Latest News
You are here: Home | Umum | Menkeu Ungkap 40% BUMN yang Disuntik PMN Justru Merugi
Menkeu Ungkap 40% BUMN yang Disuntik PMN Justru Merugi

Menkeu Ungkap 40% BUMN yang Disuntik PMN Justru Merugi

Duniaindustri.com (Desember 2021) – – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkap fakta yang mencengangkan bahwa sebanyak 40% BUMN yang mendapatkan suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) periode 2005-2021 justru masih merugi. Bahkan, 68% BUMN penerima penyertaan modal negara (PMN) itu terancam bangkrut karena tumpukan utang dan kerugian operasional.

Dari data Kementerian Keuangan, jumlah utang BUMN penerima suntikan dana APBN di atas rata-rata 55%. Sementara itu, 40% BUMN penerima PMN juga mencatat kerugian. “BUMN ini 60% mendatangkan laba dan sisanya rugi,” ujar Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI perihal membedah kinerja BUMN penerima PMN tahun 2020, dikutip Jumat (17/12/2021).

Namun sayangnya, Sri Mulyani tidak menjelaskan secara detail BUMN mana saja yang termasuk 40% persen yang merugi itu. Dia hanya meminta agar kinerja BUMN bisa maksimal jika mendapatkan PMN. “Ini menjadi salah satu buat kami untuk memperhatikan, makanya sebagian kemudian diminta untuk scale down (menurunkan) atau dilakukan PMN dan menyehatkan kembali agar tidak over leverage,” kata dia.

Saat ini, Kementerian Keuangan telah menggelontorkan dana dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN). Tujuan penambahan PMN yang telah diberikan kepada BUMN dengan nilai total Rp361,3 triliun.  PMN tersebut digunakan untuk pendirian BUMN sebesar Rp3 triliun dibagi kepada Pembiayaan dan Penjaminan Infrastruktur sebesar Rp2 triliun dan Pembiayaan Perumahan Rp1 triliun.

Sementara restrukturisasi BUMN senilai Rp12,7 triliun yang dibagikan kepada 17 perusahaan pelat merah. Lalu, untuk peningkatan kinerja BUMN sebesar Rp345,6 triliun yang dibagi kepada delapan sektor. Pembiayaan ekspor sebesar Rp23,7 triliun, penyediaan kredit mikro sebesar Rp24,01 triliun, kedaulatan pangan sebesar Rp11,45 triliun, dan pembangunan infrastruktur dan konektivitas Rp184,17 triliun.

Tingginya perhatian publik terhadap utang BUMN sebenarnya bukan sebuah rahasia lagi. Sejumlah BUMN yang tercatat di bursa saham memang melaporkan tumpukan utang yang terbilang jumbo. Dua di antara BUMN yang tercatat masih mempunyai utang jumbo adalah PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).

Waskita Karya per September 2020 melaporkan total liabilitas atau utang yang harus dibayarkan sebesar Rp91,86 triliun, terdiri dari utang jangka pendek Rp38,79 triliun dan utang jangka panjang Rp53,07 triliun. Dari laporan keuangan konsolidasian Waskita Karya mencatatkan kerugian bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp7,3 triliun. Hal ini utamanya disebabkan oleh peningkatan beban pinjaman dari investasi jalan tol, penurunan produktivitas proyek, serta beban operasi yang cukup besar akibat Pandemi Covid-19.

Produktivitas Waskita pada tahun 2020, yang diukur dengan rasio order book burn rate to sales, hanya mencapai 24,6%. Capaian tersebut jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2019 dimana rasio burn rate dapat mencapai 35%.

Adapun nominal PMN yang diterima Waskita hingga 2021 mencapai Rp7,90 triliun. Penyertaan modal inipun ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 116 Tahun 2021 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero).

Sedangkan Garuda Indonesia mencatatkan utang sebesar USD9,8 miliar atau setara Rp139 triliun. Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2020, maskapai pelat merah ini membukukan rugi bersih sebesar USD 2,44 miliar atau sekitar Rp 35,38 triliun pada 2020. Kerugian di masa pandemi itu meningkat 61,74 persen dari kerugian Garuda Indonesia pada 2019 yang tercatat sebesar 38,93 juta dollar AS atau sekitar Rp 564 miliar. Padahal, pada 2020 maskapai penerbangan pelat merah itu memperoleh PMN sebesar Rp 8,5 triliun.(*/berbagai sumber/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 245 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 245 database, klik di sini
  • Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

Atau simak video berikut ini:

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top