mendapat informasi ada indikasi marak impor pakaian jadi maupun produk tekstil yang tak terkendali. Harga yang murah ini adalah predatory pricing di platform online, memukul pedagang offline dan dari sektor produksi konveksi juga industri tekstil dibanjiri produk dari luar yang sangat murah,” kata Teten dalam keterangannya, Senin (25/9).
Menurut Teten, banjirnya produk tekstil impor dengan harga yang sangat murah terjadi karena didorong adanya aturan safeguard yang tidak berjalan sebagaimana mestinya. Untuk itu, pemerintah akan berupaya untuk membenahi dan berkoordinasi dengan Menteri Sekretaris Negara untuk merumuskan kebijakan proaktif agar industri dalam negeri terlindungi.
“Sebab sekali lagi, kewenangan ini ada di Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Presiden Jokowi pun sudah mengatakan secepatnya ada Undang-Undang yang mengaturnya. Presiden sudah menyampaikan akan meninjau kembali perdagangan online, yang dalam waktu dekat akan dibahas. Itu termasuk yang sudah kita usulkan Permendag Nomor 50 Tahun 2020 kan sudah selesai tinggal ditetapkan saja,” kata Teten.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jemmy Kartiwa Sastraatmaja mengatakan, saat ini perdagangan global memang sedang tidak baik-baik saja. China yang merupakan produsen atau manufaktur besar dunia, banyak barangnya yang tak terserap di negara-negara besar seperti di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa. Sehingga mereka berusaha mencari pasar baru yang trade barrier-nya lemah.
“Jangan sampai Indonesia hanya dijadikan market, karena Indonesia merupakan negara dengan populasi terbesar nomor empat dunia. GDP kita masih lebih baik dan inflasi Indonesia cukup terkontrol dibanding negara lain. Tak heran Indonesia dibidik menjadi salah satu pangsa pasar. Jika tidak pintar-pintar memasang trade barrier, ekosistem ini akan hancur berimbas ke hulu,” katanya.
Sementara itu Ketua Umum Ikatan Pengusaha Konveksi Bandung ( IPKB ), Nandi Herdiaman menambahkan, adanya serangan impor yang harganya di bawah pasar, mendorong rendahnya permintaan termasuk yang terjadi di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Hal ini menjadikan pelaku usaha dalam negeri banyak yang menjerit akibat pemasukan dengan biaya operasional tidak sebanding.
“Imbasnya terjadi penurunan produksi bukan cuma 1 atau 2 pabrik, bahkan ribuan. Ditambah dampak pengangguran bahkan hingga jutaan,” ucapnya.(*/berbagai sumber/tim redaksi 09/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 277 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 277 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini:
Contoh testimoni hasil survei daerah: